Workshop Strategi Mobilisasi Sumber Daya LBH Makassar, Makassar, 26-28 Oktober 2015
Mobilisasi sumber daya merupakan bagian penting bagi keberlangsungan organisasi, yang semestinya juga dipikirkan, bahkan, sejak para pendiri organisasi berpikir untuk membangun sebuah organisasi. Mobilisasi sumber daya tidak hanya dimaknai sebatas sumber daya finansial saja, tetapi juga bagaimana organisasi mendayagunakan seluruh sumberdaya yang dimiliki, baik dari internal maupun eksternal organisasi. Sebuah organisasi semestinya juga menyusun rancangan strategi mobilisasi sumber daya untuk organisasi, bersamaan dengan menyusun rencana strategis organisasi.
Maka berkenaan dengan situasi tersebut, Workhsop Strategi Mobilisasi Sumber Daya Organisasi menjadi pilihan untuk menutup rangkaian kegiatan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan LBH Makassar.
Kegiatan ini diselenggarakan selama tiga hari, mulai dari 26-28 Oktober 2015. Bertempat di LBH Makassar, kegiatan ini diikuti oleh jajaran manajemen LBH Makassar, Abdul Azis (Direktur), Zulkifly Hasanuddin (Wakil Direktur Bidang Operasional), Haswandy Andy Mas (Wakil Direktur Bidang Internal), Manajer Keuangan, Ibu Nita Kansil, Para Koordinator Bidang; Muhajir, AM Fajar Akbar, Suharno, Radianto, Muh Haedir, Sekretaris Program, Ibu Ratna Kahali, serta Koordinator Divisi Penanganan Perkara, SJ. Marappa. Kegiatan ini difasilitasi oleh NM Ruliady, dan Tino Yosepyn, dari Penabulu Alliance.
Hari pertama, bang Rully mengajak peserta untuk menginventarisir potensi sumber daya yang dimiliki oleh LBH Makassar, baik secara internal maupun eksternal. Cuaca yang panas tidak mengurangi antusiasme peserta workshop, seringkali kelakar khas para pengacara membahana di ruangan. ‘Ice brieving’ menjadi jargon kode, jika peserta mulai penat.
Hari kedua, peserta diajak untuk memetakan potensi yang paling mempunyai pengaruh untuk organisasi. Di hari ini, simbol jempol menjadi penanda untuk potensi yang paling memiliki dampak besar. Pembahasan untuk masing-masing potensi ini menjadi ajang adu argumentasi yang alot diantara para peserta. Beruntungnya, cuaca hari itu tidak terlalu panas, meski demikian sop buah sirsak tetap menjadi teman diskusi.
Hari terakhir, peserta dibawa menarik relasi antar potensi yang telah dipetakan. Hingga kemudian ditentukan, potensi sumber daya yang mampu dimobilisasi dalam waktu dekat oleh LBH Makassar adalah Baruga Paralegal dan Alumni LBH Makassar. Hari terakhir yang bertepatan dengan Sumpah Pemuda ini, sekaligus menjadi farewell time bagi tim Penabulu Alliance, dan penanda keluarga baru bagi kami.
Pesan dari bang Buyung ini akan menajadi penyemangat bagi LBH Makassar untuk terus menjaga eksistensi dan relevansi organisasi – “LBH harus menjadi kawah candradimuka lahirnya advokat yang mempunyai landasan moral, kemanusiaan, dan etika yang kuat” (TY)