SDM sebagai Penyaring

Mar 09, 2015 No Comments by

Setelah karyawan baru diterima, SDM masih memiliki posisi yang sangat penting karena merekalah satu-satunya yang memiliki wewenang menentukan, menyimpan, dan memiliki data gaji serta fasilitas khusus bagi karyawan itu.

Setelah sang calon karyawan berubah status dari pelamar menjadi karyawan kontrak atau percobaan, mereka masih membutuhkan banyak bantuan SDM. SDM masih harus memonitor apakah seorang calon memang nantinya akan tepat sebagai karyawan, mumpung masih percobaan. Bahkan, walaupun atasan langsung sudah puas dengan karyawan percobaan, SDM masih berhak untuk menghentikan kerja sama dengan calon karyawan karena hal-hal lain seperti sikap, tuntutan gaji, atau kinerja.

Karena peran SDM sebagai “penyaring” inilah, tidak heran bahwa semua karyawan baru berlaku sopan dan santun terhadap SDM, paling tidak selama masa percobaan atau kontrak. Kembali hal ini dapat menjadi kesempatan bagi SDM untuk menanamkan berbagai nilai penting perusahaan kepada karyawan.

Di sini, beberapa karyawan yang masih mencari-cari mulai mengundurkan diri. Sering kali karena mereka diterima oleh perusahaan lain yang juga mereka lamar, dan sekarang perusahaan itu memutuskan memerima mereka. Namun, ada juga yang mundur karena merasa kaget dan kecewa dengan situasi baru. Yang lain lagi mundur karena kaget dengan jumlah atau beban pekerjaannya.

Apa pun alasan kemunduran itu, memang lebih baik bagi kedua pihak bila sang karyawan mundur pada beberapa bulan pertama daripada kelak. Walaupun beberapa pengamat mengatakan bahwa keluarnya karyawan pada beberapa bulan pertama ini adalah salah satu tanda gagalnya SDM mendapatkan karyawan yang tepat, faktanya adalah banyak karyawan yang bahkan belum mengenal dirinya sendiri.

Kalau check up kesehatan di rumahsakit masih bisa gagal mengungkap penyakit yang diderita seseorang, tes dan interview dari SDM yang biasanya tidak Iengkap juga hanya dapat menangkap “gejala-gejala” calon karyawan pada saat ia diwawancarai. Adalah terlalu berlebihan untuk mengharapkan bahwa tes dan wawancara dari SDM dapat meramalkan apakah seorang karyawan 5 tahun kemudian akan dapat menjadi presiden atau pencipta jaringan sosial My Face & Space, misalnya.

Disarikan dari buku: Mengapa Departemen SDM Dibenci?, Penulis: Steve Sudjatmiko, Hal:17-18.

Pengelolaan, Sumberdaya Manusia

About the author

The author didnt add any Information to his profile yet
No Responses to “SDM sebagai Penyaring”

Leave a Reply