MP3EI Kurang Soroti Kebutuhan Buruh
JAKARTA, KOMPAS – Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance, Didik J Rachbini, di Jakarta, Selasa (24/7), menyatakan, rencana induk percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) belum memitigasi secara spesifik kebutuhan sumber daya manusia dan tahap penyiapannya. Padahal, proyek tersebut bisa menyerap ribuan tenaga kerja.
Didik berpendapat, MP3EI lebih ditujukan untuk perencanaan pembangunan infrastruktur guna mendukung pembangunan ekonomi. Regulasi dan birokrasi merupakan bagian yang diperlukan untuk mempercepatnya.
”Kebutuhan buruh memang tidak secara khusus menjadi variabel utama, tetapi hanya disinggung variabel berupa kesempatan kerja yang diperlukan. Namun, rincian tenaga kerja seperti apa yang dibutuhkan belum menjadi variabel melekat dalam perencanaannya,” kata Didik.
Idealnya, menurut Didik, hal yang harus didorong bukan pada buruh dalam arti hak dan kewajibannya, melainkan pada variabel sumber daya manusia (SDM) yang diperlukan. Ini harus disiapkan melalui lembaga perguruan tinggi, lembaga pelatihan, dan asosiasi.
Secara terpisah, pejabat Humas Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, Edib Muslim, menyatakan, SDM berpengetahuan dan berketerampilan adalah satu dari tiga pilar utama MP3EI. Pilar lainnya adalah koridor ekonomi dan konektivitas.
Menurut Edib, terdapat 23 kegiatan ekonomi utama dalam MP3EI. Kegiatan tersebut didesain untuk saling terhubung sehingga nilai tambah dan rantai nilai bisa dimaksimalkan di dalam negeri.
”Hal itu juga ditukangi dan dimiliki SDM yang berpengetahuan dalam negeri,” kata Edib.
Penyiapan SDM untuk setiap kegiatan ekonomi, Edib melanjutkan, akan dilakukan oleh sekolah menengah kejuruan, akademi, perguruan tinggi, dan pusat riset. Pada 2020, proyek MP3EI diperkirakan membutuhkan 175.000 sarjana.
”Inilah tantangannya, kebutuhan SDM yang berpengetahuan,” kata Edib. (LAS)