Pertambangan dan Kehidupan Kita

Jan 31, 2014 No Comments by

Pada suatu hari ribuan tahun yang lalu, ada anak-anak yang sedang bermain di tepian sebuah sungai. Layaknya manusia tempo dulu, selalu membangun tempat pemukiman di tepian sebuah sungai. Seperti umumnya anak-anak mereka tertarik mengumpulkan barang-barang yang menarik perhatian. Ada satu anak mengumpulkan batu-batu hitam yang berbentuk bulat seperti kelereng sedangkan ada anak lainnya mengumpulkan butiran-butiran berkilau berwarna kekuningan.

Mungkin itulah pertambangan pertama kali yang lakukan oleh umat manusia dan sebagai penemunya adalah anak-anak kecil! Luar biasa. Tentu saja para pelaku dari peristiwa di atas tidak akan menyangka apa yang yang telah mereka lakukan dan temukan akan berakibat besar bagi peradaban umat manusia ke depannya. Butiran-butiran kuning berkilau tadi kelak adalah suatu barang berharga yang menjadi rebutan umat manusia. Peperangan, penjelajahan, penjajahan serta bangkit dan runtuhnya suatu peradaban karena benda itu, emas.

Bahkan bisa dipastikan bahwa emas adalah logam pertama di dunia yang telah ditambang oleh manusia. Karena karakteristiknya yang stabil dan tidak mudah bergabung atau bereaksi dengan unsur lain, sehingga emas umumnya ditemui dalam kondisi sebagai unsur aslinya. Berhubung emas jarang didapat, tidak mudah berubah warna, mudah dibentuk dan penampilannya indah, maka emas disebut logam mulia yang dijadikan perhiasan dan menjadi lambang tingginya peradaban, kekayaan dan kemakmuran umat manusia dari dulu hingga saat ini.

Berbicara pertambangan, sebenarnya itu adalah sebuah aktivitas alami manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selain makanan dan pakaian. Ketika kita menggali bukit dan mengambil batu, turun ke sungai dan mengambil pasir. Itu adalah pertambangan.

Hasil tambang yang akan dimanfaatkan akan melalui proses perubahan terlebih dahulu, baik melibatkan proses fisika maupun proses kimia.

Ketika kita menambang garam dengan mengalirkan air laut ke tambak, kemudian air laut tadi diuapkan oleh sinar matahari dan dihasilkan kristal padat garam. Dalam proses ini telah terjadi perubahan dari zat cair (air alut) manjadi zat padat (garam), perubahan ini adalah perubahan fisika.

Unsur unsur yang terlibat dalam proses penambangan garam adalah sebagai berikut:

H2O.NaCl (air laut), dipanaskan —> H2O (air menguap) + NaCl (garam mengkristal)

Namun ketika kita menambang batu kapur (CaCO3). Batu kapur ditambang dari bukit kapur, kemudian dipanaskan di dalam tanur, batu hasil pemanasan ini masih berbentuk bongkahan (CaO), untuk pemanfaatannya dicampur dengan air terlebih dahulu, maka bongkahan tadi akan hancur menjadi serbuk, dan menghasilkan panas. Kapur (Ca(OH)2) yang dihasilkan siap dipakai. Unutuk mendapatkan kapur ini adalah perubahan yang bersifat kimia.

Adapun unsur-unsur dan reaksi kimia yang terlibat adalah sebagai berikut:

CaCO3 (kapur hasil penambangan), dipanaskan di tanur —> CO2 (menguap) + CaO (bongkahan kapur)

CaO + H2O (air), menghasilkan panas —> Ca(OH)2 (kapur yang siap dipakai)

Di lain pihak penambangan emas tradisional dengan cara mendulang hanya melibatkan perubahan fisika, bahkan hanya proses mekanis yang memisahkan emas dari kotoran yang menutupinya semata.

Namum penambangan emas dengan cara modern atau skala industri, akan melibatkan bahan-bahan dan proses kimia dan fisika. Walaupun bahan tambang yang dihasilkan tidak mengalami perubahan perubahan dari unsur semula jadinya, tetap emas.

Unsur-unsur yang terlibat dalam proses penambangan emas:

Au.pengotor (bahan baku emas di alam), melalui berbagai proses kimia dan fisika —> pengotor (dipisahkan) + Au (emas murni).

Karena melibatkan bahan-bahan kimia yang berbahaya (seperti air raksa, sianida) serta ada hasil sampingan dari pengotor yang dipisahkan (talling), maka penambangan emas, khususnya, sering menimbukan dampak negatif terhadap lingkungan.

Namun, walaupun ada potensi dampak negatif terhadap lingkungan, pertambangan, khususnya pertambangan emas tidak serta merta harus dihentikan. Karena pertambangan menghasilkan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh umat manusia. Dengan teknologi, tata kelola dan kebijakan perusahaan yang baik, semua dampak negatif pertambangan bisa diminimalkan.

PT. Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) sebagai salah satu anak perusahaan dari perusahaan pertambangan emas nomor dua terbesar di dunia, yakni Newmont Mining Corporation yang bermarkas di Greenwood Village, Colorado, Amerika Serikat. PTNNT mempunyai daerah operasi pertambangan di Pertambangan Batu Hijau, Sumbawa, NTB, bermaksud untuk meluruskan stigma negatif yang beredar di masyarakat, di mana pertambangan sering dituding sebagai biang keladi kerusakan lingkungan.

PTNNT dengan kiprahnya di dunia pertambangan Indonesia, ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa industri pertambangan bisa berjalan beriringan dengan kelestarian alam, atau dengan kata lain industri pertambangan dengan tata kelola yang bagus maka dampak negatif terhadap lingkungan bisa diminimalkan. Maka sangat wajar apabila pada tahun 2013 ini, PTNNT mendapatkan penghargaan kategori emas atau Aditama untuk pengelolaan lingkungan pertambangan dan penghargaan kategori perunggu atau Pratama untuk pengelolaan keselamatan pertambangan minerba dari Kementrian ESDM.

Kita bisa melihat buktinya dengan cara berkunjung langsung dan melihat lebih dekat ke operasi tambang dan kehidupan sekitarnya yang ditawarkan oleh PTNNT melalui program Sustainable Mining Bootcamp IV yang akan dilaksanakan tanggal 19 sampai 25 Februari 2014.

Sumber: Kompasiana, Selasa, 17 Desember 2013.

Berita

About the author

The author didnt add any Information to his profile yet
No Responses to “Pertambangan dan Kehidupan Kita”

Leave a Reply