Modal Manusia lndonesia Belum Mencapai “Critical Mass”
Untuk melakukan perubahan membutuhkan kekuatan atau energi masa minimal sebagaimana sebuah bom atom, hanya akan meledak jika jumlah enerjinya telah mencapai titik critical mass, atau titik minimal untuk bisa meledak. Untuk melakukan reformasi, kita membutuhkan sejumlah enerji masa minimal, yang diperoleh dari akumulasi enerji sosial, yang dibangun dari akumulasi kekuatan niat, keyakinan serta kekuatan pikiran maupun usaha fisik manusia Indonesia. Enerji masa manusia lndonesia belum mencapai critical mass, sehingga belum mampu merealisasikan perubahan. Disamping itu, enerji masa manusia lndonesia yang positif (untuk berjuang merealisasikan reformasi), masih kalah besar dibandingkan enerji masa manusia Indonesia yang negatif (justru ingin mempertahankan status quo).
Dalam menghadapi masalah berat seperti ini, bangsa Indonesia memerlukan kepemimpinan yang sungguh bermutu, yaitu pemimpin yang mampu menghimpun enerji masa manusia Indonesia yang positif untuk mensukseskan reformasi. Pimpinan yang memiliki kepekaan akan krisis yang kita alami bersama, yang mampu membuat rencana pokok dengan skala prioritasnya, serta mampu dengan tekun dan konsisten untuk mengakumulasi enerji masa manusia lndonesia. Artinya, saat ini kita membutuhkan pemimpin yang mampu menunjukkan arah, menegaskan kembali arah yang benar, memberi motivasi kepada bangsa untuk bersatu, bersama-sama bergerak menuju arah tersebut, mampu mengarahkan enerji masa pada satu arah vektor perubahan yang dicita-citakan bersama.
Secara umum, untuk mempercepat realisasi berbagai perubahan yang mungkin dibutuhkan agar survive di milenium ketiga ini, diperlukan gaya kepemimpinan yang memiliki keberdayaan untuk mengatasi berbagai tantangan di masa depan. Dalam era kesejagatan, para pemimpin dituntut untuk mampu:
- Mengarahkan anggota dalam mengatasi masalah yang kompleks, sebagai akibat dari pengaruh informasi dan perubahan yang mengglobal. Dengan wawasan visioner ini, para pemimpin dapat membuat perencanaan untuk meningkatkan kinerja di masa depan.
- Meningkatkan kemampuan diri melalui pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas diri dalam berbagai aspek, sehingga sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan kualitas ini, para pemimpin akan memperoleh peningkatan diri, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap mentalnya.
- Mampu mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dengan penuh ketabahan, kesabaran dan dapat berperan dengan cara yang tepat Kehidupan sekarang ini menuntut kita untuk mampu menghadapi berbagai hambatan, terutama dalam persaingan yang makin ketat, sehingga menuntut kiat-kiat dan strategi-strategi kepemimpinan yang mantap.
- Memiliki sejumlah gagasan dan mampu mengutarakannya dengan cara yang tepat dan realistis. Sebuah organisasi hanya akan dapat berkembang dengan baik apabila pemimpinnya kaya dengan gagasan inovatif, kreatif, dan intuitif, serta ia mampu mewujudkannya secara efektif.
- Mampu melengkapi kekurangan-kekurangan yang dihadapi dalam kehidupannya. Dengan keberdayaan yang tinggi, segala kekurangan yang dihadapi akan dilengkapi secara efektif.
- Bergairah dalam melakukan berbagai kegiatan terutama yang berkaitan dengan organisasi yang dipimpinnya. Kegairahan dalam melakukan kegiatan ini merupakan prakondisi untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja karyawan.
- Senantiasa mampu melakukan penilaian secara objektif atas segala sesuatu yang telah dikerjakan dan kemudian dapat dijadikan sebagai dasar dalam menyempurnakan kegiatan selanjutnya.
- Memiliki harapan yang realistis dari semua program dan kegiatan yang dilakukannya. Hal ini merupakan sikap positif, percaya diri dan optimis, yaitu sikap yang dituntut dari semua pemimpin, sebagai simbol orang yang mampu memberi harapan akan keberhasilannya di masa depan.
Disarikan dari buku: Knowledge Management dalam Konteks Organisasi Pembelajar, Penulis: Jann Hidayat Tjakraatmadja, Donald Crestofel Lantu, Hal: 57-59.