Sawit Jangan Konversi Lahan Produktif
RANTAU, KOMPAS – Menteri Pertanian Suswono meminta pengembangan tanaman kelapa sawit tidak mengonversi lahan pertanian produktif, termasuk lahan produktif di daerah rawa. Saat ini setiap tahun lebih dari 100.000 hektar lahan pertanian di Indonesia telah dikonversi.
Hal ini dikatakan Suswono saat meresmikan pabrik kelapa sawit PT Hasnur Citra Terpadu di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel), Minggu (3/2). ”Tolong lahan pertanian produktif untuk pangan jangan dikonversi. Jangan karena semangat sawit sedang naik daun terus ramai-ramai (mengganti lahan produktif),” ujarnya.
Suswono mencontohkan di Sumatera, dari Medan sampai Langsa, Aceh Timur, bagaimana sawah yang produktif di sana mulai diwarnai dengan tanaman sawit pada bagian tengahnya. Hal ini tidak bagus karena upaya penyediaan pangan pokok ke depan akan semakin berat apabila lahan produktif terus berkurang.
Suswono juga meminta kepala daerah memetakan mana saja lahan untuk tanaman pangan dan mana yang untuk sawit. Pada kesempatan ini, Suswono juga mengingatkan bahwa keberadaan pabrik kelapa sawit sangat diperlukan karena ke depan Indonesia diharapkan tidak lagi menjual produk yang masih mentah, tetapi sampai pada tingkat produk akhir. Saat ini produksi minyak kelapa sawit mentah Indonesia mencapai 23 juta ton, sementara kebutuhan dalam negeri hanya 8 juta ton. Dengan demikian, kelebihan produksi yang ada harus diekspor.
Gubernur Kalsel Rudy Ariffin mengatakan, berdasar rencana tata ruang dan wilayah, Kalsel telah mencadangkan lebih dari satu juta hektar lahan untuk sawit. Dari luasan itu, sebanyak 585.088 hektar ada di tanah padat dan sisanya 473.000 hektar di lahan rawa yang tersebar di beberapa kabupaten, seperti Banjar, Tapin, dan Hulu Sungai Selatan.
Dari cadangan di tanah padat, saat ini yang sudah ditanami mencapai 300.000 hektar. ”Untuk lahan rawa, pemerintah provinsi telah mengingatkan pemerintah daerah tidak mengalihfungsikan rawa yang produktif menjadi sawit,” ujar Rudy.
Jayanti Sari, Presiden Direktur PT Hasnur Citra Terpadu mengemukakan, pabrik yang berada di Desa Pandahan tersebut memiliki kapasitas produksi 45 ton tandan buah segar (TBS) per jam dan bisa ditingkatkan menjadi 90 ton TBS per jam. Luas total lahan sawit di kawasan itu 11.341 hektar, 8.297 hektar di antaranya berupa kebun inti dan sisanya 3.044 hektar (37 persen) kebun plasma. (WER)
Sumber: KOMPAS, Senin, 04 Februari 2013.