Apa Saja Potensi Penggalangan Sumberdaya Organisasi?
Pola dan skema ketersediaan pendanaan program bagi organisasi masyarakat sipil di Indonesia kini telah berubah. Peta dukungan global dalam waktu singkat telah begitu bergeser. Indonesia bukan lagi lapisan teratas dalam daftar sasaran lembaga donor. Kekuatan sumberdaya donor juga mulai harus dikalkulasi ulang. Donor klasik mulai mengurangi anggaran bantuannya sembari memindahkan fokus areanya ke wilayah-wilayah lain. Mereka kini berkonsentrasi kepada isu-isu payung. Krisis ekonomi AS dan negara-negara Eropa juga diyakini akan turut menyumbangkan ketidakpastian pola bantuan di masa depan. Apakah organisasi nirlaba masih bisa sepenuhnya bersandar pada dukungan lembaga donor?
Pencapaian tujuan organisasi masyarakat sipil jelas membutuhkan dukungan sumberdaya yang stabil dan kontinyu. Tapi, sejatinya, bagaimana kita harus memandang relasi kebutuhan ini? Apa yang menjadi sumberdaya utama dalam upaya mengawal inisiatif bersama? Sumberdaya tidak bisa lagi hanya didefinisikan sebagai dukungan dana. Partisipasi dan keterlibatan publik, bahkan kini telah jauh lebih berharga. Kemitraan, jejaring, aliansi ataupun sindikasi telah menjadi tuntutan strategi.
Ada 3 Faktor yang harus ditimbang dalam penggalangan sumberdaya organisasi.
1. Pemahaman Atas Kesesuaian Anatomi
Artinya bagaimana kita memahami kesesuaian anatomi organisasi dengan resources mobilization yang akan kita pilih. Ketika orang berfikir bahwa Penggalangan sumberdaya adalah penggalangan Dana, maka kita akan berfikir aktifitas apa yang akan kita lakukan untuk mendapatkan dana. Mulai dari membuat usaha, membuat percetakan, menjadi Agen travel dan lain sebagainya. Tetapi terkadang yang sudah kita lakukan gagal di tengah jalan karena kita lupa menganalisis anatonomi di awal, apakah cukup sesuai aktifitas yang kita lakukan dengan sumberdaya yang kita miliki. Pointnya adalah Resources Mobilization (RM) bukan hanya sekedar penggalangan dana tetapi penggalangan dana merupakan bagian puzzle dari resources mobilization.
Resources Mobilization itu bisa berbentuk manusia/ jasa (non financial) maupun barang (financial). RM merupakan perluasan sumberdaya, dan pada saat yang bersamaan RM sebagai peningkatan kapasitas pengelolaan sumberdaya. Proses ini dilakukan untuk pengembangan, implementasi maupun keberlanjutan suatu program yang ujungnya untuk mencapai visi dan misi organisasi. Artinya penggalangan sumberdaya merupakan bagian dari sebuah Organisasi dalam mencapai mimpi.
2. Ketepatan Dalam Pemilihan Bentuk
Bentuk-bentuk penggalangan sumberdaya yang saat ini dapat di inventarisir sebagai berikut:
- Volunteer, ini merupakan sumberdaya yang paling strategis, sayangnya kita sering mengabaikannya. Volunteer merupakan kepanjangan tangan dari sebuah organisasi agar diterima di masyarakat dan sebagai perluasan gerakan. Lalu kemudian hasil pergeseran dari volunteer ini muncullah;
- Income Generation, contohnya membership, special event dan cost recovery. pergeseran lainnya ialah;
- Busines Venture
- Foundation/ Donor Support
- Business Contribution
- Other Sources
Sekarang coba kita lihat LSM. Secara umum bentuk LSM dapat dibagi menjadi dua:
- Layanan
- Advokasi
Dari dua karakter diatas kita dapat membagi LSM dalam 3 Based:
Kita akan mencoba menganalisis bentuk penggalangan apa yang sesuai dengan karakteristik LSM:
Untuk volunteers cocok untuk ke 3 karakter tersebut
- Income Generation hanya cocok untuk Constituent Based
- Business Venture paling pas untuk Competency Based
- Donor support cocok untuk ke 3 karakter diatas
- Untuk Individual Donor cocok untuk Constituent Based
- Untuk General Individual Donors yang pas untuk Advocacy Based
- Business Contributions hanya pas untuk Constutuent based dan Competency Based
3. Berhitung Soal Konsekwensi Resiko
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menginventarisasi dan mengkapitalisasi asset yang dimiliki untuk melihat potensi yang di dalam sebuah organisasi. Kemudian lihat kembali legalitas organisasi, ini terkait dengan aktifitas penggalangan apa yang akan kita pilih. Dalam konteks penggalangan dana misalnya, yang paling pas bagi LSM atau Organisasi nirlaba adalah sumbangan. Artinya Jika organisasi ingin menjual suatu produk, yang intinya adalah untuk penggalangan dana, maka organisasi tersebut tidak serta merta dapat melakukan itu. Organisasi harus membuat sebuah unit usaha yang kemudian hasil dari usaha tersebut baru kemudian di alokasikan ke organisasi.
Ada beberapa hal yang harus diingat dan di pertimbangkan:
- Peningkatan keterampilan, pengetahuan dan kapasitas pengelolaan sumber daya
- Legalitas (badan hukum): yayasan atau perkumpulan
- Pajak (subyek dan obyek)
- budget, initial cost, BEP
- planning, monitoring and evaluation
- Enabling condition: leadership, reputation, etc.
Sumber: Kelas Kyutri, Jumat, 15 Maret 2013.