Unsur Kunci Teori Organisasi Klasik
Menurut Scott (Goldhaber, 1986) ada empat yang merupakan unsur kunci dari teori organisasi klasik yaitu: pembagian kerja, hierarki proses fungsional, struktur dan pengawasan yang ketat. Pembagian pekerjaan maksudnya adalah bagaimana organisasi membagi sejumlah pekerjaan terhadap tenaga kerja yang ada dalam organisasi. Pembagian pekerjaan ini dapat menurut jenis pekerjaan, atau menurut perkiraan jumlah tanggung jawab/otoritas dari tiap orang. Atau dengan kata-kata lain, cara pertama pembagian pekerjaan berdasarkan fungsi dan cara yang kedua berdasarkan tingkat hierarki.
Unsur kunci yang kedua adalah hierarki proses fungsional. Maksudnya adalah bahwa setiap organisasi terdapat adanya tingkat-tingkat karyawan/ pekerja menurut fungsinya atau pekerjaan yang khusus di dalam organisasi. Tingkat hierarki ini merupakan petunjuk mengenai besar kecilnya kewenangan dan otoritas pekerja dalam organisasi.
Unsur kunci yang ketiga adalah struktur. Struktur adalah merupakan jaringan hubungan dan peranan dalam organisasi. Teori organisasi klasik membedakan dua macam struktur, yaitu line dan staf. Yang dimaksud dengan line atau garis komando adalah mata rantai perintah dan fungsi utama dari organisasi formal. Atau dengan kata lain garis-garis yang menunjukkan lalu lintas perintah dari atas kepada bawahan. Sedangkan yang dimaksud dengan staf menurut teori ini adalah orang yang memberikan nasihat atau pelayanan yang dikenai oleh garis komando. Staf ini merupakan pelengkap garis komando organisasi.
Staf dapat dibedakan atas dua, yaitu staf umum dan staf khusus. Anggota staf umum biasanya dikenal dengan titel asisten. Asisten ini biasanya hanya melayani satu orang dari anggota organisasi tingkat atas. Misalnya, asisten presiden direktur, asisten gubernur, dan sebagainya. Sedangkan staf khusus adalah orang yang melayani sebagian besar dari anggota organisasi. Misalnya orang yang duduk pada level kepala bagian akan melayani orang-orang yang dalam bagiannya tersebut.
Unsur kunci yang keempat adalah pengawasan yang ketat. Pengawasan yang ketat ini dapat mempengaruhi bentuk organisasi. Misalnya, bila kebanyakan pimpinan melakukan pengawasan yang sedikit dalam suatu organisasi, maka bentuk struktur organisasi adalah tinggi. Namun, bila pengawasan yang dilakukan besar maka bentuk keseluruhan organisasi mendatar. Hal ini dapat dilihat dengan mudah pada organisasi yang banyak levelnya serta banyak pula bagian-bagiannya sehingga pengawasan tidak mungkin dilakukan sendiri oleh pimpinan tingkat atas, tetapi harus didistribusikan kepada pimpinan-pimpinan yang di bawahnya.
Besarnya pengawasan oleh pimpinan bagian ini tentu terbatas pada bagiannya masing-masing. Sedangkan bila organisasi itu mendatar tidak banyak tingkat, maka pimpinan tingkat atas dapat melakukan pengawasan terhadap semua bagiannya. Pengawasan ini jauh lebih besar dibanding dengan pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan bagian terhadap bagiannya masing-masing. Dengan kata-kata lain, dikatakan bahwa pada organisasi yang tinggi strukturnya menghendaki banyak saluran dalam melakukan pengawasan, sedangkan pada organisasi yang mendatar saluran komunikasi dalam pengawasan tidak banyak.