Workshop Pengelolaan Program dan Mobilisasi Sumber Daya YIFoS Indonesia, Cirebon, 22-24 April 2016
Cirebon, kota yang terkenal dengan kuliner Empal Gentong, menjadi pilihan YIFos Indonesia, sebuah organisasi anak muda yang getol menyuarakan keberagaman tentang iman dan seksualitas, untuk lebih dalam mengupas mekanisme pengelolaan program dan upaya memobilisasi sumber daya untuk keberlanjutan organisasi.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh jajaran manajerial YIFoS Indonesia, Vica Krisilia Larasati, Dwi Yulia Ariyanti yang biasa dipanggil ‘Edith’, Okita Tadastra, Jihan Fairuz, Tinwarotul ‘Tintin’ Fatonah, Adiningtyas Prima, dan M. Safiq Niami. Sementara dari Penabulu Alliance, tim yang mendampingi kegiatan adalah, Mbak Mia, panggilan akrab dari Dwi Indah Asmiarsi, dan Saya – Tino Yosepyn.
Sebagai pembukaan di hari pertama, saya mengajak peserta untuk membuat mandala diri mereka masing-masing, dengan media majalah bekas, crayon dan spidol, peserta diminta untuk menggambarkan simbol diri mereka, prestasi keren yang pernah diraih, hal keren yang sedang dikerjakan, apa yang ingin dilakukan sebelum berusia 41th, dan keinginan terbesar dalam hidup. Suasana menjadi semarak saat para peserta menjelaskan arti dari simbol-simbol yang mereka buat, sesekali saling ledek dan saling ber-cie-cie terengar, menambah riuhnya suasana. Di hari pertama ini, Mbak Mia menyampaikan tentang siklus umum pengelolaan sebuah program di organisasi, setelah sebelumnya mengajak peserta untuk bermain puzzle pengelolaan program.
Hari kedua merupakan hari yang luar biasa bagi kami semua, cuaca yang panas tidak menyurutkan semangat para peserta dan kami, fasilitator untuk menyusun kerangka logis organisasi selama dua tahun. Praktek langsung ini kami pilih sebagai metode untuk penajaman materi yang disampaikan, sehingga peserta memiliki gambaran yang utuh tentang mekanisme pengelolaan program. Meski serius mengidentifikasi satu demi satu aktivitas dan capaian, namun balutan suasana santai cukup kental lewat diskusi-diskusi ringan yang efektif. Ice Cream dan beragam snack menjadi mood booster tersendiri, sehingga peserta berhasil menyelesaikan dengan baik kerangka logis organisasi mereka.
Di hari terakhir, saya menyampaikan materi pengantar mobilisasi sumber daya organisasi, sebelum mengajak peserta untuk mengidentifikasi sumber daya yang mereka miliki, baik berupa sumber daya manusia, hasil-hasil pengetahuan, peningkatan kapasitas, aset organisasi, dan pendanaan. Dari identifikasi sumberdaya ini, peserta kemudian mencoba untuk menganalisa potensi dan masalah yang ada. Suasana yang awalnya serius menjadi riuh saat pedagang tahu bulat yang menjadi ikon kami selama kegiatan, lewat di depan rumah tempat kami berkegiatan dengan ciri khasnya. Kalimat “digoreng dadakan” kemudian secara tidak sadar menjadi tag line kami.
Sebelum foto bersama, Jihan dan Safiq mengajarkan saya dan Mbak Mia yel-yel Queer Camp. Meski sedikit tertatih kami berdua akhirnya mampu melakukan yel-yel tersebut dengan baik.
Pada akhirnya, semoga melalui seluruh rangkaian kegiatan dalam Workshop Pengelolaan Program dan Mobilisasi Sumber Daya ini, menjadi langkah awal YIFoS untuk terus membagikan semangat keberagaman dan kebahagiaan bagi semua orang. (TY)