lingkarlsm?

Organisasi masyarakat sipil telah tumbuh dan menyesuaikan dirinya bersamaan dengan perkembangan dinamika Indonesia pada periode transisi setelah Orde Baru runtuh. Periode transisi yang kemudian diwarnai tumbuhnya ‘seribu tunas’, tumbuhnya organisasi-organisasi masyarakat sipil baru, dengan keberagaman posisi, bentuk dan issu.

Diam-diam, kini, musim semi mulai berakhir. Peta dan kondisi global dalam waktu yang teramat singkat telah begitu berubah. Indonesia bukan lagi urutan teratas dalam daftar sasaran pada lembaga donor. Kekuatan sumber daya donor juga mulai harus dikalkulasi ulang. Donor klasik mulai mengurangi anggaran bantuannya sembari menggeser fokus areanya ke wilayah Indo-Cina, Amerika Selatan, sebagian Eropa Timur, negara Commonwealth di benua Afrika dan yang terbaru: wilayah Arab serta Timur Tengah. Donor kini fokus pada issu-issu payung, semacam REDD+, HIV/AIDS, LGBT, ICT serta paket issu terbaru kini adalah: Green Economic. Krisis ekonomi AS dan negara-negara Eropa juga diyakini akan turut menyumbangkan ketidakpastian pola bantuan di masa depan.

Berbagai situasi tersebut merupakan stimulus perubahan. Apakah tumbuhnya ‘sejuta tunas’ yang baru lainnya akan terhambat? Tidak, pasti.

Dukungan sumber daya bersumberkan dana CSR, atau dukungan swadaya komunitas serta hasil penggalangan dana publik akan menjadi celah alternatif. Tunas-tunas baru tetap akan tumbuh, bersama dimulainya perkembangan pola musim baru. Pola di mana organisasi masyarakat akan memiliki akar dan menjadi bagian masyarakat itu sendiri. Tunas-tunas baru yang seharusnya beragam dan mandiri. Kemandirian masyarakat tidak bisa diciptakan, seluruhnya harus dimulai dengan niat dan rasa dalam diri sendiri.

Akuntabilitas dan transparansi organisasi,

berpondasikan keseluruhan sendi tata kelola organisasi, tidak hanya ‘soal keuangan’ belaka.

lingkarLSM percaya akuntabilitas dan transparansi tetap akan menjadi kunci perolehan kepercayaan publik. Kepercayaan publik-lah yang akan menjadi tiang penopang keberlanjutan organisasi. Jika publik telah meletakkan kepercayaan dan harapannya, serta merasakan manfaat penuh dari aktivitas organisasi, maka organisasi tersebut menjadi layak untuk dipertahankan oleh masyarakat itu sendiri.

Akuntabilitas organisasi, ternyata tidak melulu hanya bicara soal keuangan. Akuntabilitas organisasi dibangun berpondasikan masing-masing sendi dalam tata kelola organisasi. Proses pendirian, perencanaan, penggalangan sumber daya, pelaporan dan pengukuran akan ikut terlibat menentukan. Sekali lagi, akuntabilitas dan transparansi bukan hanya tergantung pada aspek keuangan belaka.


lingkarLSM hadir untuk menemani pertumbuhan. Kami mengidamkan masyarakat sipil yang jujur dan punya harga diri. Kami membayangkan ribuan organisasi baru akan tumbuh dalam tahun-tahun perubahan ke depan. Inilah mimpi, tujuan dan pilihan peran kami. Paling tidak, kami sudah memberanikan diri memulai sebuah inisiatif; dan berharap langkah kecil ini akan mendorong perubahan besar.