Mengimplementasikan Komitmen CSR

Des 30, 2013 No Comments by

lmplementasi mengacu kepada keputusan, proses, praktik, dan aktivitas keseharian yang menjamin bahwa perusahaan memenuhi semangat dan menjalankan rencana tertulis yang telah disusun. Dalam dunia bisnis, menepati janji adalah hal yang sangat penting bagi tercapainya kesuksesan. Kegagalan untuk memenuhi komitmen CSR tanpa penjelasan yang memuaskan dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan, termasuk karyawan, pemegang saham, mitra bisnis, pelanggan, serta komunitas yang tidak puas.

Setiap perusahaan berbeda serta akan melakukan pendekatan yang berbeda terhadap implementasi CSR. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengimplementasikan CSR.

1. Membangun sebuah struktur pengambilan keputusan CSR yang terintegrasi

Walaupun masing-masing memiliki perbedaan, namun setiap perusahaan memiliki struktur pengambilan keputusan yang berlaku guna menjamin terpenuhinya komitmen dan kebutuhan pelanggan. Sangat penting bagi perusahaan untuk menyelaraskan tujuan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan CSR dengan sasaran dan strategi secara keseluruhan, sehingga mengikutsertakan pertimbangan CSR dalam pengambilan keputusan perusahaan menjadi hal yang sama. Sebagian perusahaan lebih menyukai struktur pengambilan keputusan yang tersentralisasi, sementara sebagian lainnya lebih menyukai yang terdesentralisasi, serta sebagian lainnya menginginkan kombinasi dari keduanya, bergantung pada fitur operasi dan gaya manajemen.

Karena pada dasarnya CSR berurusan dengan masalah transparansi, akuntabilitas, dan kinerja, adalah penting untuk menjadikan struktur pengambilan keputusan CSR sebagai komponen integral dari aktivitas tata kelola (governance) perusahaan. Struktur pengambilan keputusan CSR harus akuntabel di seluruh perusahaan, mulai dari dewan direksi, eksekutif senior, yang didukung oleh pengambilan keputusan yang bersifat lintas fungsional, serta staf  ahli.

Menyerahkan tanggung jawab CSR kepada dewan direksi akan menjamin bahwa isu-isu CSR memperoleh perhatian yang sepantasnya, sehingga sebagai hasilnya akan menjadi basis yang kuat bagi terbentuknya rantai akuntabilitas CSR yang efektif dalam organisasi. Terdapat beberapa opsi dalam rangka partisipasi dewan direksi bagi pelaksanaan CSR. Pertama, anggota dewan yang sedang menjabat dapat ditugaskan bagi pelaksanaan CSR dengan tanggung jawab yang luas. Kedua, ditunjuknya anggota baru yang memiliki keahlian dalam CSR yang spesifik. Ketiga, tanggung jawab CSR dapat ditambahkan ke dalam deskripsi kerja komite dewan yang ada. Keempat, dibentuknya sebuah komite dewan yang baru. Dan kelima, seluruh anggota dewan dapat terlibat dalam keputusan CSR.

Pejabat senior atau komite yang bertanggung jawab terhadap implementasi CSR secara keseluruhan dalam perusahaan harus diidentifikasi dan diberi sumber daya guna mendukung tugas-tugas yang dilaksanakannya. Departemen­departemen tertentu yang memiliki tanggung jawab CSR, seperti lingkungan, perlindungan bagi kesehatan dan keselamatan, hubungan pekerja, hubungan pemasok, hubungan masyarakat, serta hubungan pelanggan, kemungkinan akan melapor kepada pejabat senior atau komite. Tanggung jawab pelaksanaan CSR harus dimasukkan ke dalam uraian jabatan dan evaluasi kinerja karyawan.

2. Siapkan dan implementasikan rencana bisnis CSR

Struktur pengambilan keputusan mengidentifikasikan siapa yang bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan CSR dalam perusahaan. Orang­orang ini memainkan peran kunci dalam menyusun dan mengimplementasikan rencana bisnis CSR, yang harus mengalir dari strategi dan komitmen CSR yang ditetapkan sebelumnya. Rencana bisnis CSR dapat disusun secara terpisah ataupun dimasukkan dalam rencana bisnis keseluruhan yang sudah ada. Dengan ditetapkannya strategi, komitmen, dan struktur pengambilan keputusan, rencana bisnis CSR membantu memastikan bahwa kata-kata yang telah  disusun diterjemahkan ke dalam aksi. Salah satu cara yang sangat baik dalam melakukan hal ini adalah dengan menentukan sumber daya dan aktivitas yang diperlukan guna menjalankan strategi dan komitmen CSR.

3. Menetapkan sasaran yang terukur dan mengidentifikasi pengukuran kinerja

Guna menjamin efektivitas implementasi, perusahaan perlu menetapkan target-target terukur bagi komitmen CSR ini. Pendekatan yang secara luas digunakan untuk mengukur keberhasilan adalah mengidentifikasi tujuan yang mendasari komitmen CSR, membangun Key Performance Indicators (KPI), membuat metode pengukuran, kemudian mengukur hasil yang dicapai.

4. Libatkan karyawan dan juga pihak-pihak lain yang menjadi sasaran dari komitmen CSR

Meskipun secara keseluruhan kesuksesan penerapan CSR bergantung pertama-tama kepada pemimpin senior, namun pada akhirnya implementasi CSR sebagian besar berada di tangan karyawan dan, dalam beberapa kasus, juga pemasok. Pihak-pihak ini sering mampu berperan sebagai duta, pencetus, dan sumber ide-ide serta informasi baru yang berkaitan dengan CSR.

Di lain pihak, jika tidak dilibatkan dengan semestinya, karyawan dan pemasok dapat menjadi sumber masalah. Oleh karenanya, sangat penting untuk menjalin komunikasi yang baik antara manajemen puncak dengan karyawan dan pemasok mengenai implementasi strategi dan komitmen CSR. Demikian pula, setiap pihak harus memiliki antusiasme dalam mengimplementasikan komitmen CSR perusahaan. Ini hanya akan terjadi manakala terdapat keyakinan bahwa  manajemen senior serius serta menunjukkan perilaku yang mencerminkan semangat dalam melaksanakan CSR.

Melibatkan karyawan dan juga pihak lain yang menjadi sasaran komitmen CSR berarti memfokuskan diri pada kesadaran. Karyawan dan pihak lain yang menjadi sasaran komitmen CSR harus menerima konteks dan latar belakang pendekatan perusahaan terhadap CSR, termasuk motivasi untuk terlibat di dalamnya, mengapa pendekatan tersebut diadaptasi, relevansinya bagi organisasi, kesesuaiannya dengan tujuan  perusahaan, dan implikasi-implikasi lainnya.

Melibatkan karyawan dan juga pihak lain yang menjadi sasaran komitmen CSR dalam diskusi mengenai bagaimana komitmen CSR diimplementasikan adalah sebuah cara untuk membangun rasa kepemilikan serta kebanggaan terhadap ktivitas CSR perusahaan. Dukungan karyawan bagi pengimplementasian CSR dapat diperoleh dan dijaga dengan sejumlah cara, yaitu:

  • Memasukkan elemen-elemen kinerja CSR ke dalam uraian pekerjaan dan evaluasi  kinerja.
  • Menyediakan update secara berkala mengenai perkembangan pelaksanaan CSR, seperti dalam rapat atau dalam newsletter perusahaan.
  • Mengembangkan insentif, seperti penghargaan bagi saran­saran yang dianggap terbaik.
  • Menghilangkan atau mengurangi disinsentif

5. Merancang dan menjalankan pelatihan mengenai CSR

Perusahaan perlu memberikan pelatihan kepada karyawan yang terlibat langsung dalam aktivitas CSR, karena kebutuhan pelatihan akan berkembang pada saat isu-isu CSR berkembang. Pendekatan yang komprehensif terhadap pelatihan akan membantu menjamin karyawan memiliki informasi mengenai komitmen, program, dan implementasi CSR.

Hasil studi menunjukkan bahwa pelatihan yang paling berhasil adalah pelatihan yang memberikan perhatian pada pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta berbasis pada pendekatan “adult learning“, di mana sang pembelajar memberikan masukan (input) ke dalam pengembangan proses belajar. Terdapat lima langkah dalam membangun program pelatihan yang berhasil:

  • Melakukan analisis kebutuhan
  • Menetapkan tujuan pembelajaran
  • Merancang program, seperti isi, format, logistik, waktu, durasi
  • Implementasi program
  • Evaluasi program berdasarkan tujuan pembelajaran

6. Membangun mekanisme guna memberikan perhatian terhadap perilaku yang problematis

Nasib karyawan, komunitas, lingkungan, dan perusahaan dapat bergantung pada deteksi awal dari aktivitas-aktivitas yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dan komitmen CSR. Adalah penting bagi perusahaan untuk menerapkan mekanisme dan proses yang memungkinkan dilakukannya deteksi awal, pelaporan, dan resolusi aktivitas yang bermasalah.

Hal ini mungkin menjadi salah satu hal yang paling sensitif dalam aktivitas CSR. Di dalam dunia yang sempurna memang tidak perlu membangun mekanisme untuk melaporkan perilaku bermasalah. Namun, orang-orang dan organisasi bukanlah makhluk yang sempurna. Oleh karenanya, mekanisme bagi pelaporan dan pemecahan masalah akan sangat membantu.

7. Ciptakan rencana komunikasi internal dan eksternal

lnformasi mengenai komitmen, aktivitas, dan pelaporan kinerja CSR harus sering dikomunikasikan dengan jelas kepada seluruh karyawan. Karyawan harus mengetahui bahwa CSR adalah prioritas perusahaan.

Mengimplementasikan Komitmen CSR

  1. Membangun sebuah struktur pengambilan keputusan CSR yang terintegrasi.
  2. Siapkan dan implementasikan rencana bisnis CSR.
  3. Menetapkan target yang terukur dan mengidentifikasi pengukuran kinerja.
  4. Libatkan karyawan dan juga pihak-pihak lain yang menjadi sasaran dari komitmen CSR.
  5. Merancang dan menjalankan pelatihan mengenai CSR.
  6. Membangun mekanisme guna memberikan perhatian terhadap perilaku yang problematis.
  7. Ciptakan rencana komunikasi internal dan eksternal.

Sumber: Reputation-Driven Corporate Sosial Responsibility (Pendekatan Strategic Management dalam CSR), Penulis: A. B. Susanto, Hal: 57-62.

Bentuk Penggalangan, Mobilisasi Sumberdaya

About the author

The author didnt add any Information to his profile yet
No Responses to “Mengimplementasikan Komitmen CSR”

Leave a Reply