Anggaran Organisasi Masyarakat Sipil
Anggaran merupakan sebuah unsur penting dalam setiap negosiasi tentang pendanaan proyek dengan donor. Anggaran menunjukkan secara rinci apa yang akan dikerjakan OMS terhadap hibah-hibah yang akan diterimanya, termasuk untuk apa sajakah uang tersebut akan dibelanjakan, serta hasil-hasil apa sajakah yang bakal dicapai dari kesemuanya itu.
Implementasi Proyek
Anggaran yang akurat dibutuhkan untuk mengendalikan proyek semenjak mulai dilaksanakan. Instrumen terpenting untuk mengawasi proyek yang tengah berlangsung adalah pembandingan dengan biaya-biaya yang dianggarkan sebelumnya. Tanpa anggaran yang akurat, pengawasan tak mungkin dilaksanakan. Karena rencana mereka kadang kala berubah, mungkin Anda perlu meninjau kembali anggaran segera sejak proyek mulai dilaksanakan.
Pengawasan dan Penilaian
Anggaran dipakai pula sebagai alat untuk mengevaluasi keberhasilan suatu proyek bila telah selesai dilaksanakan OMS. Anggaran ini dapat menolong kita dalam menjawab pertanyaan: “Apakah proyek tersebut sudah berhasil mencapai apa yang seharusnya sudah dicapainya, ataukah belum?”
Siapa yang Membutuhkan Anggaran?
Anggaran digunakan oleh pihak-pihak yang berbeda untuk tujuan-tujuan yang juga berbeda. Berikut adalah keterangan tentang pihak-pihak yang berkepentingan terhadap anggaran:
- Dewan Pengurus OMS membutuhkan anggaran keseluruhan lembaga karena harus secara resmi menyetujuinya dan memantau perkembangannya.
- Para pejabat eksekutif OMS memerlukan anggaran untuk mencermati perkembangan keseluruhan organisasi dan situasi pendanaan.
- Para manajer proyek memerlukan anggaran sehingga mereka bisa mengawasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan proyek mereka.
- Para penggalang dana membutuhkan anggaran untuk melengkapi dokumen (proposal) permohonan pendanaan OMS kepada donor.
- Staf keuangan memerlukan anggaran untuk memastikan bahwa terdapat cukup uang di bank untuk memenuhi pengeluaran yang terantisipasi.
- Para donor memerlukan anggaran sehingga mereka bisa melihat bagaimana organisasi berniat membelanjakan dana-dana hibah mereka.
- Para klien, kelompok sasaran, atau mitra komunitas membutuhkan anggaran sehingga mereka dapat menyaksikan bagaimana OMS berencana mencari dan membelanjakan dana-dana untuk proyek-proyek komunitas mereka.
Jenis-Jenis Anggaran
Terdapat sekurang-kurangnya tiga jenis utama anggaran, yang sudah lazim dikenal dalam akuntansi, yakni: (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja (income and expenditure budget) (2) Anggaran Modal (capital budget); dan (3) Anggaran Kas atau Proyeksi Arus Kas (cashflow forecast).
1. Anggaran pendapatan
Anggaran jenis ini menjelaskan biaya-biaya operasional yang diantisipasi (juga disebut sebagai biaya-biaya recurrent) dalam organisasi dan menunjukkan dari mana dana-dana tersebut akan datang untuk menutupi biaya-biaya tadi. Ringkasan APB tahunan biasanya dipecah menjadi anggaran-anggaran yang berjangka waktu lebih pendek 4 bulanan, semesteran/6 bulanan, atau bahkan 1 bulanan untuk membantu proses pengawasan kemajuan proyek-proyek dan organisasi secara keseluruhan.
2. Anggaran Modal (AM)
Anggaran jenis ini mendaftar belanja-belanja OMS Anda hendak lakukan pada tahun-tahun mendatang mengenai proyek-proyek modal dan item-item pembelian perlengkapan yang bakal menjadi bagian dari Aset Tetap organisasi. Karena ini biasanya melibatkan belanja dalam jumlah besar dan biaya-biaya tidak langsung, akan lebih baik untuk merinci dan mengawasinya secara terpisah. Contoh-contoh belanja modal di antaranya: kendaraan, perabot dan perlengkapan kantor, peralatan komputer, pembangunan gedung , dan pekerjaan-pekerjaan renovasi besar.
Implikasi-implikasi terhadap APB mesti diperhatikan secara sungguh-sungguh misal: biaya-biaya langsung untuk kendaraan. Suatu AM yang terpisah tidak disyaratkan bila cuma ada satu atau dua item modal yang hendak dibeli. Dalam kasus ini, cukup dengan memasukkan item-item modal tersebut ke dalam satu bagian yang terpisah dari APB. Cara ini, umumnya, ditempuh dalam penganggaran proyek.
3. Anggaran Kas (AK)
Anggaran Kas, atau bisa pula disebut Proyeksi Arus Kas, dibuat berdasarkan APB serta AM. AK biasa digunakan oleh para manajer untuk mengawasi pergerakan kas dalam OMS. Bila APB menunjukkan apakah organisasi mampu menutupi biaya-biayanya selama tahun tertentu, maka AK menunjukkan apakah organisasi tersebut memiliki kas yang cukup di bank guna memenuhi kesemua kebutuhan pembayaran pada saatnya. Proyeksi arus kas berusaha meramalkan aliran kas masuk dan keluar organisasi selama setahun dengan cara memecah kumpulan anggaran ke dalam periode-periode yang lebih kecil, biasanya satu bulanan.
Disarikan dari buku: Handbook: Manajemen Keuangan Organisasi Masyarakat Sipil, Penulis: Terry Lewis, Halaman: 43-47.
[…] LingkarLSM, Penulis: LingkarLSM, Rabu, 21 Maret […]