Tak Bisa Lagi Hanya Bagi Dana

Sep 24, 2011 No Comments by

Program tanggung jawab sosial organisasi atau CSR sudah baik, tetapi dalam perkembangan yang ada, CSR tidak lagi cukup memadai. Kini sudah saatnya sebuah komunitas bisnis mengembangkan apa yang disebut ”creating shared value”. Di sini, komunitas bisnis tidak hanya memberikan makanan, tetapi juga memberikan sebuah peluang ekonomi yang bersifat jangka panjang.

Mark R Kramer dikenal sebagai ahli CSR dengan berbagai publikasi soal ini antara lain Harvard Business Review dan Stanford Social Innovation Review. Pendiri sekaligus juga Direktur Pelaksana FSG, konsultan dampak sosial ini, Selasa (14/6) lalu datang ke Jakarta, berbicara dalam Nestle Indonesia CSV Forum 2011, ”Memperkuat Kemitraan bagi Pembangunan Pedesaan Berkelanjutan dan Nutrisi”. Berikut petikan wawancara dengan Kramer, yang didampingi Frits van Dijk, Executive Vice President Nestle Asia Pasifik, Afrika, dan Timur Tengah, serta Arshad Chaudhry, Presiden Direktur Nestle Indonesia.

Apakah CSV menggantikan CSR?

CSV tidak menggantikan CSR berupa bantuan dana dari organisasi. Bantuan dana tetap penting. Ini membantu mereka yang memerlukan. Bantuan dari organisasi itu sekaligus citra baik bagi organisasi. Tetapi, ada batasannya. Dengan CSV lebih kuat karena membawa investasi yang bisa membawa benefit balik ke organisasi. Bantuan dana hanya sementara, tetapi CSV membawa nilai, yakni membangun komunitas bisnis yang bisa meningkatkan standar hidup, lebih sebuah upaya yang berkelanjutan. Lebih dari sekadar memberikan uang, makanan, tetapi menciptakan peluang ekonomi.

Bagaimana paradigma CSV ini bisa tumbuh dalam komunitas bisnis?

Paradigma soal CSV ini sudah ada, di mana setiap organisasi dengan cara- cara masing-masing. Memang perlu waktu bertahun-tahun, tetapi hal ini sudah terlihat dalam komunitas bisnis internasional, seperti alih pengetahuan, pemahaman soal isu lingkungan. Hal ini bukan hanya demi reputasi, tetapi juga substansi dan terus bertambah. Banyak organisasi sudah melakukan hal ini seperti Nestle. Pemikiran ke arah hal ini terus berkembang.

CSV akan menciptakan sebuah komunitas dengan ”rasa memiliki” atas organisasi?

Benar, ini benefit-nya. Bisnis terlibat dalam komunitas, membantu komunitas membangun komunitas. Ini berkaitan dengan keunggulan kompetisi atau benefit ekonomi, mulai dari industri pendukung, lembaga pendukung. Lebih dari itu menciptakan loyalitas dari komunitas pada organisasi.

Frits van Dijk: Rasa memiliki penting. Para peternak di Jawa Timur kini memasok susu dengan kualitas bagus ke Nestle (Pasuruan) karena mereka punya rasa memiliki bagian dari model Nestle. Mereka membawa susu produksi mereka ke pabrik Nestle. Ini menciptakan dampak ekonomi yang baik. Ini bagian dari penciptaan nilai kepemilikan, menciptakan lebih banyak orang terlibat dalam bisnis.

Arshad Chaudhry: Apa yang ada ini menginspirasi pemangku kepentingan untuk bersama. Kita bisa melipatgandakan model ini karena kami sudah menciptakan bertahun-tahun. Kami fokus di daerah tertentu, tetapi bisa diterapkan di tempat lain. Peluang bagus untuk meniru model bagus ini.

CSV butuh saling percaya?

Tidak ada sektor yang bisa menyelesaikan problema seorang diri. Komunitas, pemerintah, dan organisasi harus saling bekerja sama. Dari berbagai sasaran yang berbeda, perlu menetakkan target bersama dengan komunitas. Organisasi punya keahlian dalam berbisnis dan ini ditularkan kepada komunis umum dan pemerintah soal bagaimana berbisnis yang baik. Organisasi bisa mengajarkan kepada masyarakat soal nutrisi, bagaimana lingkungan yang sehat bagi masyarakat. Pemerintah juga harus mengeluarkan kebijakan yang mendukung bisnis bisa menjalankan kebijakan yang menciptakan CSV.

Kini usaha seperti Nestle, misalnya, membuat produk dalam kemasan kecil agar murah terjangkau? Produk bernutrisi juga diserap masyarakat, apakah ini bisa juga disebut CSV?

Tentu saja ini CSV. Dengan produk nutrisi seperti susu yang terjangkau, masyarakat kecil bisa membeli dan mengonsumsi susu. Kehidupan mereka akan lebih baik, kesehatan bertambah, dan produktivitas mereka akan meningkat. Secara jangka panjang, masyarakat ini akan lebih cerdas, ekonomi membaik, penghasilan bertambah, dan mereka bisa membeli produk dari organisasi, termasuk produk Nestle. Ke depan mereka juga akan menyediakan pekerja-pekerja yang lebih sehat, pintar, dan punya daya cipta tinggi.

Frits van Dijk: Ini salah satu strategi yang diciptakan Nestle yang dikenal dengan PPP, yakni produk yang lebih terjangkau. Dengan cara ini, kami lebih bisa mengatasi problem nutrisi dengan menyediakan nutrisi lebih banyak lagi bagi masyarakat banyak. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, dengan ini akan menciptakan pendapatan yang lebih baik. Kini terlihat semakin banyak masyarakat dengan penghasilan 4-5 dollar AS per hari, dan mereka akan menjadi konsumen yang lebih serta bisa membeli barang-barang pangan dan minuman yang lebih baik dan bergizi.

Arshad Chaudhry: Kondisi ini juga menciptakan rantai bisnis yang panjang, mulai dari pasar, pedagang perantara kecil, dan seterusnya. Mereka bisa menjual produk-produk yang terjangkau itu dan meraih profit lebih baik. Kami juga membuat produk yang mahal, tetapi juga produk dengan harga terjangkau.

Oleh: Pieter P Gero

Sumber: KOMPAS, Sabtu, 18 Juni 2011, Halaman 20

Berita

About the author

lingkarLSM hadir untuk menemani pertumbuhan. Kami mengidamkan masyarakat sipil yang jujur dan punya harga diri. Kami membayangkan ribuan organisasi baru akan tumbuh dalam tahun-tahun perubahan ke depan. Inilah mimpi, tujuan dan pilihan peran kami. Paling tidak, kami sudah memberanikan diri memulai sebuah inisiatif; dan berharap langkah kecil ini akan mendorong perubahan besar.
No Responses to “Tak Bisa Lagi Hanya Bagi Dana”

Leave a Reply