Menggambarkan Model Konseptual Secara Tertulis
Akhirnya, untuk mewadahi segala pemikiran yang telah Anda sertakan ke dalam Model Konseptual Awal sehingga Anda dan staf lain dapat meninjaunya kembali nanti, adalah ide yang baik bila Anda menguraikan dalam kata-kata tentang apa faktor-faktornya, dan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain. Cara terbaik untuk melakukan hal ini adalah memulai dengan dengan kondisi target dan bergerak ke arah sisi yang lain dari model bekerja sampai model bagian akhir. Sebuah uraian Model Konseptual Awal Skenario Sabana adalah:
Ditaman Nasional Karirama, kondisi target kita adalah ekosistem padang rumput dan sabana. Ini dapat dijelaskan dalam istilah-istilah dinamika padang rumput dan sabana serta populasi satwa yang ditemukan di taman. Padang rumput dan sabana serta populasi satwa yang ditemukan di taman.Padang rumput dan sabana dirusak oleh pariwisata, ternak yang merumput, dan kebakaran.
Karena Karimara merupakan obyek pariwisata yang populer, biasanya kapasitas hotel wisata komersial dan pemandu wisata terpakai penuh. Sejumlah besar wisatawan dan kendaraan yang mereka gunakan untuk mengamati satwaliar menimbulkan kerusakan yang luas di padang rumput dan sabana yang rentan. Arus kendaraan juga menggangu reproduksi dan daur migrasi normal dari banyak spesies satwa yang ditemukan pencemaran taman karena pembuangan limbah cair dan sampah padat yang tidak terkendali.
Intensitas ternak yang merumput di taman dipengaruhi oleh jumlah ternak yang dimiliki oleh penggembala yang tinggal di sekitar taman. Pada akhir musim kering, penggembala membakar padang rumput untuk meningkatkan pertumbuhan rumput baru untuk pakan ternak mereka. Kebakaran lebih sering terjadi dan dengan intensitas yang lebih tinggi selama tahun-tahun kekeringan.
Ternak dan anjing yang digunakan untuk menggembala diketahui telah menularkan penyakit ke mamalia liar dan anjing liar pada masa lalu. Jumlah ternak (dan berhubungan dengan jumlah anjing) yang dimiliki keluarga-keluarga menunjukkan situasi perekonomian mereka. Karena produksi susu merupakan satu-satunya sumber pendapatan di daerah tersebut dan status sosial ditentukan oleh jumlah hewan yang mereka miliki, kebanyakan keluarga berusaha keras untuk memiliki sebanyak mungkin ternak. Peningkatan populasi penduduk di sekitar Karimara secara paralel telah menyebabkan peningkatan populasi ternak.
Populasi satwa liar di dalam dan sekitar taman langsung dipengaruhi oleh perburuan. Kebutuhan akan uang tunai memaksa beberapa anggota masyarakat untuk berburu di dalam maupun di luar taman, walaupun saat ini hal tersebut tidak terlalu signifikan. Para pemburu liar dari negara tetangga juga berburu satwaliar yang bernilai tinggi untuk dijual dagingnya di pasar-pasar kota, dan sebagian pedagang internasional. Perburuan satwa besar juga terjadi di sekitar taman. Para anggota masyarakat mengeluh bahwa mereka tidak terlalu tahu tentang larangan berburu di dalam dan disekitar taman, dan telah menyatakan keinginan mereka untuk bekerja sama dengan Taman Nasional untuk melarang perburuan ilegal di dalam maupun di sekitar Taman Nasional Karimara.
Disarikan dari buku: Ukuran Keberhasilan “Merancang, Mengelola, dan Memantau Proyek-Proyek Konservasi dan Pembangunan”, Penulis: Richard Margoluis dan Nick Salafsky, Hal: 56-57.