Tak Runtuh Dihantam Badai
Hampir 30 tahun usia Slank, grup band fenomenal di negeri ini. Meski kerap berganti personel, band yang bermarkas di Gang Potlot, Jakarta Selatan, ini tak pernah benar-benar runtuh. Bahkan, meski para personelnya digoyang oleh narkoba dan wanita, grup ini masih berdiri tegar hingga sekarang.
Slank didirikan Bimbim pada 26 desember 1983. Semula band ini bernama Cikini Stones Complex, spesialis lagu-lagu Rolling Stones. Kejenuhan akhirnya menghinggapi. Band ini bubar, hingga pada pengujung 1983. Bimbim lalu membentuk Red Devil sebelum kemudian bersalin menjadi Slank, diambil dari penampilan mereka yang slengekan.
Album debut mereka, Suit…Suit…He…He… (Gadis Sexy) muncul ketika band beranggotakan Bimbim, kaka, Bongky, Pay, dan Indra, pada 1990. Sukses melabeli band ini sampai empat tahun kemudian, ketika mereka tergoda asap nirwana hingga membuat Pay, Bongky, dan Indra hengkang dari grup.
Bimbim lalu terpikir untuk membubarkan grup. Sepucuk surat ditulis dengan darah oleh slankers (sebutan untuk penggemar grup ini) berisi ancaman pembunuhan terhadap Bimbim jika band bubar. Slank pun bertahan.
Meski masih bersusah payah terbebas dari narkoba, Bimbim dibantu Kaka, Reynold, dan Ivanka meluncurkan album Lagi Sedih (1996). Pada 1999, personel Slank berhasil keluar dari jeratan narkoba. “Saat membikin album pertama hingga ketiga, kami belum memakai narkoba, album itu terbukti paling bagus. Jadi, tanpa narkoba kami bisa menghasilkan karya yang bagus,” kata Kaka. Mereka mengabadikan masa kelam itu dengan lagu Gara-Gara Kamu (2003).
Slank juga berhasil membuat ajaran Slankissme pada pengujung 2005. Slankissme berisi 13 ajaran gak sempurna dengan alasan kesempurnaan hanya milik Tuhan. Antara lain: Slankers harus kritis, selalu merdeka, hidup sederhana, mencintai alam, manusiawi, berani berbeda, punya angan tinggi, membuka otak dan hati.
Sumber: Surat Dari & Untuk Pemimpin, Penulis: Slank, Hal: 294-295.