Berdayakan Orang Kaya dan Orang Miskin
Banyak orang beranggapan bahwa kita “kaya” selalu diidentikkan dengan kelimpahan akan nilai materi atau banyaknya uang yang dimiliki. Apakah persepsi seperti itu salah? Tidak, sama sekali, tidak. Namun, kita harus ingat bahwa kekayaan seperti di atas hanya bagian kecil dari dimensi materi. Dimensi materi itulah yang sering disebut dengan kekayaan finansial. Buku ini akan membahasnya dalam konteks bidang finansial.
Dalam buku Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki menjelaskan bahwa orang kaya adalah seseorang yang bebas secara finansial. Bebas menggunakan uang miliknya, bebas untuk bekerja kapan saja diinginkan, dan paling penting, bebas dari segala kekhawatiran akan masalah keuangan di masa depan. Kebebasan finansial ini bisa dicapai dengan memiliki aset jauh lebih besar dari liabilitas (kewajiban). Memperbesar aset yang memasukkan uang ke kantong Anda serta memperkecil liabilitas yang menguras uang dari kantong Anda.
Kata “Kaya” tak hanya dapat dinilai menurut satu patokan saja. Ada beberapa hal yang menjadi standarnya, misalnya:
- Pendapatan Anda lebih besar daripada pengeluaran. Bahkan kalau perlu kekayaan yang telah Anda kumpulkan bisa memberikan penghasilan lagi bagi Anda.
- Memiliki kekayaan bersih minimal yang diharapkan. Dalam buku Millionaire Next Door, Danko dan Stanley menentukan seseorang kaya atau tidak dengan rumus: Kekayaan bersih yang diharapkan = usia x penghasilan tahunan sebelum pajak (semua sumber kecualian warisan) dibagi 10. Nidya yang berumur 25 tahun berpenghasilan Rp 4 juta per bulan, artinya Rp 48 juta per tahun. Kekayaan bersih yang diharapkan = (25 x 48.000.000)/10. Kekayaan bersih yang diharapkan = 120.000.000. Meskipun Anda mempunyai Rp 10 miliar, namun jika semestinya kekayaan Anda berjumlah Rp 25 miliar maka Anda belum dapat disebut kaya. Sebaliknya, jika Anda hanya memiliki Rp 200 juta, tapi kekayaan bersih minimal yang diharapkan adalah Rp 120 juta, Anda bisa dibilang kaya; bukan dalam jumlah harta, tapi lebih pada diri Anda yang telah memiliki sikap mendasar orang kaya.
- Memiliki kebebasan. Bebas menggunakan uang dan waktu milik Anda. Memiliki kebebasan bekerja kapan pun Anda mau, menikmati kehidupan sepenuhnya. Dan yang paling penting, bebas dari segala kekhawatiran akan masalah keuangan di masa depan.
Perbedaan mendasar antara orang kaya dan orang miskin terletak pada kepemilikan aset. Orang kaya senang mempunyai aset yang tumbuh secara signifikan dibandingkan hanya memamerkan gaya hidup konsumsif, sedangkan orang miskin suka membeli liabilitas yang mereka anggap aset. Dalam hal kontrol atas uang, orang kaya banyak belajar agar memiliki pengendalian emosi dan pengetahuan finansial. Orang kaya berinvestasi pada diri mereka sendiri dengan mengembangkan kemampuannya mengendalikan uang sebelum mulai membangun kekayaan materi.
Berikut adalah perbedaan-perbedaan orang kaya dan orang miskin tentang orang:
- Orang kaya berusaha keras membuat orang bekerja untuk mereka dengan mengalokasikan uang pada instrumen-instrumen bisnis, usaha, dan investasi yang menghasilkan lebih banyak uang bagi mereka. Sedangkan, biasanya orang miskin jika mendapat uang tambahan misalnya bonus atau THR akan langsung menggunakannya untuk kebutuhan konsumtif.
- Orang kaya bekerja dengan pengetahuan yang ia miliki, sering kita menyebutnya dengan SMART WORKER. Dengan pengetahuan inilah mereka dapat mengelola kekayaan mereka sehingga mereka semakin hari menjadi semakin kaya. Tipe SMART WORKER jelas berbeda dari HARD WORKER (pekerja keras). Karna terlalu sibuk HARD WORKER biasanya tak sempat membuat rencana untuk masa depan mereka. Sedangkan, tipe SMART WORKER mereka tahu bahwa mereka tak perlu mengajarkan segala hal untuk menjadi kaya. Mereka biasanya cukup membuat rencana, mengerjakan hal-hal kunci sehingga sistem dan uanglah yang justru akan bekerja untuk mereka.
- Robert Kiyosaki pernah mengatakan bahwa yang membedakan seseorang kaya dan miskin bukan uang, kepandaian atau modal, tetapi CARA BERFIKIR. Cara berfikir orang miskin adalah menabung saja ditempat yang nyaman, yang paling didengar keberadaannya, paling besar gedungnya, bunganya stabil, paling banyak cabangnya, dan paling memberikan jaminan keamanan apabila terjadi sesuatu. Prinsip orang miskin di sini adalah Safe Risk, Stable Return. Sedangkan, menabung yang nyaman menurut orang kaya adalah tempat yang tidak banyak diketahui orang, yaitu tempat untuk berinvestasi, memerlukan pengetahuan, berisiko tinggi, pendapatannya naik-turun setiap saat, dan perlu keahlian khusus untuk mengelolanya. Prinsip mereka adalah High Risk, High Return.
- Sebagian besar orang kaya fokus pada wealth style (massive dan passive income), mampu mengelola uangnya dengan baik, terus belajar, selalu fokus pada kesempatan dan suka tantangan. Sedangkan, kebanyakan orang miskin biasanya fokus pada life style (gaya hidup), tidak mengelola uangnya dengan baik, berfikir bahwa ia sudah tahu, terlalu fokus pada hambatan, mudah menyerah terhadap segala kesulitan.
Hal terbaik bagi kita saat ini tentunya adalah segera menyadari dan berusaha mengevaluasi keadaan secara objektif. Kita bisa mengamati orang-orang kaya di sekitar kita, lalu mempelajari pola-pikirnya yang positif, dan kita bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan kita. Mulailah belajar untuk mengelola keuangan dengan baik maka jalan untuk meraih kekayaan finansial segera terbuka untuk kita. Bila kita tidak segera mengubah dan mengevaluasi maka itu berarti kita secara sengaja memilih menjadi miskin. Mau?
Sumber: Cara Gampang Mengelola Keuangan Pribadi dan Keluarga, Penulis: Indrasto Budisantoso & Gunanto, Hal: 5-11.