Kesalahan Umum Soal CSR #9: Setelah Sampai Konsumen, Tak Ada Lagi CSR

Mar 01, 2013 No Comments by

Artikel ini merupakan penggalan dari artikel yang berjudul: Dari “CSR” Menuju CSR, Berbagai Kesalahan Umum tentang CSR dan Sumbangan Pemikiran untuk Meluruskannya, Penulis: Jalal (A+ CSR Indonesia), Tom Malik (Indonesia Business Link).

Dalam perkembangan awal, seluruh perusahaan membatasi CSRnya sampai di tangan salah satu pemangku kepentingan terpenting: konsumen. Belakangan, setelah sampai tangan konsumen, perusahaan yang bersungguh-sungguh ingin memberikan kepuasan kepada mereka manambahkan after sales service. Garansi produk adalah salah satu bentuk dari jasa itu. Kalau konsumen mengajukan keberatan atas mutu produk sampai batas waktu tertentu—pada beberapa kasus ada “life time guarantee”—maka konsumen berhak atas pengembalian, perbaikan atau penggantian.

Kini, banyak literatur—terutama yang berhubungan dengan aspek lingkungan, seperti karyakarya Stuart Hart dan Andrew Hoffman—yang menyatakan bahwa bentuk CSR tertinggi adalah product stewardship. Ini berarti bahwa perusahaan yang menghasilkan produk harus memikirkan bagaimana produk tersebut aman bagi lingkungan hingga masa gunanya selesai.

Untuk perusahaan yang memproduksi barang konsumsi seperti makanan, minuman, atau keperluan kamar mandi, misalnya, konsekuensi dari pendirian ini adalah bahwa perusahaan wajib memikirkan bukan hanya proses pembuatannya yang ramah lingkungan, melainkan juga bagaimana sampah yang berasal dari pembungkusnya dikelola. Sebelum diproduksi, pilihanpilihan pembungkus yang ramah lingkungan harus diambil. Sesudah terjual, perusahaan juga wajib—setidaknya turut serta—mengelola sampah yang dihasilkan. Reduce, reuse dan recycle adalah cara untuk melakukan hal ini. Perusahaan yang tidak.melakukan pengelolaan dampak hingga masa pakai produksinya habis (end life cycle) kini tidak bisa lagi dianggap telah sempurna menjalankan CSRnya. Hal ini, sebagai contoh, dilakukan oleh industri high tech yang mengelola limbah elektronik (e-waste) seperti komputer, battery atau semi-conductor yang sering kali mengandung logam berat beracun seperti timbal, merkuri dan cadmium.

Artikel selengkapnya dapat didownload pada halaman Unduh kategori Literasi.

Bentuk Penggalangan, Mobilisasi Sumberdaya

About the author

lingkarLSM hadir untuk menemani pertumbuhan. Kami mengidamkan masyarakat sipil yang jujur dan punya harga diri. Kami membayangkan ribuan organisasi baru akan tumbuh dalam tahun-tahun perubahan ke depan. Inilah mimpi, tujuan dan pilihan peran kami. Paling tidak, kami sudah memberanikan diri memulai sebuah inisiatif; dan berharap langkah kecil ini akan mendorong perubahan besar.
No Responses to “Kesalahan Umum Soal CSR #9: Setelah Sampai Konsumen, Tak Ada Lagi CSR”

Leave a Reply