Tiga Tahapan Outcome Mapping

Jan 14, 2014 No Comments by

Outcome mapping dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah Rancangan Terarah (intentional design) yang membantuu program membangun kesepakatan bersama tentang perubahan tingkat makro yang ingin diwujudkan serta merencanakan strategi yang akan digunakan. Tahap ini membantu menjawab empat pertanyaan: Mengapa? (Apa Visi program?), Siapa? (Siapa Mitra Langsung program?), Apa? (Apa saja perubahan yang dicari?), dan Bagaimana? (Bagaimana program akan berkontribusi pada proses perubahan itu?).

Tahap kedua adalah Monitoring Capaian dan Kinerja Program. Bagian ini memberikan kerangka untuk memantau kegiatan yang sedang berlangsung dan bagaimana “kemajuan” Mitra Langsung terhadap pencapaian hasil. Proses ini sebagian besar didasari penilaian diri secara sistematis. Tahap ini meliputi penyediaan alat-alat/perangkat pengumpulan data untuk berbagai elemen yang diindetifikasi dalan tahap rancangan terarah: Jurnal Capaian (Penanda Kemajuan), jurnal Strategi (Peta Strategi), dan Jurnal Kinerja (Perilaku Berorganisasi).

Tahap ketiga adalah Perencanaan Evaluasi. Tahap ini membantu program untuk mengidentifikasi prioritas evaluasi dan mengembangkan rencana evaluasi.

Tiga Tahapan Outcome Mapping

Proses identifikasi perubahan tingkat makro serta proses merancang kerangka pemantauan tingkat makro serta proses merancang kerangka pemantauan dan evaluasi diharapkan dilakukan secara partisipatif. Selain itu juga diusahakan agar sejauh mungkin melibatkan berbagai stakeholder, termasuk Mitra-Mitra Langsung. Outcome Mapping didasari prinsip-prinsip partisipatif dan secara sengaja melibatkan Mitra-Mitra Langsung yang akan melaksanakan program dalam perancangan dan pengumpulan data. Hal ini akan meningkatkan rasa memiliki dan mendorong digunakannya temuan-temuan dalam program untuk perbaikan dan peningkatan hasil program. Proses ini juga dimaksudkan untuk membangkitkan kesadaran, membangun konsensus, dan sebagai sarana pemberdayaan bagi mereka yang bekerja langsung dalam program pembangunan.

Selengkapnya dapat dilihat dan didownload di Unduh kategori Panduan.

.

Tulisan (yang mungkin) terkait:

  1. Outcome Mapping dan Gender [Pengarusutamaan gender dalam program pembangunan telah menjadi sebuah kebutuhan. Pengarusutamaan gender dapat dilakukan dalam Outcome...]
  2. Monitoring dan Evaluasi dalam Outcome Mapping [Memisahkan evaluasi dari proses pelaksanaan program dan evaluasi terhadap hasil dapat menyesatkan. Karena secara tidak...]
  3. Langkah Nol dalam Outcome Mapping [Dalam OM, proses persiapan ini disebut sebagai “Langkah Nol”. Langkah Nol diperlukan sebelum TP merancang...]
  4. Tahapan Rancangan Terarah dalam Outcome Mapping [Sampai saat ini OM masih menjadi hal baru bagi sebagian besar aktor. Maka, kita perlu...]
  5. Metode Kuantitatif dalam Pemantauan Proyek [Survei formal memberikan kepada Anda sebuah pengukuran dan sebuah perkiraan dari keakuratan pengukuran tersebut. Ini...]
Metode Pemetikan, Pemantauan dan Evaluasi, Pengukuran Dampak
avatar

About the author

lingkarLSM hadir untuk menemani pertumbuhan. Kami mengidamkan masyarakat sipil yang jujur dan punya harga diri. Kami membayangkan ribuan organisasi baru akan tumbuh dalam tahun-tahun perubahan ke depan. Inilah mimpi, tujuan dan pilihan peran kami. Paling tidak, kami sudah memberanikan diri memulai sebuah inisiatif; dan berharap langkah kecil ini akan mendorong perubahan besar.
No Responses to “Tiga Tahapan Outcome Mapping”

Leave a Reply

LIPUTAN KEGIATAN LAYANAN

Fasilitasi Penyusunan Perencanaan Strategis Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN), Jakarta, 20-23 Maret 2017

Bertempat di Hotel Sahati Ragunan Jakarta, Penabulu kembali dipercaya untuk memfasilitasi proses penyusunan perencanaan strategis organisasi bagi Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) pada 20-23 Maret 2017.

Temu Diskusi Kelompok Terarah dengan Pusat Layanan Juru Bahasa Isyarat (PLJ), Jakarta, 10 September 2017

Pertemuan ini berlangsung menarik, terarah, dan kondusif untuk membangun PLJ menjadi lembaga pertama di dunia yang menyediakan layanan juru bahasa isyarat (JBI) yang seluruh anggotanya terdiri dari orang-orang tuna rungu (tuli).