Memahami Kebutuhan akan Perubahan
Kebutuhan akan perubahan kadang-kadang jelas terasa, sewaktu hasil-hasil yang dicapai tidak sesuai dengan harapan, dan tugas-tugas tidak berjalan lancar, atau terlihat adanya gejala ketidakpuasan. Apabila rasa ‘sakit’ situasi-situasi demikian meningkat, maka begitu pula meningkat dorongan untuk mengadakan perubahan. Tetapi, di lain pihak, kadang-kadang kebutuhan kan perubahan tidak terlampau jelas terlihat atau dirasakan.
Seringkali terlihat gejala bahwa organisasi tidak membaca atau mendeteksi isyarat-isyarat yang terjadi, dan oleh karena segala sesuatu berjalan lancar, maka diasumsi bahwa segala sesuatu berlangsung dengan baik. Perlu diingat bahwa perubahan-perubahan signifikan dapat saja menimbulkan kesulitan besar bagi organisasi . Para individu, maupun manajemen puncak, harus senantiasa memonitor lingkungan mereka, guna mengantisipasi dan mendeteksi perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi mereka.
Mengintroduksi dan mengimplementasikan suatu perubahan jarang menimbulkan hasil yang diinginkan secara cepat dan segera. Hal ini disebabkan karena orang-orang memerlukan waktu yang cukup untuk belajar bagaimana berperilaku secara berbeda. Kinerja individual sering kali menyusut sewaktu periode belajar sedang berlangsung, dan adakalanya hal tersebut menyebabkan timbulnya perasaan takut dan kegelisahan diantara para karyawan.
Selama periode tersebut, mungkin terlihat adanya keinginan kuat untuk kembali lagi pada perilaku yang sudah terbiasa dan yang telah terbukti. Para agen perubahan dapat membantu orang-orang tersebut untuk menghadapi periode transisi tersebut, dengan jalan mengantisipasi kinerja dibawah sasaran (subpar performance), dan munculnya masalah-masalah atitudinal, dan mereka harus siap dengan bantuan yang makin meningkat, pendidikan, dorongan dan sumber-sumber daya, guna membantu para karyawan menyesuaikan diri.
Sumber: Manajemen Perubahan, Penulis: Prof. Dr. J. Winardi, SE, Halaman: 151-152.