Fasilitasi Refleksi Perjalanan KPPOD, Jakarta, 23 Juni 2014

Jun 23, 2014 No Comments by

Pagi itu terlihat sama seperti sebelumnya, namun tidak di KPPOD. Hari itu, kembali seluruh jajaran staff sekretariat KPPOD duduk mengelilingi meja ruang meeting. Hari itu, focus group discussion tahap kedua dalam rangkaian persiapan penyusunan rencana strategis organisasi. Hadir pada waktu itu, Direktur Eksekutif KPPOD, Robert Endi Jaweng. Deputi Direktur Eksekutif, Ign. Sigit Murwito. Asisten Administrasi, Regina Retno Budi. Acounting, Nia Septiany. Peneliti, Liza Karlinda, Boedi Reza, dan Iqbal Damanik. IT dan dokumentasi, Winantyo. Serta Bagian Umum, Agus Salim. Sedangkan tim Penabulu yang pada saat itu mengawal proses adalah Nm Ruliady, Tino Yosepyn, dan Adhi Nugroho.

FGD pada hari itu akan memotret intervensi yang sudah dilakukan oleh KPPOD dikomparasi dengan kondisi internal organisasi. Menggunakan metode analisa SWOT, titik fokus intervensi yang disepakati adalah:

  1. Dokumentasi dan diseminasi (penyediaan data dan informasi untuk publik)
  2. Bantuan analisa dan pandangan (menilai, mengukur, dan membandingkan)
  3. Mendorong para pihak (pemda atau pusat) untuk mengembangkan atau menjalankan gagasan yang berkembang.
  4. Advokasi
  5. Penguatan jaringan (Workshop, kerjasama program)
  6. Pendampingan
  7. Manajemen dan Sumber Daya

Jika di pertemuan pertama tabel dikerjakan secara berkelompok. Di proses ini,kami lebih banyak berdiskusi. Masing-masing fokus intervensi dibahas dalam diskusi ringan dan efisien. Beberapa hal menarik mulai terlihat selama proses.

Di usia yang akan memasuki 14 tahun. KPPOD memiliki data tak kurang dari 30.000 perda yang mengatur tentang pajak dan retribusi daerah  dari seluruh Kota dan Kabupaten di Indonesia. Perda-perda yang berdampak langsung pada iklim investasi di daerah ini kemudian dianalisa sehingga muncul rekomendasi untuk pemerintah daerah terkait. Hal lain yang menjadi kekuatan tersendiri KPPOD adalah, KPPOD merupakan rujukan utama bagi siapa saja yang membutuhkan informasi mengenai Otonomi Daerah. Hasil studi TKED, telah digunakan oleh banyak akademisi baik dari dalam maupun luar negeri, sebagai bahan kajian seputar isu desentralisasi di Indonesia.

Sebagai satu-satunya organisasi yang memilih untuk tetap berfokus pada isu desentralisasi daerah melalui jalur riset, KPPOD merupakan pemain tunggal yang memiliki banyak peluang kedepan yang luas. KPPOD merupakan bukti nyata muara tiga pilar pembangunan, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil, serta dukungan penyeimbang dari kalangan media massa.

Suasana seringkali dicairkan dengan candaan Mas Sigit yang khas, kala merespon persoalan yang sebenarnya berat namun disampaikan dengan cara yang ringan dan menyenangkan. Hari itu, diskusi ditutup dengan kesepakatan tahapan selanjutnya, Pemahaman Mandat KPPOD, dan foto bersama. (TY)

Liputan

About the author

Butuh waktu yang cukup bagi saya untuk memahami,bahwa, saat organisasi berhasil menyatakan visi dan mandat yang diemban, saat itu pula visi hidup saya menjadi kenyataan. Hal ini juga yang membuat saya betah bergelut di sektor nirlaba, ranah yang bisa jadi tak lazim untuk kebanyakan orang. Sektor ini mengajarkan saya dengan sungguh, apa makna berbagi, saling memberi dan menerima. Satu putaran siklus yang boleh jadi tak pernah putus dalam hidup.
No Responses to “Fasilitasi Refleksi Perjalanan KPPOD, Jakarta, 23 Juni 2014”

Leave a Reply