Berubah untuk Bertahan
Kenyataan menunjukkan banyaknya organisasi yang mengalami kemunduran karena ketidakmampuannya menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Perubahan budaya diperlukan paling tidak untuk dapat bertahan terhadap goncangan yang timbul sebagai akibat dari perubahan lingkungan.
Mengubah Budaya untuk Bertahan
Pemimpin puncak suatu organisasi mungkin telah menetapkan tujuan organisasi baik melalui penetapan visi dan rencana strategis. Namun bawahannya mungkin saja tidak bekerja menuju pada pencapaian tujuan tersebut. Apa yang sebenarnya dilakukan bawahan adalah menghancurkan kinerja organisasi. Tidak sulit untuk segera mengetahui bahwa akibatnya organisasi tidak dapat bertahan terhadap krisis keuangan.
Keadaan tersebut menunjukkan gejala organisasi yang tidak sehat. Gejala organisasi yang tidak sehat dapat dilihat dari cara orang dalam melakukan sesuatu. Victor S.L.Tan (2002: 23) memberikan beberapa indikasi yang menunjukkan adanya gejala organisasi yang tidak sehat, yaitu:
- Memiliki perasaan puas diri yang sangat besar terhadap kinerja organisasi.
- Tidak terdapat perasaan urgensi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
- Sedikit sekali terdapat inovasi dalam produk dan jasa atau dalam cara mereka melayani pelanggan.
- Bawahan bersifat reaktif melakukan sedikit insiatif untuk berubah dan memperbaiki, dan sering melakukan sikap “menunggu dari atas”.
- Staf termasuk eksekutif senior, lebih banyak melakukan “operation driven” daripada “business-oriented”.
- Pemimpin bergerak lambat dalam mengambil tindakan terhadap orang yang kinerjanya kurang memuaskan.
- Pemimpin tidak secara aktif mengimplementasikan perubahan, tetapi hanya berharap tentang rencana dan harapan mereka.
- Orang menerima memburuknya kinerja organisasi dan dengan nyaman menunjuk pada perlambatan ekonomi.
Untuk bertahan terhadap lingkungan yang menantang di masa depan, organisasi perlu membicarakan masalah budaya organisasi. Organisasi tidak lagi dapat mengusahakan solusi dalam jangka pendek atau secara cepat. Mengembangkan budaya organisasi yang benar akan memerlukan waktu lebih lama untuk brainstorming. Diperlukan komitmen jangka panjang untuk menanamkan perlunya core values dan mendapatkan orang mempraktikkan secara spesifik perilaku untuk mendapatkan budaya dan hasil yang diinginkan, tetapi usaha yang dilakukan akan berharga.
Disarikan dari buku: Komunikasi Organisasi Lengkap, Penulis: Prof. Dr Khomsahrial Romli, M. SI, halaman:203-204.