Filosofi Kelinci dan Kura-Kura

Jul 14, 2012 No Comments by

Disuatu masa disuatu dimensi,kura-kura berdebat dengan kelinci mengenai siapa yang lebih cepat. Akhirnya mereka memutuskan untuk adu lari dan sepakat jalurnya. Kelinci melesat meninggalkan kura-kura. Setelah tahu kura-kura tertinggal jauh di belakang, kelinci memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum lanjut lagi, “Ah,aku istirahat dulu, nanti kalau si kura- kura sudah dekat baru aku lari lagi.” Kelinci duduk di bawah pohon (tidak di atas pohon karena kelinci tidak bisa manjat) dan akhirnya tertidur pulas. Kura-kura akhirnya melalui kelinci yang sedang tertidur dan memenangkan adu lari. Akhirnya kelinci pun terbangun dan menyadari dirinya telah kalah.

Moral : alon-alon asal kelakon yang akan berjaya

Karena malu dan kecewa yang mendalam, kelinci melakukan Antisipasi Kegagalan (Root Cause Analysis). Ia yakin bahwa kekalahannya hanya karena ia terlalu percaya diri, ceroboh dan lalai. “Kalau kemarin aku tidak macam-macam, tidak mungkin aku kalah” pikir kelinci. Ditantangnya lagi si kura-kura, “Hei kura-kura, sini kau… Aku tidak terima kamu menang kemarin, ayo kita lomba lagi, sekali ini pasti aku yang menang” . Si kura-kura dengan santai menjawab, “hayyuukk, siapa takut?” Akhirnya dimulai lomba, dan dari awal lomba kelinci melesat meninggalkan kura-kura dan terus berlari hingga ke garis finish. Beneran juga, kelinci yang menang.

Moral : Yang cepet dan konsisten selalu mengalahkan yang alon-alon asal kelakon .

Kura-kura panas, dan setelah dipikir-pikir baru sadar kalau dia tidak mungkin bisa ngalahin kelinci dengan kondisi seperti itu. Ditantangnyalah kelinci adu lari lagi ke suatu tempat. “Hei kelinci, ayo kita lomba lagi. Sekarang kita lewat jalan ini ke sana. Berani tidak kamu?” Ditantang seperti itu, kelinci langsung mau saja karena sudah yakin dia yang bakalan menang, wong kemarin saja dia bisa menang. Lomba dimulai dan dengan kencangnya kelinci berlari meninggalkan kura- kura. “Yang penting aku jangan setop-setop, pasti aku menang.” Pikir kelinci. Kebetulan, ternyata jalan di depan kelinci terhalang sungai. “Duh, gimana nih aku menyebrang sungai? Aku tidak bisa berenang lagi” termenung si kelinci mencari jalan menyebrangi sungai. Lama termenung, akhirnya kelinci melihat kura-kura datang dan berenang di sungai, keluar lagi berjalan pelan menuju garis finish. Terpaku kelinci melihat kemenangan si kura-kura.

Moral : ketahuilah…jikalau punya kemampuan dan ubah keadaan sesuai kemampuan yang kita punya

Melihat si kelinci terpaku sedih, kura-kura pun menghampirinya dan bilang,”sudah, jangan sedih, besok kita ulangin lagi, tapi kita sama-sama.” Esoknya, lomba dimulai lagi, tapi sekarang kelinci menggendong kura-kura sampai tepi sungai. Kemudian gantian kura-kura menggendong kelinci menyebrangi sungai dilanjutkan kembali kelinci menggendong kura-kura sampai garis finish. Hasilnya mereka berdua lebih cepat sampai di garis finish.

Moral : pintar dan berkemampuan tapi tidak bisa kerjasama akan percuma karena dengan kerjasama maka kekurangan akan dipenuhi oleh yang lainnya .

Hikmah :
1. Yang cepat dan konsisten selalu mengalahkan yang alon-alon asal kelakon .
2. Bekerjalah sesuai kemampuanmu .
3. Kumpulkan sumber daya dan kerja sebagai tim selalu mengalahkan kelebihan pribadi
4. Jangan menyerah bila gagal .
5. Berlombalah dengan situasi, jangan dengan saingan.

Sumber: arifperdana.wordpress.com.

Cerita Perubahan

About the author

lingkarLSM hadir untuk menemani pertumbuhan. Kami mengidamkan masyarakat sipil yang jujur dan punya harga diri. Kami membayangkan ribuan organisasi baru akan tumbuh dalam tahun-tahun perubahan ke depan. Inilah mimpi, tujuan dan pilihan peran kami. Paling tidak, kami sudah memberanikan diri memulai sebuah inisiatif; dan berharap langkah kecil ini akan mendorong perubahan besar.
No Responses to “Filosofi Kelinci dan Kura-Kura”

Leave a Reply