Topi Berpikir
Kecerdasan dan kemampuan berpikir bisa dianalogikan dengan mobil dan pengendara-nya. Mobil biasa di tangan pengemudi luar biasa bisa mengalahkan mobil luar biasa yang dikendarai oleh pengemudi biasa. Begitu pula kecerdasan-biasa yang dibekali keterampilan berpikir bisa mengalahkan kecerdasasan-luar biasa yang tidak dibekali keterampilan berpikir.
Kecerdasan hanyalah suatu potensi. Agar potensi itu dapat digunakan sepenuhnya, kita perlu mengembangkan keterampilan berpikir. Tanpa keterampilan itu, potensi yang kita miliki tidak sepenuhnya keluar.
Berpikir bukan soal kecerdikan dan tingkat kesulitan masalah semata. Kearifan bahkan lebih penting daripada kecerdikan.
Keterampilan berpikir kritis, berargumen, menganalisa menggunakan logika hanya bagian dari proses berpikir.
Di samping berpikir kritis, kita perlu berpikir konstruktif dan kreatif.
Di samping argumen, kita perlu mengeksplorasi subjek argumen.
Di samping analisis, kita memerlukan keterampilan merancang.
Di samping logika, kita memerlukan persepsi.
Emosi dan perasaan memainkan peranan penting dalam berpikir. Yang harus dilakukan bukan menyingkirkannya, melainkan menggunakannya pada saat yang tepat.
Dalam berpikir, kita sering mencoba melakukan terlalu banyak hal pada saat yang bersamaan. Saat melihat fakta-fakta masalah, kita mencoba menyusun argumen yang logis; sementara itu emosi kita ikut bercampur pada saat kita melihat apakah ide-ide baru tersebut bisa dilaksanakan. Tak heran jika kita kadangkala bingung.
Topi berpikir adalah metode untuk mengerjakan satu jenis kegiatan berpikir pada satu saat. Kita menggunakan satu topi, bukan banyak topi sekaligus pada saat yang bersamaan.
Ada enam topi dengan warna yang berbeda-beda. Setiap warna mewakili satu jenis kegiatan berpikir.
Selengkapnya bisa di unduh disini.