Strategi Rekrutmen, Titik Awal Pengelolaan SDM Organisasi
“ Dalam suatu rapat antardivisi, terjadi diskusi yang cukup serius antara Rudi (Kepala Divisi Operasional) dan Vera (Kepala Divisi Human Resources). Topik diskusi yang dibahas adalah mengenai ketidakkonsistenan dalam proses penerimaan karyawan baru. Rudi merasa karyawan baru yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga turn over di divisinya cukup tinggi. Berbeda dengan pendapat Vera yang mengatakan spesifikasi yang diberikan oleh divisi lain cenderung tidak jelas serta dalam waktu yang relatif singkat sehingga sulit bagi Vera untuk mewujudkannya.”
Ilustrasi di atas merupakan hal yang sering terjadi pada saat organisasi sedang berkembang dan membutuhkan banyak karyawan. Sementara itu, pemenuhan posisi jabatan yang kosong melalui sumber dari internal belum memadai sehingga organisasi lebih memfokuskan mencari karyawan dari luar (eksternal). Apalagi jika organisasi merekrut karyawan baru tanpa melihat potensi proyeksi jangka panjang.
John Chambers, seorang CEO dari Sisco System, mengatakan, “Untuk membangun organisasi yang sehat, semuanya diawali dengan proses rekrutmen dan seleksi yang tepat terhadap orang-orang yang tepat. Jika proses ini tidak dilakukan dengan efktif, Anda akan menemui kegagalan pada langkah berikutnya.” Pendapat lain dikemukakan oleh Mich Bennett dan Andrew Bell dalam bukunya Leadership and Talent in Asia, “Merekrut orang yang tepat merupakan kunci sukses awal bagi setiap organisasi yang sukses,”
Proses pelaksanaan rekrutmen perlu dilakukan dengan hati-hati. Ada dua hal yang perlu kita cermati, pertama, siapa orang yang tepat dan kedua, bagaimana cara kita mendapatkannya?
Pertama, menentukan orang yang tepat bukanlah hal yang mudah. Hasil riset dilakukan oleh HR Bencmarking Group pada tahun 2010 kepada organisasi besar di dunia, terdapat sepuluh isu besar yang berhubungan dengan Human Resources (HR). Hiring the Right People merupakan isu yang berada di urutan teratas. Dari hasil riset tersebut, kita mendapatkan gambaran bahwa untuk mendapatkan orang yang tepat bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, organisasi perlu melakukan pemetaan (mapping) terhadap karyawan berdasarkan kinerja dan potensinya serta mengembangkan talenta internal, yang diselaraskan dengan kebutuhan.
Kedua, cara kita mendapatkan orang potensial menurut Jim Collins dalam bukunya Good to Great, Merekrut bukanlah sebuah proses semata, melainkan titik awal yang kritis. Tanpa strategi dan proses yang hebat, rekrutmen akan menjadi tidak efektif dalam membantu mewujudkan menjadi organisasi yang hebat (Great Company). Penggunaan kompetensi merupakan salah satu alat (tools) di dalam penyeragaman proses rekrutmen yang dilakukan oleh HR dan Manajer. M Spencer melakukan riset yang ditulis dalam bukunya Competency at Work, mengenai perbandingan proses seleksi menggunakan kompetensi khususnya di dunia sales. Hasilnya adalah merekrut tenaga sales berdasarkan kompetensi memberikan kontribusi pendapatan sales sebesar 143 persen lebih besar dibanding yang tidak berbasis kompetensi.
Sebagai kesimpulan, rekrutmen bukanlah akhir dari pekerjaan bidang HR, melainkan awal dari proses pekerjaan yang lebih besar. Organisasi perlu mencermati hal ini dengan berinvestasi dalam bentuk waktu, biaya dan komitmen di dalam melakukan proses rekrutmen.
Oleh: Bayu Setiaji, Senior HR Consultant of GML Performance Consulting
Sumber: KOMPAS, Sabtu, 25 Agustus 2012, Halaman: 14.