Permainan Gembala Kelompok
Setiap kelompok diminta mengeluarkan sapi-sapi dari dalam ranch (kandang luas peternakan). Satu peserta akan bertindak sebagai gembala sapi, sedangkan peserta lainnya bertindak sebagai sapi yang harus dikeluarkan dari ranch. Namun, cara memberikan aba-aba adalah dengan bunyi peluit dan setiap peserta harus ditutup matanya dengan kain penutup. Kelompok dengan catatan waktu terbaik dalam mengeluarkan sapi akan keluar sebagai pemenang.
Tujuan
Mendemonstrasikan kerja sama dalam suatu kelompok, melatih kepekaan antara pemimpin dan orang yang dipimpin, serta mengatur strategi untuk menyelesaikan suatu masalah.
Cara Permainan
Format : Berkelompok
Waktu : 15 – 25 menit
Tempat : Di luar ruangan atau di dalam ruangan
Materi : –
Peserta : 9 – 30 orang
Peserta pelatihan dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 7-12 orang. Jumlah kelompok yang satu dengan lainnya harus sama karena mereka nantinya akan diadu atau berkompetisi untuk mencari kemenangan.
Dalam satu kelompok, ada satu orang yang ditunjuk sebagai gembala dan sisannya bertindak sebagai sapi. Gembala akan memegang peluit, sedangkan yang bertindak sebagai sapi akan ditutup matanya dengan kain penutup.
Dalam suatu area “ranch” (pertenakan sapi yang bentuknya bisa segi empat atau bujur sangkar), mereka berdiri di tiap sudut. Hanya ada satu pintu selebar 1 meter. Semua sapi yang ada di dalam akan digiring keluar satu per satu, tetapi tanpa kata-kata dan hanya memakai bahasa isyarat, yaitu memakai peluit seperti kode morse pada Pramuka:
- Prit (pendek), Prit (pendek) = maju
- Prit (pendek), Priiit (sedang) = ke kiri
- Priiit (sedang), Prit (pendek) = ke kanan
- Priiiiiit (panjang) = mundur
Agar permainan lebih atraktif, kandang sapi diberi beberapa penghalang: meja, kursi, atau pot bunga supaya peserta (sapi) tidak hanya melakukan jalan yang lurus. Ketika tim yang bermain diganti dengan tim yang baru, komposisi halangannya diubah pula.
Diskusi
- Siapa yang seharusnya bertindak sebagai gembala?
- Bagaimana cara terbaik untuk memberikan aba-aba ke masing-masing sapi?
- Strategi apa yang perlu diambil agar bisa mengeluarkan sapi dengan cepat dari dalam ranch?
- Apa peran sapi supaya bisa mendukung percepatan mereka keluar dari ranch?
Pembahasan
Peran pemimpin di suatu organisasi sangatlah penting. Seorang pemimpin tidak hanya memerintah, tetapi juga mengatur dan membuat perencanaan. Teori manajemen pun menyebutkan bahwa manajer mempunyai 4 fungsi mendasar, yaitu:
- Planning
- Organizing
- Controlling
- Actuating
Planning adalah tugas yang berkaitan dengan perencanaan ke depan. Perencanaan yang baik harus melibatkan sebanyak mungkin orang yang berkompeten di organisasi. Dalam hal ini, unsur team building dirasakan sangat perlu. Dengan saling memberikan masukan dan umpan balik, suatu perencanaan bisa menjadi komprehensif. Jika kurang melibatkan unsur staf di organisasi, maka perencanaan akan menjadi sempit atau terlalu subjektif. Namun, teori mengatakan bahwa unsur staf (terutama jika jumlahnya banyak) hanya perlu diambil perwakilannya atau dengan kata lain, hanya mereka yang berkompeten. Jika tidak demikian, maka suatu pertemuan perencanaan, misalnya dalam membuat sasaran umum jangka panjang atau membuat budget organisasi untuk tahun mendatang, tidak efektif karena banyaknya orang yang mengikuti rapat dan masing-masing menginginkan organisasi memenuhi kebutuhan pribadinya.
Organizing adalah pengelolaan dalam operasional sehari-hari. Tugas tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada unsur team building, yaitu kerja sama yang melibatkan sebanyak mungkin masukan dari karyawan. Laporan yang langsung dari bawah terkadang memberikan informasi apa adanya atas sesuatu yang terjadi sesungguhnya diorganisasi. Keterbukaan dan kerja sama seperti itu diyakini bisa mencegah problem besar organisasi sedini mungkin. Walaupun pada kenyataannya banyak staf di level manajerial menengah seperti kepala bagian, wakil manajer, kepala seksi, atau penyelia merasa tidak senang karena mereka merasa “dilewati” begitu saja oleh orang yang secara struktur organisasi berada di bawahnya.
Controlling artinya menjalankan fungsi kontrol. Kontrol, dalam jaman manajemen modern seperti sekarang ini, tidak hanya datang dari atas tetapi bisa pula dari sampan dan bawah. Walaupun fungsi yang benar 80% harus dari atas ke bawah, tetapi supaya kinerja di organisasi bisa optimal, organisasi yang sehat mampu menciptakan mekanisme kontrol dari samping atau peer input serta dari bawah atau employee suggestion.
Dalam permainan, fungsi pimpinan (gembala) dan orang yang dipimpin (sapi) menghendaki kerja sama yang kompak. Jika diterapkan 80% top down instruction, artinya sapi harus lebih peka dan banyak mendengarkan gembala. Dengan kata lain, itu merupakan 80% kesuksesan untuk membawa sapi dengan cepat keluar dari ranch. Namun, beberapa masukan berupa inisiatif dari sapi, seperti mencoba untuk lebih aktif, menambah langkah, dan sebagainya akan menambah dukungan untuk tim.
Intinya, hubungan timbal balik yang baik antara pemimpin dan karyawan akan dapat menghasilkan level komunikasi yang baik. Kemudian, level komunikasi yang baik akan memberikan dampak positif bagi organisasi dalam memecahkan suatu permasalahan.
Accuating artinya mempunyai kemampuan menggerakkan. Jika seorang manajer memerintah bawahannya, maka bawahannya akan menurut itu adalah kondisi ideal. Jika yang terjadi sebaliknya, anak buah tidak takut pada atasan atau tidak menjalankan perintah, maka manajer tersebut belum sepenuhnya capable.
Variasi
Kelompok yang lain bisa pula menata penghalang untuk kelompok lainnya dengan elemen penghalang yang sama, misalnya dalam satu ranch ada 4 meja, 5 kursi, dan 2 pot bunga.
Posisi sapi bisa pula ditentukan oleh kelompok lain yang tidak ikut bermain, begitu seterusnya dilakukan secara bergantian, sehingga masing-masing kelompok bisa merasakan bermain dan menata halangan dalam ranch.
Permainan bisa pula diabadikan dengan video shooting, sehingga pada kesempatan lain dalam rangkaian pelatihan permainan bisa dievaluasi untuk mencari suatu solusi kerja sama tim.
Disarikan dari buku: Team Building, Penulis Adi Soenarno, Halaman: 75-80.