Permainan Mengenali Diri melalui Pengenalan Lingkungan
Tahapan mengenal pribadi dan lingkungan adalah sebuah tahapan di mana peserta diajak dapat mengenal lingkungan yang ada di sekitarnya yang terkait dengan pribadi peserta. Selanjutnya, peserta diharapkan mampu beradaptasi dengan Iingkungan yang telah dikenalnya. Lingkungan dalam pelatihan akan merepresentasikan lingkungan di mana peserta pelatihan bekerja. Artinya, lingkungan dalam pelatihan akan diatur untuk menggambarkan lingkungan organisasi, tempat peserta pelatihan bekerja. Hal ini bertujuan agar dalam pelatihan nanti akan benar-benar terasa bagaimana pribadi peserta yang sesungguhnya.
Dalam tahapan ini, peserta diperkenalkan bagaimana cara mengenal lingkungannya agar peserta dapat beradaptasi. Untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan, masing-masing orang pasti memiliki tipikal yang berbeda. Ada yang dapat cepat beradaptasi tanpa adanya suatu kendala, ada juga yang lambat dalam beradaptasi sehingga dapat menimbulkan masalah.
Lingkungan merupakan sebuah sistem di mana terdapat banyak komponen yang saling terkait. Komponen-komponen tersebut, antara lain personal, situasi dan kondisi, budaya organisasi, keputusan dan kebijakan organisasi, dan lain sebagainya.
Oleh karena lingkungan merupakan sebuah sistem maka dapat dilihat bahwa pada dasarnya tiap-tiap komponen dalam sistem itu saling terkait dan memengaruhi. Personal atau pribadi peserta sebenarnya juga menjadi bagian dari lingkungan itu sendiri, akan tetapi pribadi dalam lingkungan akan menjadi inti dari lingkungan itu sendiri karena bersifat dinamik.
Oleh karena itu, dalam tahapan ini ada tiga prinsip pertautan antara pribadi peserta dengan lingkungan yang perlu dipikirkan dan diberikan pemahaman kepada peserta, yaitu:
- Pribadi peserta yang mengikuti lingkungan atau lingkungan yang mengikuti pribadi peserta yang disebut dengan prinsip ego manusia.
- Pribadi peserta yang mengendalikan lingkungan atau lingkungan yang mengendalikan pribadi peserta yang disebut dengan prinsip kekuatan manusia.
- Pribadi peserta yang memberikan kontribusi ke lingkungan atau lingkungan yang memberikan kontribusi ke pribadi peserta yang disebut dengan prinsip dampak eksplorasi.
Dalam prinsip pertautan yang pertama, seharusnya yang dibangun adalah pribadi peserta harus mengikuti lingkungan sehingga di sini dapat dikatakan adalah proses “penghancuran ego manusia”. Tiap-tiap pribadi “dipaksa” untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya walaupun lingkungan yang ditempati tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini memang tidak mudah, tetapi proses pemahamannya adalah setiap apa yang hidup di alam harus mengikuti hukum alam yang berlaku. Dengan demikian, mereka harus mau untuk berevolusi atau akan terseleksi.
Disadari atau tidak, lingkungan pada dasarnya sudah terbentuk sejak awal dengan kondisi hukum yang telah disepakati bersama. Untuk itu, setiap pribadi yang ada dituntut untuk mengikuti atau mereka harus dipaksa keluar dari lingkungan itu. Hal ini mengandung maksud apabila pribadi yang masuk dalam sebuah lingkungan tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut maka akan tercipta suatu kondisi yang menyebabkan pribadi tersebut akan tersingkir dari lingkungan yang ada.
Pertanyaannya adalah, “Apakah pribadi yang ada dalam lingkungan tidak dapat mengubah lingkungannya?” Jawabannya adalah bisa. Akan tetapi, untuk dapat mengubah lingkungan harus melalui sebuah proses dan harus menggunakan kemampuan dari pribadi yang telah terdidik. Artinya, apabila seorang pribadi ingin mengubah lingkungannya maka proses yang dijalankan adalah membangun pengaruh-pengaruh positif dalam lingkungan tersebut dengan perencanaan yang matang.
Sebagai gambarannya, misalnya lingkaran A adalah sebuah lingkungan yang berwarna hitam, sedangkan lingkaran B adalah personal yang berwarna putih. Apabila A ingin mengubah lingkungannya menjadi berwarna putih maka proses yang dijalankannya adalah membuat pribadi-pribadi yang telah ada di lingkungan A berubah menjadi lingkaran-lingkaran yang berwarna putih.
Apabila proses membuat pribadi-pribadi itu diteruskan maka lama-kelamaan lingkungan yang berwarna hitam itu akan dapat dipenuhi dengan pribadi yang berwarna putih walaupun tidak secara keseluruhan.
Dalam prinsip pertautan pertama, memang pribadi harus mengikuti lingkungan. Akan tetapi dalam prinsip kedua ini, pribadilah yang harus mengendalikan lingkungan. Karena dalam prinsip pertautan kedua, yang dibangun adalah pribadi yang memiliki jiwa dan mental yang kuat. Di sini yang dibangun adalah jiwa kepemimpinan dari tiap-tiap pribadi peserta. Dengan demikian, tiap pribadi peserta akan memiliki prinsip yang kuat yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan menjadi pribadi lemah yang tidak memiliki prinsip dan mudah diombang-ambingkan oleh lingkungannya.
Proses pengendalian lingkungan tidak boleh menggunakan ego, tetapi harus menggunakan kekuatan dan kemampuan dari pribadi masing-masing peserta. Untuk itu, peserta diharapkan memiliki nilai tawar yang digunakan untuk mengubah lingkungannya melalui sebuah proses, bukan melalui pemaksaan kehendak.
Dengan tercapainya prinsip pertautan yang kedua maka prinsip pertautan yang ketiga akan dapat tercapai dengan baik, yaitu baik pribadi maupun lingkungan akan dapat saling memberikan kontribusi yang berarti. Hubungan yang dibangun disini adalah hubungan yang menguntungkan atau simbiosis mutualisme, bukan simbiosis parasitisme. Tata cara permainannya adalah sebagai berikut.
- Peserta diminta untuk berkumpul semua, akan tetapi tetap berada pada posisi kelompok masing-masing.
- Perwakilan kelompok diminta untuk memperkenalkan kelompok dan anggota kelompoknya kepada kelompok lain.
- Masing-masing kelompok diminta untuk mengevaluasi kelompoknya sendiri. Pelanggaran apa saja yang telah dilakukan oleh anggota kelompoknya mulai dari pelatihan sampai dengan sesi training saat ini berjalan.
- Tiap-tiap kelompok diminta untuk mengevaluasi kelompok lainnya. Pelanggaran apa yang telah dilakukan oleh kelompok lain terhadap kesepakatan yang telah dibuat.
- Tiap-tiap kelompok diminta untuk mengevaluasi lagi rnengenai jadwal dan aturan-aturan selama pelatihan sebagaimana kesepakatan yang telah dibuat di awal kemudian diminta untuk membuat kesepakatan kembali.
- Dalam permainan ini, setiap pribadi yang membuat usulan atau penyampaian pendapat harus merepresentasikan suara kelompok.
- Setelah kesepakatan dibuat maka tiap peserta diminta untuk memberikan penilaian secara tertulis mengenai proses kesepakatan yang telah dibuat bersama tadi.
- Setelah penilaian tiap peserta selesai dibuat maka tiap peserta diminta untuk memberikan daftar, adakah dari proses yang telah dibuat tadi tidak berkenan dengan pribadinya atau adakah proses yang dianggap bertentangan dengan prinsip pribadinya, atau adakah proses yang tidak cocok dengan pribadinya.
Disarikan dari buku: 24 Jam Mengubah Perilaku dengan Outbound Training, Penulis: Rudianto.