Panduan Tata Laksana Pelatihan Internal (Bagian 3/3)
Tahapan Pascapelatihan
Tahapan pascapelatihan merupakan tahapan yang dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil-hasil yang didapatkan selama pelatihan, yaitu sejauh mana perubahan yang didapatkan. Perubahan yang terjadi dapat diukur dari data yang diperoleh saat prapelatihan dibandingkan dengan data yang di peroleh saat pascapelatihan ini. Sebagai contoh, untuk data pribadi personal karyawan, saat sebelum pelatihan, seorang karyawan sering datang terlambat dan meskipun diperingatkan tetap saja terlambat maka dapat dibandingkan saat setelah pelatihan, apakah masih tetap terlambat datang ataukah sebaliknya.
Selain itu, dalam pascapelatihan ini para peserta diberikan berkas-berkas dari komitmen yang telah dibuat dalam pelatihan dengan harapan peserta akan selalu mengingatnya dan mengikuti komitmen yang telah dibuat bersama antara sesama peserta dan antar pimpinan organisasi. Apabila melakukan pelanggaran atau pengingkaran terhadap komitmen yang telah dibuat tersebut maka para peserta akan menerima konsekuensi.
Dalam pascapelatihan ini, sikap yang diharapkan muncul adalah ketegasan dan kebijaksanaan, serta kesadaran yang telah terbangun dalam pelatihan yang telah dilakukan. Bentuk komitmen sederhana yang dibangun, misalnya di akhir sesi pelatihan pimpinan organisasi mengatakan “besok seluruh peserta bekerja kembali sebagaimana biasanya dan datang harus tepat waktu. Sedetik pun tidak boleh terlambat datang ke kantor dengan alasan apa pun, begitupun juga saya. Apabila saya besok datang terlambat walaupun sedetik maka tiap-tiap orang akan diberikan sebesar Rp. 150.000,- . Akan tetapi, apabila pelatihan besok ada yang terlambat maka gaji bulan ini akan dipotong Rp.1 00.000,- . Patokan jam yang digunakan adalah jam kehadiran yang ada di kantor”. Apabila antara pimpinan organisasi dan peserta pelatihan telah sepakat maka dapat ditulis dalam selembar kertas sebagai tanda bentuk kesepakatan, dan berlakunya kesepakatan juga perlu dicantumkan dalam bentuk kesepakatan tersebut. Dalam kesepakatan tersebut, tim pelatih akan menjadi saksi. Dengan demikian, apabila esok harinya ada yang melanggar kesepakatan tersebut maka tim pelatih dapat memberikan Pengawasan terhadap konsekuensi dari kesepakatan yang telah di buat.
Agar komitmen dari kesepakatan dapat berjalan baik maka dalam pelaksanaannya tidak boleh ada kompromi sedikit pun. Hal ini karena dalam komitmen yang dibuat tersebut merupakan bentuk contoh awal yang harus dijalankan dengan tegas. Dengan bentuk ketegasan yang dijalankan inilah maka akan dapat mempertahankan kondisi lingkungan baru yang telah dibangun kembali. Di setiap bentuk komitmen yang dibuat selama pelatihan akan diawasi secara berkala selama 1 tahun (dilaksanakan sesuai kontrak antara tim pelatih dengan organisasi). Hal inilah yang merupakan kunci kesuksesan dari pelatihan ini.
Pengawasan dilakukan secara internal dan eksternal. Pengawasan internal dilakukan oleh pimpinan organisasi secara langsung, dibantu oleh orang-orang kepercayaan yang telah ditunjuk. Sementara itu, pengawasan eksternal di lakukan oleh tim pelatih yang telah ditunjuk.
Agar laporan perkembangan dapat terpantau dengan baik maka harus dilakukan proses evaluasi terhadap hasil-hasil perubahan yang dilakukan. Jangan sampai terjadi salah persepsi terhadap perubahan yang dilakukan karena dapat mengakibatkan perubahan yang dicanangkan menjadi tidak terarah.
Contoh evaluasi yang dapat dilakukan adalah mengadakan pertemanan dan rapat koordinasi yang dilakukan tiap tiga bulan sekali. Rapat koordinasi tersebut dilakukan sebanyak dua kali, yakni rapat koordinasi antara pimpinan organisasi dengan kepala-kepala unit yang ditunjuk dan rapat koordinasi yang dilakukan antara kepala-kepala unit dengan bawahan masing-masing.