Lingkungan Pulih, Potensi Bali Membesar
Karangasem, Kompas – Potensi wisata Bali masih belum digarap maksimal. Konsentrasi wisatawan di Kuta dan Sanur yang mulai jenuh, membuka kesempatan bagi daerah lain untuk menciptakan daya tarik, terutama di sektor wisata bahari. Dibutuhkan kreativitas penggarapan yang diikuti pemulihan lingkungan dari daerah setempat.
”Butuh kerja keras untuk menciptakan keyakinan bagi masyarakat setempat. Upaya saya dengan mengajak rapat masyarakat di pura,” kata I Gusti Agung Prana, pionir rehabilitasi terumbu karang Pemuteran di Buleleng, Bali, Selasa (28/5). Saat itu, peraih penghargaan Equator Prize 2012 dari UNDP itu membagi pengalamannya kepada masyarakat Amed, kawasan wisata di Kabupaten Karangasem yang sedang berkembang.
Agung Prana mengatakan, kondisi lingkungan di Pemuteran pada tahun 1990 sangat mengenaskan. Hutan dibabat dan terumbu karang rusak oleh aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Akibatnya, kata pendiri Yayasan Karang Lestari itu, ekonomi masyarakat rendah.
”Sekarang, Pemuteran memiliki hotel dengan lebih dari 300 kamar dan homestay dengan 100 kamar. Tangkapan ikan naik drastis dari beberapa kilogram menjadi kuintalan. Ini karena lingkungan ekosistem terumbu karang membaik,” katanya.
Karena itu, ia mengajak masyarakat Amed, yang berjarak tempuh 2-3 jam dari Denpasar, untuk bahu-membahu menjaga dan meningkatkan kualitas terumbu karang setempat dengan cara kreatif. Salah satunya dengan memadukan seni dan perbaikan lingkungan, seperti penenggelaman Patung Dewi Karang di Pemuteran pada tahun 2011 dibantu teknologi biorock untuk mempercepat pertumbuhan karang.
Hal ini sedang dilakukan masyarakat Amed dengan penenggelaman beberapa patung atau struktur sebagai media pertumbuhan karang. Patung yang ditenggelamkan itu di antaranya patung Ganesha dan Hanoman oleh Ketut Kepel, warga setempat.
Selasa kemarin, The Body Shop Indonesia mendanai pembuatan patung Putri Duyung untuk ditenggelamkan pada kedalaman 10 meter di pantai berpasir, Teluk Jemeluk, Amed.
”Patung ini dibuat dari semen dengan derajat keasaman yang netral sehingga menjadi substrat bagi terumbu karang dan tempat hidup ikan. Saya harap ini bisa mempercepat pemulihan terumbu karang dan atraksi wisata yang menarik,” katanya.
Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2012 menunjukkan, lebih dari 8 juta wisatawan asing berkunjung ke Bali. Laporan dari WWF, pada tahun 2007, sekitar 80 persen pendapatan masyarakat Bali terkait dengan pariwisata, salah satunya adalah wisata bahari. (ICH)
Sumber: KOMPAS, Rabu, 29 Mei 2013.