Mengapa Perubahan itu suatu Keharusan?
Perubahan dalam diri setiap manusia pada dasarnya adalah sebuah kewajiban. Setiap saat manusia selalu dituntut untuk menjadi “lebih baik” sehingga apabila tidak berubah menjadi “lebih baik” maka manusia itu akan merugikan. Dengan kata lain, hari ini harus lebih baik dari kemarin dan besok harus lebih baik daripada hari ini.
Perubahan yang dilakukan dalam diri manusia akan membantu dalam menjalani proses evolusi yang terjadi dalam kehidupan ini. Evolusi adalah perubahan yang dilakukan karena adanya tuntutan situasi dan kondisi dalam suatu lingkungan yang ditempati. Apabila manusia tidak dapat mengikuti perubahan yang selalu terjadi dalam kehidupan ini maka manusia itu akan menjadi orang yang terseleksi-manusia itu akan tersisihkan/terpunahkan oleh proses evolusi yang terjadi dalam kehidupan di muka bumi ini.
Walaupun banyak manusia yang berpikir bahwa untuk mengubah sikap/perilaku dalam waktu singkat itu sangatlah sulit dan hampir tidak mungkin, tetapi sebenarnya itu bisa saja dilakukan. Akan tetapi, proses perubahan tersebut tentunya harus dilakukan dengan suatu proses yang tepat dan sesuai kebutuhan. Jika kita sudah berpikir bahwa perubahan tersebut akan sangat sulit dilakukan maka pada dasarnya kita sudah melakukan penolakan adanya perubahan yang hendak di lakukan. Oleh karena itu, agar perubahan yang hendak dilakukan dapat berjalan sesuai dengan hara pan maka kita harus menanamkan pemikiran bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin di dunia ini. Semua perubahan membutuhkan proses, waktu dan kemauan, serta kesadaran dalam melakukan sesuatu.
Perubahan secara singkat dalam diri manusia sebenarnya tidaklah sulit. Dalarn waktu satu detik, pikiran setiap manusia bisa saja berubah. Dengan adanya proses perubahan yang relatif cukup singkat dalam pemikiran manusia maka akan memberikan peluang untuk dapat melakukan perubahan terhadap sikap/perilakunya. Selain itu, dapat membantu manusia lainnya untuk dapat melakukan perubahan secara “cepat” pula.
Meskipun pikiran manusia dapat berubah setiap saat, namun perilaku positif yang dihasilkan dari sebuah perubahan yang telah diciptakan dapat tetap dipertahankan. Caranya adalah didukung dengan sebuah sistem yang juga dapat mengakomodir perubahan yang terjadi karena pada dasarnya perilaku manusia itu selalu berputar dengan melihat adanya kondisi realitas yang terjadi. Selanjutnya manusia tersebut mencoba untuk meyakini dan menjalankannya dalam sebuah perilaku atau tindakan yang nyata. Setelah itu, manusia akan mencoba untuk melakukan evaluasi terhadap dampak yang dihasilkan dari perilaku yang telah dijalani sehingga akan menjadi kondisi realitas yang baru kembali. Evaluasi yang dimaksud, yaitu mencari segala bentuk kekurangan yang telah terjadi untuk dilakukan perbaikan kembali.
Secara sederhana, proses perubahan sikap/perilaku dalam diri manusia dapat dilihat dalam sirkulasi perilaku manusia seperti di bawah ini:
Setiap manusia tentunya selalu ingin mendapatkan perubahan yang “positif” dalam setiap sirkulasi yang terjadi. Dengan kata lain, perubahan “positif” yang dihasilkan dapat berjalan secara kontinu (berkelanjutan). Agar perubahan “positif” dapat berjalan demikian maka kita harus dapat menanamkan nilai-nilai “positif” tersebut menjadi sebuah keyakinan.
Ibaratnya sebuah benih pohon yang ditanam, agar benih tersebut dapat tumbuh menjadi pohon yang subur, kuat, dan dapat hidup relatif lama maka pohon itu harus selalu dirawat. Caranya adalah rajin memberikan zat-zat yang dibutuhkan untuk tetap tumbuh dan hidup, seperti rajin memberikan air, pupuk dan lain sebagainya. Selain itu, juga harus tetap menjaga kondisi lingkungan di sekitarnya agar tetap alami sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan tumbuhan tersebut.
Begitu juga dengan kondisi perilaku manusia, apabila kita menging inkan perubahan “positif” dapat berjalan secara terus-menerus maka kita harus tetap berusaha untuk dapat memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh jasmani maupun rohani, seperti terpenuhinya kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder, serta rohani (misalnya mendengarkan ceramah agama, mendengarkan dan membaca kata-kata bijak, dan lain sebagainya). Selain itu, tetap menjaga lingkungan yang ditempati agar dapat memberikan rasa nyaman, aman dan menyenangkan. Artinya, jika berharap melakukan perubahan terhadap perilaku manusia maka harus disiapkan pula faktor pendorong yang di butuhkan oleh manusia, terkait dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologisnya, seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal dan sebagainya. Faktor pendorong lain terkait dengan kebutuhan-kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan akan kasih sayang, keharmonisan dan kepuasan batiniah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain, kebutuhan untuk mempertahankan diri melindungi kepribadian, menghindari luka fisik dan psikologis, menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan prestise dan mendapatkan kebanggaan diri, kebutuhan untuk memperkuat diri, mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi dan mendapatkan pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan penguasaannya terhadap orang lain.
Kalau mencuplik teori kebutuhan menurut Maslow adalah sebagai berikut:
- Kebutuhan fisiologis (physiological needs), yaitu kebutuhan seperti rasa lapar, haus, seks, perumahan, tidur dan sebagainya.
- Kebutuhan keamanan (safety needs), yaitu kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman dan perampasan atau pun pemecatan dari pekerjaan.
- Kebutuhan sosial (social needs), yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta di terima dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang.
- Kebutuhan penghargaan (esteem needs), yaitu kebutuhan akan status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi dan prestasi.
- Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs), yaitu kebutuhan pemenuhan diri, untukmempergunakan potensi diri, pengembangandiri semaksimal mungkin, kreativitas, ekspresidiri dan melakukan apa yang paling cocok, serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri.
Disarikan dari buku: 24 Jam Mengubah Perilaku dengan Outbound Training, Penulis: Rudianto, Halaman: 8-12.