Gangguan Cuaca Muncul dari Bibit Badai Tropis
Jakarta, Kompas – Bibit badai tropis kembali menguat di Samudra Hindia barat Australia. Itu menimbulkan gangguan cuaca berupa hujan ekstrem menuju musim kemarau di beberapa wilayah, termasuk Jawa.
”Saat ini, hujan masa transisi menuju kemarau terjadi di Jawa bagian barat. Beberapa hari ke depan diprediksi hujan bergeser ke Jawa bagian tengah dan timur,” kata Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hariadi, di Jakarta, Selasa (14/5).
Prediksi bergesernya hujan di Jawa dari barat ke timur itu didasarkan perkiraan model pergerakan pusat tekanan rendah/ bibit badai tropis di Samudra Hindia. Bibit badai diperkirakan bergerak dari Samudra Hindia di barat Australia menuju ke timur atau daratan Australia.
”Kondisi ini anomali suhu muka air laut di Samudra Hindia selatan ekuator yang masih hangat. Posisi matahari sekarang di utara ekuator,” kata Hariadi.
Bibit badai tropis itulah yang akan membawa pengaruh di Indonesia. Menurut Hariadi, pusat tekanan rendah lainnya di barat laut Aceh, saat ini sudah meningkat menjadi badai tropis atau siklon Mahasen. ”Siklon ini bergerak ke utara atau menjauh dari wilayah Indonesia. Dampaknya mulai berkurang,” kata dia.
Bibit badai tropis Mahasen sebelumnya menimbulkan hujan ekstrem di Aceh.
Siklon tropis Mahasen atau juga disebut siklon One sedang terbentuk di utara Samudra Hindia, sekitar perairan Aceh-Andaman dan terus bergerak ke utara dan timur laut. Diperkirakan akan melanda sebagian Banglades, Myanmar, dan India pada 15 Mei atau 16 Mei.
Berdasarkan pantauan Joint Typhoon Warning Centre (JTWC), kecepatan angin diperkirakan dapat mencapai 85 knot atau 127 kilometer per jam.
Sementara itu, Global Disaster Alert and Coordination System mengeluarkan peringatan, siklon ini bisa berdampak terhadap 8,3 juta orang. Sebanyak 1,9 juta orang yang tinggal di kawasan pantai, yang lebih rendah dari 5 meter, dapat terdampak ombak pasang yang dipicu badai itu.
Beberapa wilayah di Myanmar yang diperkirakan akan terdampak di antaranya adalah Rakhine dan Ayewardy.
Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa, saat ini di Rakhine terdapat sekitar 140.000 korban konflik yang masih tinggal di pengungsian. Karena itu, dikhawatirkan dampak Mahasen akan memperburuk keadaan mereka. Ayewardy merupakan wilayah yang terdampak parah saat siklon Nargis melanda pada 2008.
Asri Wijayanti, Staf Komunikasi ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre) mengatakan, beberapa lembaga internasional, termasuk PBB dan AHA Centre, telah menyiapkan bantuan yang diperlukan jika badai tersebut benar- benar melanda. (NAW/AIK)
Sumber: KOMPAS, Rabu, 15 Mei 2013.