Pendidikan KSM
Pertama-tama yang perlu diingat dalam proses pendidikan ini adalah, bahwa KSM merupakan wadah bagi suatu proses saling berlajar dan mengajar dari para anggota. Mereka saling memberi dan menerima pengalaman serta saling meneguhkan dan memperkuat motivasi. Dalam kelompok terjadi proses pendidikan yang efektif dan efisien, karena bertolak dari kemampuan masing-masing dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan bersama.
Dengan pola pendidikan semacam ini tidak terjadi kesenjangan yang lazim dialami oleh pendidikan dengan pola guru-murid. Selain itu, untuk meningkatkan kemandirian kelompok, diadakan berbagai pendidikan berdasarkan analisis kebutuhan latihan (training need analysis). Berdasarkan hasil analisis tersebut kemudian disusun paket-paket latihan yang diperlukan.
Berdasarkan pengalaman Bina Swadaya, kursus/latihan/lokakarya berikut ini yang diperlukan oleh kelompok:
Penyadaran dan Pengembangan Kelompok
- Motivasi dan komunikasi: kesadaran pentingnya bekerjasama dalam kelompok.
- Prinsip kelompok swadaya: pokok-pokok penyelenggaraan kelompok.
- Administrasi dan keuangan kelompok swadaya: tata usaha (pencatatan) pembukuan keuangan kelompok.
- Kepengurusan kelompok swadaya: struktur organisasi, pembagian tugas, proses dan mekanisme kelompok, tugas dan kewajiban pengurus.
- Perencanaan dan evaluasi program: perumusan masalah, strategi, dan alternatif program.
Ketrampilan Teknis
- Menjahit.
- Las.
- Merajut jaring, anyam-anyaman, dll.
- Membuat emping.
- Membuat sabun.
- Membuat tahu, tempe, dll.
Pengelolaan Usaha
- Ternak ayam.
- Ternak kambing.
- Ternak kelinci.
- Usaha perwarungan.
- Pertanian dan pekarangan.
Kursus/latihan/lokakarya diadakan 3-5 hari di tempat kelompok berada. Setiap kursus/latihan/lokakarya bisa terdiri dari satu atau kombinasi dari beberapa item tersebut di atas. Kursus diadakan dengan memanfaatkan keahlian tenaga setempat, sehingga terjadi komunikasi antara kelompok dengan tenaga ahli setempat.
Untuk membantu proses perkembangan kelompok, diperlukan TPKS (Tenaga Pengembang Kelompok Swadaya). TPKS adalah pribadi-pribadi yang secara khusus dididik dan dilatih untuk menjadi petugas lapangan yang mampu menumbuhkan, mengembangkan, dan mendampingi KSM. Program latihan TPKS terdiri dari tujuh paket latihan, masing-masing latihan terpadu dalam satu proses yang dikembangkan secara bertahap melalui eksplorasi, refleksi, dan evaluasi. Ketujuh paket tersebut meliputi: a). latihan penyadaran diri dan kelompok; b). latihan peningkatan dinamika kelompok swadaya; c). latihan kepengurusan dan kepemimpinan kelompok swadaya; d). latihan wirausaha kecil dalam kelompok; e). latihan pengaturan ekonomi rumahtangga; f). latihan sebagai pembina kelompok swadaya; g). latihan sebagai pelatih kelompok swadaya.
Metode latihan adalah partisipatif, artinya menggunakan pendekatan refleksi atas pengalaman pribadi peserta. Pengalaman peserta itu kemudian didiskusikan bersama. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa pendidikan yang diperlukan untuk mengembangkan perdesaan adalah pendidikan kemandirian melalui kelompok-kelompok kecil. Proses pendidikan itu, pertama-tama, harus mengikutsertakan anggota kelompok dalam penyelenggaraan kelompok, melalui interaksi tatap muka yang teratur dan terarah. Karena itu, kelompok harus dinamis dan memiliki tujuan dan struktur yang jelas. Demikian juga dengan kegiatan dan kekompakannya.
Selanjutnya, atas dasar kebutuhan, pengembangan pendidikan lebih lanjut bisa diberikan. Metode, cara penyelenggaraan, tempat, dan waktu pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok yang bersangkutan. Untuk mendampingi kelompok-kelompok tersebut diperlukan pendamping yang dipilih dan disiapkan secara cermat melalui latihan yang memadai.
Disarikan dari buku: Pemberdayaan Orang Miskin, Penulis: Bambang Ismawan, Hal: 65-67.