LSM dan Upaya Pengembangan Koperasi
LSM dan Upaya Pengembangan Koperasi di Perdesaan
Ketika menutup tulisannya di majalah Prisma, Sajogyo (1978) menyatakan: “Visi dan semangat kita nyata pada kaum muda dan tua selama tahun-tahun pertama revolusi dalam menghadapi penjajah yang ingin bercokol kembali. Musuh kita kini adalah kemiskinan pada segolongan masyarakat dan ketakacuhan pada golongan lain yang lebih sulit diatasi.”
Warning tersebut sangat erat hubungannya dengan konstatasi beliau dalam tulisan yang sama, bahwa gambaran mengenai garis batas antara dunia ekonomi Barat modern dan desa tradisional, yang terletak antara “kota” (atau “perkebunan besar”) dan ”desa” seperti dilukiskan Boeke, kini telah bergeser ke tengah-tengah desa itu sendiri. Hal ini terjadi dengan adanya petani lapisan atas yang mencakup unsur “kota” dan lapisan petani gurem yang paling lemah dalam hal modal kerja. Lapisan yang terakhir ini sering terjangkau oleh pelayanan pemerintah atau tidak mampu menjakau pelayanan tersebut.
- Suwardi (1977), yang meneliti petani di delapan desa di Jawa Barat, mencirikan lapisan atas petani sebagai orang-orang modern, memiliki motivasi dan empati yang tinggi, serta tidak fatalis. Mereka juga mempunyai jaringan hubungan yang lebih luas, penerapan teknologi pertanian baru, memperhatikan segi penasaran dan hidup hemat, maka investasi yang mereka lakukan juga menjadi lebih besar.
Demi meratakan hasil pembangunan untuk menciptaka keadilan sosial bagi seluruh rakyat, lapisan petani gurem merupakan sasaran yang penting. Kiranya kita akan mudah bersepakat untuk menyetujui suatu pemikiran atau pernyataan bahwa koperasi merupakan wahana yang berpontensi untuk menanggulangi masalah ekonomi lemah. Tetapi, kita tidak akan mudah bersepakat mengenai mekanisme yang dipilih untuk mengembangkan koprasi. Hal ini terjadi karena terdapat berbagia perbedaan yang menyangkut harapan, tujuan,pendekatan, serta kondisi setempat.
Tulisan ini coba menelaah peranan LSM dalam mengembangkan koperasi di perdesaan.
Disarikan dari buku: Pemberdayan Orang Miskin, Penulis: Bambang Ismawan, Hal: 95-96.