Manusia, Mahluk yang Mampu Berubah dan Belajar
Kata change (berubah) berasal dari bahasa Perancis yang berarti membengkok atau memutar, misalnya terjadi pada perubahan arah tumbuh suatu pohon yang secara alamiah pasti akan menuju posisi arah sinar matahari. Suatu pohon akan tumbuh secara alamiah menuju arah sinar matahari, dan jika ada yang menghalangi, maka ia akan membengkok atau jika perlu memutar untuk menuju posisi matahari.
Fenomena pertumbuhan dan perubahan arah tumbuh dari suatu pohon, sering dijadikan ilustrasi sebagai proses perubahan yang alami, sebagai cara untuk mempertahankan kehidupannya sesuai dengan fitrahnya. Hidup yang sesuai dengan fitrah akan lebih alami, lebih mudah dan tentunya lebih sehat secara lahir dan batin
Secara umum dapat dikatakan bahwa akibat interaksi antara bumi beserta alamnya (yang memiliki sifat tetap) dengar seluruh mahluk hidup (yang memiliki sifat hidup/berubah), akan menyebabkan perubahan keseimbangan bumi beserta mahluknya, sehingga pada akhirnya ikan mendorong terjadinya perubahan di bumi beserta seluruh kehidupannya, menuju suatu keseimbangan baru.
Proses perubahan keseimbangan bumi sehingga berubah menuju keseimbangan baru ini berlangsung secara terus-menerus, sehingga muncul istilah “the only constant is change”. Perubahan bumi beserta seluruh sifat kehidupannya ini sering disebut dengan perubahan zaman, atau dapat juga disebut perubahan peradaban.
Manusia berbeda dengan binatang atau tumbuhan, terutama karena manusia memiliki kemampuan berpikir yang dikendalikan oleh kalbunya. Tuhan, membekali manusia dengan pikiran dan kalbunya (spiritnya), yang memiliki potensi kekuatan yang sangat dahsyat, sehingga manusia akan mampu berubah dan belajar untuk memelihara diri beserta alamnya. Berikut, akan dijelaskan tentang ciri-ciri dan kemampuan manusia sebagai mahluk yang mampu belajar, yaitu mahluk yang mampu memperluas kesadaran tentang dirinya, tentang dunia sekitar, dan tentang keterkaitan diantara keduanya, sehingga memampukkan dirinya untuk meningkatkan relevensi, inovasi, dan kualitas diri maupun produktivitas diri dalam organisasi.
Disarikan dari buku: Knowledge Management dalam Konteks Organisasi Pembelajar, Penulis: Jann Hidayat Tjakraatmadja, Donald Crestofel Lantu, Hal: 78.