Perencanaan Berorientasi Hasil
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan. Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu sendiri (plan).
Perencanaan berorientasi hasil menggunakan kebutuhan dan hasil yang diinginkan sebagai dasar untuk merancang program. Suatu perencanaan yang berorientasi pada hasil ada beberapa tahap yang perlu kita ketahui, yaitu:
- Dampak (hasil jangka panjang): efek langsung jangka panjang yang biasanya tidak bisa lagi dikaitkan semata-mata untuk proyek.
- Hasil (Tujuan proyek menyeluruh): efek proyek terhadap lingkungannya (pada mitra, perantara dan kelompok sasaran). Hasil (Tujuan proyek menyeluruh) karena itu juga dicapai melalui partisipasi kelompok sasaran dan perantara.
- Output (tujuan proyek tertentu): produk, barang, jasa dan kumpulan peraturan/ standar yang timbul sebagai akibat dari Kegiatan.
Berorientasi hasil yang dimaksudkan adalah, diharapkan, diinginkan, dan perubahan positif yang dibawa oleh program. Harus diterapkan pada situasi “kompleks” di mana masalah tidak dapat diidentifikasi secara penuh, intervensi program cukup luas dan lintas sektor, tidak semua pemangku kepentingan dapat terlibat dalam proses perencanaan, dan jumlah dana yang tersedia hanya dapat berfungsi sebagai stimulan untuk pencapaian tujuan program.
Dalam merancang suatu program atau pun proyek kita juga harus melihat hasil dari dimensi antara dampak (impact) dan hasil (outcome) yang dapat merumuskan indikator kinerja, cara-cara verifikasi, mengidentifikasi asumsi dan risiko. Hasil (Tujuan proyek menyeluruh) harus didukung dengan indikator kuantitatif atau kualitatif. Indikator menambahkan keseksamaan lebih untuk tujuan proyek dan berfungsi sebagai standar yang mengikat untuk mengukur pencapaian tujuan. Sesuai sumber (alat verifikasi) harus dinyatakan untuk indikator, ini bertujuan untuk memberikan nilai-nilai pada variabel laporan. Dalam rangka untuk menilai keberhasilan proyek, hasilnya harus dibandingkan dengan situasi awal. Ini melibatkan data dasar untuk indikator untuk membuat hasilnya terukur. Data dasar mungkin mencerminkan keadaan indikator pada awal proyek atau negara diharapkan jika tidak ada proyek yang akan dilaksanakan (‘bisnis seperti biasa’), atau kombinasi dari keduanya. Assesment dan konsultasi juga perlu kita lakukan dengan melakukan analisa kebijakan dan kelembagaan, assesment target dan penerima manfaat, Stakeholder influences and interests mapping, analisa dan mitigasi resiko, serta rencana keberlanjutan.
Disamping itu monitoring berbasis hasil juga dilakukan dalam membantu kita untuk mengenali apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan menggunakan kegiatan tertentu yang dipilih, dan apa efek tidak langsung yang tidak disengaja mungkin dipicu oleh proyek. Monitoring berbasis hasil juga merupakan dasar untuk evaluasi proyek dan akuntabilitas mitra proyek. Apa yang menyebabkan keterlambatan atau hasil yang tidak diharapkan? Apakah ada sesuatu yang harus mengarah modifikasi Rencana Pelaksanaan? Lakukanlah monitoring serta evaluasi dengan melihat implementasi dan hasil.
Materi selengkapnya bisa di unduh di kategori Unduh, dengan nama: Result Based Planning.