Sebuah Perjalanan Buta

Nov 22, 2012 No Comments by

Dalam kehidupan nyata, proses perjalanan merupakan suatu proses yang selalu dialami oleh setiap manusia. Dalam kehidupan manusia, proses yang dijalani selalu berubah-berubah sesuai dengan tahapan yang dilalui. Dalam perjalanan hidup, jalan yang dilalui bermacam-macam, ada yang datar, ada yang menanjak, dan ada pula yang menurun, dimana masing-masing memiliki beban yang berbeda.

Jika kita mau sedikit mengingat kembali, ada beberapa tahapan yang pasti dilalui dalam hidup manusia (dilihat dari sisi pemikiran dan perilaku), yaitu:

  1. Tahapan di mana manusia baru terlahir ke dunia yang tidak memiliki daya apa pun dan dalam prosesnya membutuhkan perawatan dari orang lain. Masa ini yang  disebut dengan tahapan masa bayi.
  2. Tahapan di mana manusia sudah mulai bermain, belajar dan mencoba mengenal banyak hal. Masa ini yang disebut masa kanak-kanak.
  3. Tahapan di mana manusia sudah mulai dituntut untuk lebih banyak belajar dan mengerti mengenai banyak hal, dan seringkali mencoba untuk mencari jati dirinya. Masa ini yang disebut masa remaja.
  4. Tahapan di mana manusia dituntut untuk lebih bertanggung jawab dan lebih mengerti, serta memahami segala apa yang ada dalam kehidupan ini. Masa ini yang disebut masa dewasa.
  5. Tahapan di mana manusia untuk menjadi seseorang yang dapat dijadikan sebagai pembimbing dan panutan bagi manusia lainnya, dapat dijadikan sebagai sumber referensi hidup karena telah mampu membimbing manusia lainnya. Masa ini yang disebut sebagai masa tua.

Dengan demikian, pertanyaannya adalah di tahapan mana Anda berada saat ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Anda tinggal melihat kembali bagaimana perilaku kehidupan yang Anda jalani saat ini. Sebagai contoh sederhana, apabila dalam menjalani kehidupan Anda masih suka main-main, hanya sekedar belajar dan mengenal hal-hal yang dialami dalam hidup maka Anda masih berada pada masa kanak-kanak. Apabila Anda masih dalam proses mencoba pencarian jati diri maka Anda masih berada pada tahapan masa remaja. Namun, apabila saat ini Anda menjalani kehidupan dengan serius, penuh tanggung jawab, dan lebih mengerti, serta memahami arti kehidupan ini berarti Anda berada pada masa kedewasaan. Pada masa kedewasaan ini, manusia akan lebih bisa bersikap bijaksana dalam menyikapi setiap permasalahan yang dihadapi, selalu berfikir panjang dan penuh pertimbangan dalam memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan selanjutnya. Selanjutnya, apabila saat ini Anda dalam menjalani kehidupan yang dianggap sebagai panutan dan sering dijadikan referensi oleh manusia lainnya dalam memecahkan setiap permasalahan hidup yang dijalani maka Anda masuk pada masa tua. Kadang kala antara masa dewasa dan masa tua bercampur jadi satu.

Tahapan masa yang dilalui manusia memang tidak selalu stabil dan waktu dalam berproses pun berbeda-beda. Proses melalui tahapan ini tidak bergantung pada usia yang telah dijalani, tetapi bergantung pada sampai sejauh mana manusia itu dapat menempatkan diri pada setiap tahapan yang dilalui. Artinya, walaupun usia seorang manusia  sudah dianggap tua, tapi jika dalam perilaku dan pemikiran masih seperti remaja maka dia masih berada pada tahapan masa remaja. Begitu juga sebaliknya, walaupun seorang manusia masih berusia remaja, tetapi jika pola pikir dan perilakunya sudah seperti dewasa maka dia dapat disebut berada pada tahapan masa dewasa. Sebagai contoh, ada seorang manusia sudah berusia 40 tahun, akan tetapi dalam usia tersebut kehidupannya masih suka hura-hura, kurang memiliki rasa tanggung jawab, baik kepada pribadi maupun keluarga. Dengan demikian, orang tersebut dikategorikan pada fase masa remaja. Contoh lain lagi, ada seorang yang masih berusia 20 tahun, tapi dalam kesehariannya dia jadikan sebagai sumber referensi bagi banyak orang, dijadikan sebagai panutan, dan juga pembimbing bagi yang lain, maka anak tersebut dikategorikan fase masa tua.

Masa tahapan yang ada tidak mengacu pada usia, akan tetapi mengacu pada pola piker dan tindakan/perilaku kesehariannya.

Pada proses perjalanan ini, permainan yang dipergunakan adalah permainan “Dalam sebuah perjalanan buta”. Peralatan yang dibutuhkan adalah senter (kalau perjalanan dilakukan pada malam hari), peta jalur, slayer, dan alat tulis yang telah disediakan oleh tim pelatih. Tata cara permainannya adalah sebagai berikut:

  1. Peserta diminta untuk berkumpul berdasarkan kelompoknya masing-masing
  2. Peserta diminta untuk melakukan perjalanan dengan track yang telah ditetapkan.
  3. Dalam perjalanan ini, seluruh peserta ditutup matanya dengan menggunakan slayer, kecuali ketua kelompok.
  4. Sebelumnya perjalanan dilakukan, semua ketua kelompok diberi bekal peta, senter (apabila kegiatannya dilakukan pada malam hari), dan alat tulis.
  5. Setelah itu, semua ketua diberikan penjelasan mengenai peta perjalanan yang sudah diberikan.
  6. Selanjutnya, tiap-tiap kelompok diberi tugas yang diinformasikan secara umum bahwa tiap kelompok diminta untuk membuat sesuatu yang bermanfaat bagi kelompok dan lingkungan sekitarnya dari bahan yang didapatkan selama melakukan perjalanan.
  7. Tiap-tiap kelompok diminta untuk mencatat semua bahan yang ditemukan, dan masing-masing diminta untuk menuliskan apa yang akan mereka buat, serta diminta memberikan alasannya.
  8. Selanjutnya, tiap-tiap peserta anggota kelompok diminta untuk menuliskan mengenai hal-hal apa saja yang bisa mereka rasakan dan gambarkan selama melakukan perjalan dengan mata tertutup.

Inti pada permainan ini adalah peserta diminta yang merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang menjalani sesuatu tanpa mengetahui bagaimana jalannya (bagi peserta yang matanya tertutup). Bagi peserta yang membuka matanya (leader yang ditunjuk) yang diharapkan adalah bagaimana merasakan betapa beratnya mengarahkan orang yang tidak mengetahui jalan yang dilaluinya

Selain itu, permainan ini mencoba membangun kepercayaan bawahan terhadap atasan dan membangun posisi atasan terhadap bawahan. Artinya adalah, dalam institusi organisasi sudah tentu yang lebih mengetahui mengenai rencana strategis (rencana jangka panjang) adalah pimpinan organisasi sehingga bawahan harus percaya terhadap perintah, langkah dan kebijakan yang diambil oleh pimpinan organisasi. Selanjutnya, bagi pimpinan organisasi harus mengetahui posisinya bahwa bawahan dalam mengimplementasikan tidak semudah yang dibayangkan karena mereka pada posisi ketidaktahuan terhadap rencana jangka jangka panjang yang ditetapkan.

Disarikan dari buku: 24 Jam Mengubah Perilaku dengan Outbound Training, Penulis: Rudianto, Halaman: 61-67.

Cerita Perubahan

About the author

lingkarLSM hadir untuk menemani pertumbuhan. Kami mengidamkan masyarakat sipil yang jujur dan punya harga diri. Kami membayangkan ribuan organisasi baru akan tumbuh dalam tahun-tahun perubahan ke depan. Inilah mimpi, tujuan dan pilihan peran kami. Paling tidak, kami sudah memberanikan diri memulai sebuah inisiatif; dan berharap langkah kecil ini akan mendorong perubahan besar.
No Responses to “Sebuah Perjalanan Buta”

Leave a Reply