APRIL Stop Serap Kayu dari Hutan Alam Tahun 2019
Manajemen Asia Pacific Resources International Limited bertekad menyelesaikan penanaman konsesi hutan tanaman industri tahun ini. Produsen bubur kertas dan kertas terbesar kedua di Asia itu bertekad tidak lagi menyerap kayu dari hutan alam bernilai konservasi rendah mulai tahun 2019 untuk berproduksi.
Demikian benang merah pernyataan Presiden Direktur Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Praveen Singhavi, Presiden Direktur APRIL Indonesia Kusnan Rahmin, dan Ketua Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) Joe Lawson, di Jakarta, Senin (24/3). APRIL mengukuhkan kebijakan pengelolaan hutan lestari dengan masukan pemangku kepentingan melalui para pakar di SAC.”Kami tidak menambah kapasitas produksi atau membangun pabrik baru sampai seluruh bahan baku dipasok dari hutan tanaman lestari. Kami juga menghentikan pembelian bahan baku dari hutan alam sampai pemasok menyelesaikan identifikasi hutan bernilai konservasi tinggi,” kata Praveen.
APRIL merupakan induk perusahaan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang saat ini telah menanam 460.000 hektar HTI. Kusnan mengatakan, produksi bubur kertas RAPP akan turun 200.000 ton sampai Juni 2014 karena moratorium pembelian bahan baku sampai pemasok menuntaskan identifikasi hutan bernilai karbon tinggi.
”Ini bagian dari upaya kami dalam menerapkan komitmen kelestarian. Bagi kami, kelestarian merupakan keharusan demi kesinambungan alam dan perusahaan,” kata Kusnan.
Joe menegaskan, SAC berisi pakar independen yang akan memantau pelaksanaan kebijakan kelestarian APRIL. Tiga auditor internasional akan mengaudit kinerja kelestarian APRIL.
”Ini proses panjang. Transparansi kunci untuk menjalankannya,” kata Joe. (ham)