Kesalahan Umum Soal CSR #4: Organisasi CSR Cuma Tempelan

Jan 25, 2013 1 Comment by

Artikel ini merupakan penggalan dari artikel yang berjudul: Dari “CSR” Menuju CSR, Berbagai Kesalahan Umum tentang CSR dan Sumbangan Pemikiran untuk Meluruskannya, Penulis: Jalal (A+ CSR Indonesia), Tom Malik (Indonesia Business Link).

Banyak perusahaan yang mula-mula mengadopsi CSR merasa punya kebutuhan untuk membuat struktur baru, yang diberi nama-nama yang berhubungan dengan CSR. Pembuatan organisasi yang khusus sesungguhnya merupakan hal yang sangat menggembirakan, karena itu merupakan bukti komitmen perusahaan untuk menyediakan organisasi khusus, relatif independen dengan sumberdaya manusia yang bekerja secara terfokus. Tentu saja, komitmen seperti itu patut diacungi dua jempol. Namun yang kemudian menjadi pertanyaan adalah apakah benar bahwa CSR itu bisa dilaksanakan oleh bagian itu saja, sementara yang lain bisa berpangku tangan.

Membuat organisasi yang bolt on atau tempelan, bukan yang built in atau integratif, banyak dilihat sebagai sumber kesalahan besar dari perusahaan yang mencoba mengadopsi CSR pada tahapan awal. Secara sangat tegas, pakar CSR David Grayson dan Adrian Hodges menyatakan hal itulah yang membuat banyak manajemen CSR tidak berhasilguna. Alasannya sangat jelas, bahwa CSR merupakan ruh dari keseluruhan operasi perusahaan atau “how to make money,” bukan “how to spend money.”

Karenanya, seluruh bagian dalam perusahaan sesungguhnya juga terlibat dalam manajemen CSR. Bagian HR harus memilih dan menjaga pekerja yang sadar CSR selain menciptakan kondisi kerja yang aman dan nyaman; bagian keuangan harus memahami bagaimana proporsi sumberdaya untuk pencapaian berbagai aspek CSR dan juga menjalankan pengelolaan keuangan yang accountable, transparan dan jujur; bagian keamanan harus paham bagaimana berhubungan dengan pemangku kepentingan dalam perpektif CSR serta melaksanakan tugas

tanpa melanggar hak-hak orang lain, dan seluruh pekerja harus diupayakan menjadi “wakil” perusahaan berhubungan dengan pemangku kepentingan selain melaksanakan pekerjaan masing dengan jujur, peduli lingkungan dan berkesadaran sosial. Tentu saja ada hal-hal yang harus dilakukan para spesialis. Namun, CSR benar-benar tidak mungkin dilakukan oleh satu bagian saja dari perusahaan. Seluruh bagian harus melek CSR dan bertindak bersama terkoordinasi sesuai dengan komitmen CSR yang telah dinyatakan oleh manajemen puncaknya.

Artikel selengkapnya dapat didownload pada halaman Unduh kategori Literasi.

Bentuk Penggalangan, Mobilisasi Sumberdaya

About the author

lingkarLSM hadir untuk menemani pertumbuhan. Kami mengidamkan masyarakat sipil yang jujur dan punya harga diri. Kami membayangkan ribuan organisasi baru akan tumbuh dalam tahun-tahun perubahan ke depan. Inilah mimpi, tujuan dan pilihan peran kami. Paling tidak, kami sudah memberanikan diri memulai sebuah inisiatif; dan berharap langkah kecil ini akan mendorong perubahan besar.

One Response to “Kesalahan Umum Soal CSR #4: Organisasi CSR Cuma Tempelan”

  1. Jonathan says:

    memang banyak perusahaan yang mula-mula mengadopsi CSR merasa punya kebutuhan untuk membuat struktur baru , akan tetapi dia hanya membuat tempelan saja , itulah kesalahan yang banyak dibuat smua orang

Leave a Reply