Membakar Kapal Sendiri
Hernando Cortea dilahirkan di Spanyol pada 1485. Dia meninggalkan rumah pada umur 14 tahun untuk belajar ilmu hukum di Universitas Salamanca, tetapi ambisinya adalah menjadi seorang penakluk dan juga penjelajah. Pada saat berusia dua puluh tiga puluhan, dia telah banyak berpetualang di pelabuhan-pelabuhan di Cadiz, Palos, dan Seville, dan akhirnya bergabung dengan kelompok penjelajah lain, yaitu Diego Valesquez. Bersama-sama, mereka bertujuan menaklukan ibu kota Aztec, Tenochtitlan.
Cortes dan timnya yang terdiri dari 500 tentara memulainya pada 1519. Ketika mendarat di sebuah dusun yang kemudian diberi nama Veracruz oleh Cortes, dia lalu menyadari bahwa beberapa orang dari pasukannya ingin kembali ke Kuba daripada meneruskan perjalanan — mereka harus melakukan navigasi sepanjang 320 kilometer yang terdiri dari hutan dan rawa-rawa sebelum menyerang benteng kota yang dikelilingi oleh air.
Menduga akan adanya pemberontakan dari pasukannya Cortes mengambil langkah yang tegas dan tak terduga dengan menyuruh membakar semua kapal mereka. Oleh karena itu tidak ada jalan untuk mundur, para serdadu hanya tinggal mempunyai dua pilihan — maju bertempur atau mati. Ekspedisi diteruskan untuk melawan Aztec dan berhasil menaklukan Tenochtitlan yang kemudian dikenal sebagai Meksiko.
Terkadang kita memilih untukterus melangkah maju hanya jika tidak ada pilihan lain.
Cortez meniru tindakan Tariq bin Ziyad, penakluk Spanyol, saat Tariq mendarat di Gibraltar pada tujuh abad sebelumnya. Sama-sama penjajah, yang membedakan keduanya cuma agama yang mereka anut.