Penggagas Peradilan Modern

Jul 05, 2014 No Comments by

Mahkamah Konstitusi mungkin tidak akan berdiri tanpa peran Jimly Asshiddiqie. Buah pemikirannya tentang tata negara modern ia tuangkan saat Undang-undang MK digodok di DPR pada awal milenium kemarin. Dengan lahirnya MK , maka negeri ini memasuki babak baru sebagai negeri yang memiliki peradilan modern. Hingga kini tak ada yang membantah sosok Jimly sebagai pengagas utamanya.

Jimly kecil lahir dan besar di Palembang bukan sebagai seorang kutu buku. Sejak di Madrasah Ibtidaiyah, setara dengan SD, ia berkeliling kampung berjualan pempek untuk mendapatkan uang jajan.

Pengalamannya saat berdagang justru membentuk kepribadiannya menjadi supel. Saat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia ia sangat aktif di berbagai organisasi. Prestasi di kuliah, tentu saja tak ia lupakan. Jimly giat bekerja dan belajar, namun tetap aktif di dunia pergaulan.

Ia meraih gelar doktor di Universiteit Leiden pada 1993, lima tahun kemudian ia meraih titel guru besar Tata Negara dari UI. Selama proses menjadi guru besar, ia sudah duduk di kursi staf ahli Menteri Pendidikan. Ia juga pernah menjadi asisten Wakil Presiden pada 1998-1999. Berbagai kementerian juga pernah menggunakan jasanya sebagai penasihat ahli.

Aktif saat menggodok UU MK membuat Jimly terpilih menjadi ketua pertama lembaga yang berdiri sejak 2003 itu. Periode berikutnya ia kembali terpilih memimpin MK. Menjadi yang pertama bukanlah hal yang mudah. Jimly berperan besar dalam membangun fondasi dasar mekanisme pengadilan dan sistem di MK.

Jimly rajin beropini tentang tata negara dan peradilan negeri. Ia juga tetap mengkampanyekan pluralisme. Baginya, kemajemukan di negara ini adalah modal untuk menjadi bangsa yang kuat.

 

Bekerja, Belajar, dan Jejak Kaki dalam Kehidupan

Kepada para pemimpin masa depan,

Pertama saya doakan kiranya semua anak muda masa kini, senantiasa diberikan oleh Tuhan segala kekuatan lahir dan batin untuk meniti perjalanan hidup dengan semangat dan keteguhan hati dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan kapan saja, di mana saja dan dalam bentuk apa saja yang menghadang. Jangan pernah berputus asa. Jika belum berhasil dan ketika harus menghadapi segala kesulitan yang tak teratasi, anggaplah semua itu kenyataan pahit yang harus dihadapi sebagai langkah yang memang sudah seharusnya kita lalui untuk keberhasilan di masa depan. Sebagai anak muda kita mesti sabar tetapi konsisten. Terus konsisten tetapi tidak kaku dalam menghadapi dinamika kehidupan.

Awal selalu lebih sulit daripada akhirnya. Hari esok selalu lebih baik daripada hari ini. Masa kini hanyalah sementara. Yang lebih kekal adalah masa depan. Karena itu, jangan pernah berhenti sampai ajal mengakhiri semuanya. Kita harus terus bertindak dan bekerja menuju cita-cita. Totalitas cita-cita kalian cita-cita generasi kami juga, yaitu cita-cita kemanusiaan kita semua, cita-cita kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan yang kita impikan bersama. Oleh sebab itu, keberhasilan kalian dalam mewujudkan cita-cita merupakan bagian dari keberhasilan generasi kami juga. Dengan kesadaran kebersamaan dan kesinambungan antar generasi itulah, kemajuan peradaban bangsa dan negara kita, Insya Allah, dapat terus ditingkatkan dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi dalam suatu ‘long march’ menuju masa depan.

Tentu saja, bekerja, bertindak, dan beraksi saja bukanlah jaminan bahwa kemajuan akan cepat terwujud. Bekerja, bertindak dan beraksi membutuhkan refleksi, perenungan, dan pemikiran yang tercermin dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dari waktu ke waktu semakin cepat. Karena itu, bekerja harus diimbangi dan diiringi dengan keterbukaan hati untuk terus belajar dan menimba sebanyak mungkin dan sedalam mungkin pengetahuan dan teknologi yang berkembang di depan mata. Jika hanya bekerja tanpa belajar, bertindak tanpa refleksi, kita akan terjebak menjadi sekedar aktif dan tenggelam dalam aktivisme tanpa refleksi, tanpa roh. Kita akan terjebak hanya jadi tukang atau bahkan robot tanpa jiwa. Sebaliknya jika kita hanya berefleksi yang sibuk dengan wacana atau sekedar menjadi perenung yang kayadengan daya refleksi, meski kita akrab dengan segala perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, kita akan berfungsi hanya sebagai verbalis, hanya pandai beretorika, tetapi tanpa aksi.

Karena itu, generasi muda hendaklah berusaha mengubah dunia, bukan hanya dengan kata (refleksi) tetapi juga dengan aksi. Kita harus mengubah dunia tidak hanya dengan kata tetapi juga dengan kerja yang berisi pemikiran-pemikiran reflektif yang cerdas dan mencerahkan. Untuk itu, para pemimpin perubahan di masa depan haruslah senantiasa bekerja dan bertindak sambil terus belajar dan akrab dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerja sambil belajar dan belajar sambil terus bekerja di sepanjang hayat di kandung badan. Itu dan begitulah pula cara hidup saya sejak kecil sampai hari ini, yaitu aktif belajar, aktif mencari penghidupan sendiri, dan aktif bergaul dalam kegiatan masyarakat, berorganisasi, dan sebagainya.

Sejak sekolah ibtidaiyah (sekolah dasar) saya sudah mencari nafkah sendiri untuk kebutuhan sehari- hari, di luar urusan makan di keluarga. Sejak kelas 1 saya sudah berjualan pempek keliling kampung. Saya juga pernah berjualan es keliling, pedagang koran, sampai menjadi loper kantong plastik untuk bungkus roti untuk para pedagang roti keliling. Sampai tamat ibtidaiyah, kegiatan itu terus saya lakukan sampai tamat dan meneruskan sekolah ke tingkat tsanawiyah. Sambil terus sekolah dengan prestasi, saya juga aktif di organisasi-organisasi seperti kwartir pramuka, Pelajar Islam Indonesia (PII) Palembang, saya juga rajin berkorespondensi ke kedutaan-kedutaan negara-negara sahabat di Jakarta dan radio serta televisi asing. Dari mereka saya sering mendapatkan foto, gambar, post card yang menarik dan membawa saya pada motivasi ingin menguasai bahasa asing.

Karena itu, setiap sore terutama di hari libur saya biasa berusaha menjadi guide sukarela bagi para turis asing yang sering datang dari mancanegara di hotel-hotel di Palembang. Kegiatan itu saya manfaatkan untuk belajar bahasa Inggris sampai kemudian sesudai lancer saya mendaftarkan diri menjadi peserta kursus bahasa Inggris terkenal di Palembang. Oleh karena kemampuan saya sudah memadai dalam conversation, maka sesudah dua tahun saya diangkat menjadi guru Bahasa Inggris di kursus tempat saya belajar. Maka, setelah tamat tsanawiyah melanjutkan ke ‘aliyah (sekolah lanjutan tingkat atas), saya sudah diangkat menjadi guru bahasa Inggris di kursus, dan juga menjadi guru Bahasa Inggris di salah satu sekolah SMP swasta di Palembang.

Di sepanjang hidup saya, ketiga kegiatan belajar dengan prestasi, bekerja untuk mencari nafkah, dan aktif bergaul di masyarakat tidak pernah saya tinggalkan. Ketiganya berjalan simultan dan saya berusaha berprestasi dengan sebaik-baiknya di ketiga jenis kegiatan tersebut. Kebiasaan itu terus saya bawa ketika saya pindah ke Jakarta dan bekerja di Kedutaan Pakitan pada tahun 1974, dan kemudian di Kedutaan Mesir pada tahun 1977, dilanjutkan dengan bekerja di lembaga swadaya masyarakat, yaitu LP3ES di Jakarta pada tahun 1979. Sambil bekerja saya terus aktif di organisasi kepemudaan, dan setelah saya kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yaitu baru pada tahun 1977, setelah tabungan hasil kerja selama beberapa tahun mencukupi untuk biaya kuliah. Sambil kuliah dengan prestasi yang menggembirakan, saya terus bekerja mencari nafkah untuk penghidupan, dan juga sambil terus aktif dan bahkan sangat aktif di pelbagai organisasi kemasyarakatan, kepemudaan, dan kemahasiswaan. Di samping tentu saja banyak juga masalah dan perasaan tidak berhasil yang saya alami dalam perjalanan hidup, ketiga dunia itulah yang saya rasakan telah mengantarkan saya untuk hidup dengan segala prestasi sampai sekarang. Kuncinya adalah terus bekerja, belajar, dan aktif dalam pergaulan sosial bermasyarakat.

Di samping itu, hal lain yang juga penting untuk dicatat oleh para pemimpin di masa depan adalah bahwa dalam bekerja dan menjalankan segala tugas dan tanggung jawab sehari-hari, kita juga harus senantiasa berusaha menanamkan jejak kaki kita untuk masa depan, yaitu jejak langkah yang memberikan nilai kegunaan bagi generasi yang akan datang. Segala prestasi yang dicapai, hendaklah bukan diniatkan untuk kepentingan kita sendiri, tetapi diabdikan untuk memberi manfaat bagi sesama. Sebaik- baik manusia adalah mereka yang memberi manfaat bagi sesama, yaitu manfaat yang diwariskan untuk generasi yang akan datang, sebagai jejak kaki, seperti jejak kaki atau maqaam Ibrahim di samping Ka’bah yang ditinggalkannya untuk umat manusia di sepanjang sejarah. Karena itu, wahai para pemimpin masa depan, (i) jangan kalian lupa untuk terus bekerja dan beraksi atau bertindak sambil (ii) terus belajar, belajar, dan terus belajar dengan sungguh-sungguh, sambil (iii) terus bergaul dalam dinamika kehidupan bermasyarakat, sehingga kalian tahu persis arti kehidupan bersama dalam masyarakat. Semua itu (iv) harus kalian lakukan dengan niat tulus yang diabdikan untuk memberi manfaat bagi kepentingan sesama yang diorientasikan untuk masa depan, sehingga apa yang dilakukan dapat membekas menjadi jejak kaki yang diwariskan bagi generasi yang akan datang.

Demikianlah sedikit catatan saya untuk anak muda masa kini di mana saja kalian berada. Anak muda hari ini adalah pemimpin di masa depan. Oleh sebab itu, mulai hari ini, jadilah anak muda yang sanggup memimpin diri sendiri agar pada saatnya mengambil tanggung jawab kepemimpinan dalam skala yang lebih luas, memimpin perubahan untuk kemajuan bangsa dan negara.

Sumber: Surat Dari & Untuk Pemimpin, Penulis: Jimly Asshiddiqie, Hal: 153-156.

Cerita Perubahan, Mengawal Perubahan

About the author

The author didnt add any Information to his profile yet
No Responses to “Penggagas Peradilan Modern”

Leave a Reply