Pembangunan Jalan Abaikan Lingkungan
Mandeh, Kompas – Jalan akses menuju Nagari Mandeh, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Sabtu (5/1), rusak berat. Namun, pembangunan jalan baru yang tengah dikerjakan justru menghancurkan ekosistem perairan di sepanjang lokasi tersebut.
Pembangunan badan jalan baru selebar delapan meter itu telah merusak ekosistem perairan di sekitarnya. Pada sepanjang ruas perbaikan jalan yang tengah dikerjakan tampak warna perairan laut yang kecoklatan.
Perubahan warna dari biru menjadi kecoklatan itu diduga kuat karena sedimentasi akibat material tanah yang luruh ke hamparan hutan bakau dan perairan di bawahnya. Ini terjadi menyusul aktivitas pemotongan bukit dan badan jalan yang tengah dibangun.
Salah seorang tokoh masyarakat Carocok Anau Ampang Pulai, Darpius Indra, mengatakan, puluhan hektar hamparan bakau telah tertutup lapisan sedimen itu. ”Hamparan terumbu karang dan bakau sudah rusak tertutupi sedimen itu,” kata Darpius yang juga menjabat sebagai Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesisir Selatan.
Menurut dia, sejumlah anggota masyarakat telah mengadukan perihal kerusakan ekosistem perairan itu dan keterkaitannya terhadap penurunan jumlah tangkapan ikan. ”Saya juga sudah menyampaikan ini saat sosialisasi dengan Bapedalda. Namun, dikatakan bahwa selama ini tidak ada laporan mengenai kerusakan itu. Akhirnya, saya buat laporan mengenai itu. Namun, persoalannya di tingkat kabupaten memang tidak ada komisi amdal (analisis mengenai dampak lingkungan). Komisi ini ada di tingkat provinsi,” katanya.
Kepala Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang, dan Permukiman Sumbar Suprapto mengatakan, pihaknya masih mengamati pergerakan tanah. Rekayasa teknik untuk mengurangi dampak kerusakan ekosistem, seperti pemasangan perangkap sedimen, belum dilakukan.
Panjang ruas jalan yang baru dibangun sebagai penghubung Mandeh-Sungai Pinang-Sungai Pisang itu sekitar 40 kilometer dan mulai dikerjakan 2011. Dijadwalkan selesai dalam enam tahun. (INK)
Sumber: KOMPAS, Senin, 07 Januari 2013.