Faktor Lingkungan dan Implikasinya Terhadap Perubahan
Sejumlah faktor lingkungan dapat diidentifikasi, yang membuat organisasi-organisasi harus mempertimbangkan struktur, strategi dan manajemen mereka. Faktor-faktor yang demikian sempat berperan pada dekade yang lampau, dengan tuntutan akan perubahan instan dan mensinyalir adanya keperluan untuk memahami bagaimana organisasi bertumbuh-kembang. Hal ini terangkum dam tiga pertanyaan utama:
Mengapa Perlu Adanya Perubahan?
Pertanyaan ini dapat dijawab dengan melihat lingkungan di mana organisasi beroperasi. Tingkat pengetahuan dan teknologi, pembedaan produk, perhatian akan fashion, dan sebagainya hanyalah beberapa permintaan yang dihadapi oleh organisasi. Ada pula internalisasi ekonomi, yang juga merupakan faktor lain. Dengan adanya faktor lingkungan, tampak jelas betapa pentingnya penyesuaian organisasi terhadap kondisi sekitar, terutama yang sedang bertumbuh dan berkembang. Dengan kata lain, perubahan mmang diperlukan mengingat bahwa organisasi harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan di mana organisasi tersebut berada.
Perubahan Macam Apa yang Harus Diciptakan?
Beberapa prinsip dalam merestrukturisasi organisasi mengahruskan adanya sifat adaptif dan fleksible ketika merespons ketidakpastian dan perubahan; mengembangkan budaya kreatifitas dan orientasi performance yang kuat; merestrukturisasi dan mengintegrasikan fungsi-fungsi seperti pemasaran, penelitian dan pengembangan serta produksi; dan mengembangkan pendekatan strategis untuk manajemen SDM. Hal-hal tersebut nantinya akan berbenturan dengan struktur organisasi lama dan budaya organisasi yang birokratis serta kaku (tidak fleksible). Dengan demikian, banyak hal yang dirombak dalam struktur organisasi demi tercapainya kinerja yang lebih efektif dan efisien.
Bagaimana Perubahan ini Dapat Dicapai?
Pendekatan manajemen baru secara berkesinambungan dikembangkan untuk memfasilitasi perubahan. Istilah-istilah yang kemudian menjadi familiar adalah seperti “organisasi pembelajar”; “perancangan proses bisnis”; “arsitektur organisasi yang nyaman”; “meningkatkan kompetensi dasar”; dan menjadi “kompetitor yang berdasar kepada waktu”. Semuanya mewakili bahasa manajemen, bahasa yang merefleksikan struktur-struktur organisasi baru dan bagaimana mereka harus dikelola. Para manajer kemudian harus menjadi fasilitator; prinsip-prinsip yang berdasarkan kontrol akan digantikan oleh prinsip-prinsip yang berdasarkan nilai; budaya organisasi akan mewaarnai sebuah arti penting yang baru dan kepemimpinan akan menginspirasikan banyak pihak dengan mengembangkan lingkungan yang mendukung individu untuk diberi kepercayaan demi mencapai prestasi dalam organisasi yang kreatif serta terbuka.
Disarikan dari buku: Manajemen Sumber Daya Manusia, Penulis: Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.B.A.,dkk, Halaman: 918-919.