Melebarkan Kepak Sang Garuda

Okt 04, 2014 No Comments by

Saldo Garuda Indonesia minus seratusan miliar rupiah saat Emirsyah Satar dipilih memimpin maskapai negeri itu pada 2005. Ia tak takut. Tawaran pemerintah untuk membenahi Garuda dia terima.

Ia sadar, pilihannya ini akan membuat pendapatannya menurun tajam. Pria asal Minang ini berkata, kalau bukan anak negeri yang memimpin Garuda, lalu siapa lagi. Dengan keyakinan kuat, ia membangun maskapai yang nyaris bangkrut itu. Hasratnya cuma satu: mengembalikan kejayaan Garuda di angkasa.

Usahanya tak sia-sia. Kepak sayap Garuda, yang tadinya lunglai, kembali kokoh.

Pada 2010 Garuda meraih titel maskapai berbintang empat. Hanya 28 maskapai di dunia yang berhak menyandang titel ini. Pelayanan Garuda jauh lebih baik, dan ada tambahan jumlah armada yang lebih mutakhir. Sayap Garuda kian berkibar dengan menjadi sponsor klub sepak bola raksasa Liverpool yang bermain di Liga Primer Inggris, liga sepak bola terbaik dunia.

Berkecimpung di dunia perekonomian awalnya bukanlah mimpi Emir. Apalagi memimpin maskapai terbesar di nusantara. Saat kecil ia justru bercita-cita menjadi arsitek. Sebagai putera daerah, ia terkagum-kagum dengan megahnya gedung-gedung bertingkat yang tercogok gagah.

Karirnya dimulai sejak menamatkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1985. Ia bekerja berpindah-pindah dari bank ke bank. Ia juga sempat menjadi Direktur Keuangan Garuda dan pindah lagi pada 2003. Alasan ia banyak berpindah perusahaan ini sederhana, Emir menyukai tantangan.

Lelaki yang hobi naik sepeda ini punya prinsip hidup yang sangat kuat hingga bisa sukses seperti saat ini: tak cepat puas.

 

Good is not Good When Better is Expected

Pada periode 1998-2002, saya ditugasi menjadi Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia. Di bawah kepemimpinan Pak Robby Djohan, dan diteruskan oleh Pak Abdulgani, kami bekerja keras membangun Garuda Indonesia di tengah maraknya persaingan dalam kebangkitan era penerbangan. Dengan kepemimpinan yang kompak dan solid, Garuda berhasil menata kembali organisasinya agar mampu menghadapi persaingan domestik, regional, maupun global yang semakin ketat.

Setelah jeda selama tiga tahun, saya kembali lagi ke Garuda sejak 2005 dengan tugas baru sebagai Direktur Utama. Kondisi perusahaan ketika saya terima berada dalam posisi jauh lebih buruk daripada tiga tahun sebelumnya. Beberapa program yang sudah dicanangkan dalam Rencana Strategis pada periode sebelumnya tidak berhasil dicapai, dan bahkan terpaksa dijadwal ulang karena kondisi perusahaan tidak memungkinkannya. Sebagai contoh: penawaran umum saham perdana yang semula dijadwalkan tahun 2004, terpaksa diundur enam tahun. Kondisi finansial perusahaan pun sangat mengkhawatirkan.

Permasalahan yang dihadapi Garuda pada 2005 itu sangatlah kompleks dan menyangkut segala aspek organisasi: keuangan, operasional, mutu layanan, dan human capital. Rencana Strategis yang kami buat ulang pun mencerminkan kondisi yang sangat berat, diawali dengan dua tahun pertama yang dengan berat hati kami sebut sebagai Tahap Survival. Motto kami ketika itu adalah: Changeor Die! Sungguh serius, tetapi jelas bukan berlebihan. Selama lima tahun itu kami melakukan beberapa tahapan, yaitu: Consolidation, Rehabilitation, Turnaround, dan, akhirnya, Tahap Pertumbuhan yang telah berhasil kami capai pada 2010.

Dalam lima tahun itu kami antara lain memperkenalkan theme song Garuda yang baru sebagai salah satu upaya image building, mengembangkan kultur perusahaan Fly Hi, serta mengembangkan konsep layanan “Garuda Indonesia Experience” yang mengangkat semua hal terbaik dari Indonesia kedalam layanan pre-, in-, dan post-flight melalui kelima panca indera (sight, sound, taste, scent, touch).Livery (penampilan eksterior dan interior) baru pesawat Garuda mulai diperkenalkan di tahap ini.

Dalam periode itu, yang paling sering saya kemukakan kepada seluruh jajaran di Garuda adalah bahwa kita tidak dapat lagi menjalankan perusahaan ini seperti layaknya business as usual. Perusahaan sudah nyaris bangkrut kok masih bekerja dengan pola lama? “We have to be ready to walkthe extra mile. We have to be able to carry the extra burden,” begitu pesan saya selalu–kepada diri sendiri maupun kepada seluruh karyawan. Bila semua orang hanya mampu berjalan 10 mil, maka kita harus mampu berjalan sekurang-kurangnya 11 mil. Sangat boleh jadi keberuntungan kita berada pada mil ke-11 itu. Ini dapat kita capai bila kita mampu mengembangkan passion di dalam diri kita untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan secara bertanggung jawab.

Good is not good enough when better is expected,” ini juga kalimat yang sangat sering saya dengungkan pada saat itu hingga sekarang pun. Ini sejalan dengan pemikiran from Good to Great yang pada era itu menjadi buzzword di dunia manajemen. Selain itu, sebagai maskapai penerbangan flagcarrier, saya juga menekankan kepada semua karyawan Garuda agar berbicara, berbuat, dan bertindak secara bermartabat. Jangan omdo alias omong doang. “Walk the talk!” Kita betul–betul melakukan apa yang kita katakan! Satunya kata dan perbuatan!

Setelah periode 2005-2010 itu berhasil kami lalui dengan gemilang, kami menetapkan 2010-2015 sebagai tahap Quantum Leap–yaitu saatnya perusahaan melaksanakan berbagai pengembangan dalam aspek operasional, peremajaan dan pengembangan armada, pengembangan network dan human capital.

Armada pesawat Garuda Indonesia meningkat secara signifikan setelah kami berhasil melakukanrestrukturisasi finansial. Saat ini Garuda mengoperasikan pesawat–pesawat terbaru 14 Airbus 330, 55 Boeing 737-800 Next Generation, dan 8 Boeing 737 series. Di tahun-tahun mendatang kami menantikan pengiriman 10 pesawat Boeing 777 dan 17 pesawat Bombardier. Secara rata-rata, usia armada Garuda saat ini adalah lima tahun.

 

Senantiasa Menatap ke Depan

Ke depan, Garuda mengembangkan aspek pelayanan untuk menjadi maskapai penerbangan bintang lima. Pada 2014 kami akan memasuki tahap Go Global dan Global Player. Di antaranya dengan code sharing yang telah kami lakukan dengan berbagi perusahaan besar dunia seperti: Etihad Airlines, Korean Airlines China Airlines, KLM, Singapore Airlines, Turkish Airways, dan beberapa penerbangan internasional lainnya. Garuda juga akan bergabung dalam aliansi Global Sky Team serta membangun brand awareness secara global, antara lain dengan mensponsori Liverpool FC yang bergengsi.

Sebagai seorang pemimpin maupun calon pemimpin, kita sebaiknya mengembangkan sikap percaya diri dengan porsi yang tepat dan terukur. Kita harus senantiasa menatap ke depan, ke arah ke mana kita membawa lembaga yang kita pimpin. Yakin sajalah! Jangan terlalu sering melihat ke belakang. Layaknya seorang pengemudi, kalau kita terlalu sering menatap ke kaca spion, pandangan kita ke depan justru menjadi tersendat-sendat. Sesekali kita memang perlu melihat ke kaca spion, atau bahkan menengok ke belakang kalau-kalau ada blind spots yang luput terlihat.

Kalau pada kesempatan ini saya menengok sebentar ke belakang, saya hanya ingin menegaskan bahwa bukan saya seorang diri yang membawa Garuda melintasi quantum leap ini. Kami semuadi Garuda Indonesia sungguh-sungguh menghayati tugas kami untuk mengibarkan bendera Indonesia dengan bangga. Garuda Indonesia adalah flag carrier, pengibar bendera. Kami harus menjaga kehormatan dan kejayaan lembaga kami ini. Kerja keras kami sebagian telah terganjar dengan laba yang sudah dapat diraih Garuda secara berturut-turut sejak tahun 2008 (sebelumnya merugi dan secara teknis bangkrut); naik kelas menjadi maskapai penerbangan bintang empat pada 2010 (hanya 28 maskapai didunia); terpilih sebagai The World’s Most Improved Airline (SkyTrax, Berlin, 2010); The Turn-AroundAirline of the Year (Center for Asia Pacific Aviation, Australia, 2011); The Most Admired Companies(Business Week); dan The World’s Best Regional Airline dan The Best Regional Airline in Asia (Sky-Trax 2012).

Dengan semua landasan kokoh ini, Garuda Indonesia akan dapat terus dikembangkan secara sistemik, sehingga ke depan nanti Garuda akan dapat berkembang secara sustainable, siapa pun yangakan memimpinnya nanti.

Karena itulah, sebagai penutup, saya tegaskan sekali lagi bahwa seorang pemimpin harus mampu selalu mengajak orang-orang yang dipimpinnya untuk selalu mengutamakan kerjasama. One Team, One Spirit, One Goal. Indonesia membutuhkan sangat banyak pemimpin di berbagai lingkup dan tingkatan. Bentuk dan kembangkanlah diri Anda menjadi salah seorang pemimpin itu. Good is notgood when better is expected.

Sumber: Surat Dari & Untuk Pemimpin, Penulis: Emirsyah Satar, Hal:190-193.

Cerita Perubahan, Mengawal Perubahan

About the author

lingkarLSM hadir untuk menemani pertumbuhan. Kami mengidamkan masyarakat sipil yang jujur dan punya harga diri. Kami membayangkan ribuan organisasi baru akan tumbuh dalam tahun-tahun perubahan ke depan. Inilah mimpi, tujuan dan pilihan peran kami. Paling tidak, kami sudah memberanikan diri memulai sebuah inisiatif; dan berharap langkah kecil ini akan mendorong perubahan besar.
No Responses to “Melebarkan Kepak Sang Garuda”

Leave a Reply