Penyusunan Kerangka Kerja Logis (LFA) Langkah 1 – 4

Nov 16, 2011 1 Comment by

Berdasarkan pada langkah-langkah dasar dalam menyusun Kerangka Kerja Logis (Logical Framework Analysis – LFA) yang telah diuraikan sebelumnya dalam artikel Pedoman Penyusunan Kerangka Kerja Logis (LFA) Secara Bertahap, maka di bawah ini merupakan uraian spesifik dan lebih mendetail dari langkah 1 – 4 yang diperlukan di dalam menyusun dan mengembangkan LogFrame.

 

Langkah 1: Menetapkan Sasaran (Goal) dimana proyek anda akan memberikan sumbangsihnya.

Sasaran (Goal) adalah urutan tujuan yang lebih tinggi yang sedang anda upayakan untuk mencapainya melalui proyek ini, sering kali dalam kombinasi dengan proyek-proyek yang lain. Biasanya Sasaran itu berkaitan dengan sebuah program atau sektor. Sebagai contoh, anda boleh saja mempunyai Sasaran dari sebuah program yaitu meningkatkan pendapatan keluarga petani. Sasaran ini mungkin bisa dicapai sebagian melalui sebuah proyek dengan tujuan meningkatkan produksi pertanian. Sangat sering terjadi bahwa sekelompok proyek-proyek akan mempunyai suatu pernyataan yang sama tentang Sasaran.

Langkah 2: Menetapkan Tujuan (Purpose) yang akan dicapai oleh proyek tersebut.

Inilah alasan atau latar belakang mengapa anda mengusulkan untuk melaksanakan proyek itu. Ia membuat suatu ringkasan dari dampak yang anda harapkan yang diakibatkan atau ditimbulkan oleh proyek itu. Ia mungkin menguraikan bagaimana dunia ini akan diubah sebagai akibat dari memproduksi Output proyek.

Tujuan (Purpose) seringkali menggambarkan suatu perubahan perilaku dari para penerima manfaat proyek. Sebagai contoh, suatu Tujuan seringkali berkaitan dengan penggunaan output-output proyek: “Metode-metode produksi yang baru DIGUNAKAN atau sistem-sistem yang baru DIIMPLEMENTASIKAN”.

Secara normal anda hendaknya hanya mempunyai satu Tujuan didalam satu proyek. Ini hanyalah merupakan alasan praktis. Berbagai pengalaman sudah menunjukkan bahwa lebih mudah memfokuskan output-output (keluaran-keluaran) proyek terhadap sebuah Tujuan tunggal. Jika anda mempunyai beberapa Tujuan maka upaya-upaya proyek akan menjadi terlalu melebar dan rancangannya menjadi lemah.

Meskipun Tujuan menggambarkan alasan-alasan mengapa output-output harus dikerjakan, namun demikian hal itu berada diluar kontrol dari tim proyek.

Anda boleh menganggap bahwa sebuah tim proyek bertanggungjawab dalam menghasilkan sejumlah hasil tertentu, tetapi tidak untuk apa yang akan dilakukan oleh orang-orang atau lembaga-lembaga dengan hasil-hasil tersebut. Ini berarti bahwa anda dapat mendesak agar tim proyek mencapai Output-output tertentu yang akan membantu menimbulkan dampak yang diinginkan, tetapi anda tidak dapat meminta pertanggungjawaban dari mereka atas pencapaian dampak tersebut.

Anda boleh saja merancang sebuah proyek dengan Tujuan untuk memperbaiki produksi makanan oleh para petani. Anda boleh saja membuat rancangan untuk meningkatkan ketrampilan baru bagi para petani melalui pelatihan dan berbagai input-input (kredit, bibit, peralatan, dan lain-lain). Meskipun tim proyek mungkin mencapai keseluruhan Output yang direncanakan tersebut, mereka tidak dapat dianggap sebagai pihak yang bertanggungjawab jika para petani memutuskan untuk melakukan sesuatu yang sama sekali berbeda dengan apa yang diharapkan oleh proyek.

Langkah 3: Menetapkan Output (Keluaran) untuk mencapai Tujuan (Purpose)

Keluaran (Output) menguraikan APA yang anda inginkan untuk dilaksanakan oleh proyek. Output sering kali diuraikan didalam Terms of Reference (TOR) – Kerangka Acuan – untuk proyek tersebut.

Jika anda menyediakan berbagai sumberdaya yang diperlukan, anda dapat membuat tim proyek memikul tanggungjawab secara langsung terhadap pencapaian hasil-hasil ini.

Langkah 4: Menetapkan Aktivitas guna mencapai setiap Output

Kegiatan (Activities) menetapkan tentang BAGAIMANA cara tim proyek melaksanakan proyek anda. Pada umumnya anda hendaknya terpusat untuk memberikan uraian singkat tentang tiga sampai tujuh kegiatan yang mereka harus laksanakan untuk menyelesaikan setiap Keluaran. Sediakan rincian yang cukup untuk memberikan gambaran umum mengenai strategi yang akan dilaksanakan guna menyelesaikan tiap kegiatan, dan untuk memberikan dasar bagi suatu analisis tentang Rincian Pekerjaan atau Activity Chart / Bagan Kegiatan, Bar Chart, atau Gantt Chart yang lebih luas.

Ingatlah bahwa pengelolaan proyek itu termasuk pula pelaksanaan dari beberapa Kegiatan tertentu. Anda harus memasukkan kegiatan-kegiatan tersebut kedalam LogFrame anda. Buatkan sebuah jadwal ringkas dari pertemuan berkala, kegiatan-kegiatan monitoring dan evaluasi. Beberapa tim perencana menandaskan Kegiatan kegiatan ini dengan mencakup suatu Output pendahuluan yang disebut “Project Management System Installed and Operational” – Sistem Pengelolaan Proyek Telah Tersusun dan Terlaksana.

Program dan Kegiatan, Rencana Strategis, Rencana Taktis, Sasaran dan Pendekatan

About the author

lingkarLSM hadir untuk menemani pertumbuhan. Kami mengidamkan masyarakat sipil yang jujur dan punya harga diri. Kami membayangkan ribuan organisasi baru akan tumbuh dalam tahun-tahun perubahan ke depan. Inilah mimpi, tujuan dan pilihan peran kami. Paling tidak, kami sudah memberanikan diri memulai sebuah inisiatif; dan berharap langkah kecil ini akan mendorong perubahan besar.

One Response to “Penyusunan Kerangka Kerja Logis (LFA) Langkah 1 – 4”

  1. de LUI says:

    “Penyusunan Kerangka Kerja Logis (LFA) Langkah 7” nya mana bro …..

Leave a Reply