Selamatkan Karang untuk Lestarikan Taman Nasional
Indonesia negeri yang terkenal karena keindahan alamnya, tempat dimana luapan akan bentangan terbaik negeri dipenjuru dunia berkumpul di khatulistiwa Indonesia, bersemayam dalam sejarah yang tak dapat terbantah, Indonesia memang luar biasa. Keindahan alam ini membekas disetiap hati siapapun yang melihatnya tak terkecuali oleh para pengunjung dari mancanegara. Semuanya seperti terlena oleh irama keindahan yang memang terus dikagumi.
Kekaguman keindahan alam sering dilupakan oleh penduduk sekitar atau oleh orang yang tak bertanggung jawab. Rusak dan runtuh kekayaan alam Indonesia oleh lekangnya kekuasaan sepihak manusia. Kerusakan yang menyerang hampir diwisata bawah laut Indonesia, tak terkecuali taman nasional laut.
Taman Laut
Taman nasional laut menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah taman/daerah yang berada dibawah laut yang dipenuhi karang, kerang dan binatang laut. Jadi bisa dibayangkan bagaimana akibat dari kerusakan taman nasional laut yang dapat membahayakan ekosistem serta dapat membahayakan rantai makanan makhluk hidup disekitar taman nasional laut tersebut.
Keindahan bawah laut sering disebut surga, tapi keindahan surga ini sering kali diabaikan oleh perbuatan yang tak bertanggung jawab, seringkali terumbu karang yang notabenenya rumah ikan hancur akibat bom yang digunakan untuk mencari ikan, cara yang mudah dipilih untuk mendapat ikan dengan menghancurkan rumahnya. Kerusakan ini mengusik hati beberapa pihak baik didalam maupun luar negeri sampai mendiang paul walker menjadi pionir untuk menyelamatkan karang di Mentawai. Belum lagi taman laut nasional kepulauan seribu yang sebagian rusak akibat kurang pedulinya masyarakat ibukota tentang kelestarian alam bawah laut Ibukota.
Rehabilitasi Taman Laut
Mengantisipasi kerusakan karang yang sudah serius dan perdagangan karang hias hidup, maka merasa perlu dilakukan suatu solusi agar kondisi karang tidak semakin rusak. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan tindakan konservasi dan rehabilitasi. Eksistensi ekosistem terumbu karang sangat berpengaruh terhadap ketersedian ikan laut yang menjadi sasaran dari tanggapan nelayan. Menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang merupakan tanggung jawab bersama karena berhubungan dengan hajat orang banyak dan merupakan salah satu penopang ketahanan pangan masyarakat.
Transplantasi karang (Coral transplantation) adalah usaha mengembalikan terumbu karang melalui pencangkokan atau pemotongan karang hidup untuk ditanam di tempat lain atau di tempat yang karangnya telah mengalami kerusakan, bertujuan untuk pemulihan atau pembentukan terumbu karang alami. Salah satu langkah kearah tersebut adalah melakukan penelitian transplantasi karang dengan fragmentasi untuk mencarikan kemungkinan dapat dilakukan untuk menyelamatkan kondisi karang.
Penelitian tentang fragmentasi karang dari berbagai jenis karang sudah banyak dilakukan. Bak dan Criens (1981) meneliti tentang tingkat keberhasilan hidup karang fragmentasi jenis Madracis mirabilis dan jenis Acropora sp (Scleractinia).
Metode Transplantasi Karang
Dewasa ini metode yang di gunakan untuk membuat media transplantasi karang cukup banyak, namun dalam hal ini kami menggunakan metode yang relatif mudah dan tingkat efesiensinya tinggi sehingga lebih efektif dalam proses pembuatan dan aplikasinya. Adapun metode yang kami gunakan adalah dengan menggunakan media substrat semen (cor) dan pipa paralon sebagai tempat di ikatkannya sampel yang akan di transplantasikan, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Dari beberapa alternatif metode transplantasi karang yang ada, metode jaring substrat memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode lainnya, yaitu: Lebih kokoh dan kuat, Cocok untuk obyek penelitian, Cocok untuk karang bercabang, Bernilai ekonomis dan efektif,Tahan lama dan ramah lingkungan serta Alat dan bahan transplantasi karang seperti Peralatan scuba, Jangka sorong (skala 0,01 cm), Peralatan ukur kualitas air,Pemotong karang, Alat dokumentasi bawah air, Sampel karang hidup, Wadah sampel, Label tahan air, Kawat baja, Pipa paralon, Substrat semen.
Epilog
Untuk itu selain melakukan penyuluhan maka kita perlu melakukan rehabilitasi dalam menyelamatkan karang yang sudah rusak agar dapat berfungsi kembali seperti sediakala, merumahkan ikan laut, menjaga keindahan serta melestarikan aset wisata bawah laut Indonesia. Untuk lebih tahu tentang tempat wisata bawah laut dapat berkunjung ke Indonesia Travel.
Sumber: Kompasiana, Selasa, 17 Desember 2013.