Lokalatih Pengelolaan Pengetahuan Organisasi Nirlaba, Jakarta, 17-18 Juni 2014
Pengetahuan merupakan sumberdaya strategis bagi organisasi nirlaba. Namun masih banyak organisasi nirlaba yang belum memiliki kesadaran dan kapasitas dalam mengelola pengetahuan dengan baik.
Bertempat di Rumah Kemuning, Yayasan Penabulu melaksanakan Lokalatih Mengelola Pengetahuan Organisasi Nirlaba pada tanggal 17-18 Juni 2014. Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari ini difasilitasi langsung oleh mentor-mentor dari Penabulu Jakarta yaitu Eko Kurniawan Komara, NM Ruliady dan Sugeng Wibowo.
Pelatihan ini memiliki beberapa tujuan, pertama, agar peserta mampu memahami keunikan dan relevansi manajemen pengetahuan dengan organisasi dan apa benefitnya bagi organisasi nirlaba. Kedua, peserta dapat memulai proses partisipatif untuk mengembangkan strategi manajemen pengetahuan di organisasi nirlaba. Ketiga membuat peserta memiliki wawasan akan pentingnya mengadopsi teknologi yang efektif untuk mendukung proses pengetahuan. Dan yang terakhir memberikan gambaran kepada peserta mengenai bagaimana untuk mendorong staff di organisasi nirlaba untuk menjadi aktor aktif dalam proses pengetahuan.
Peserta yang hadir pada pelatihan ini, yaitu:
- Okie Judhijanto Kurniawan, Survey Meter
- Andry Hartanto, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ)
- Beni Sarbini, KANOPI Kuningan
- Andi, KANOPI Kuningan
- Dinnie Indirawati, Jembatan Tiga
- Tino Yosepyn, Performa
- Kurniawan Adhi Nugroho, Performa
- Putri Limilia, Djalaluddin Pane Foundation
- Sardi Winata, Muria Institute
Ruli mengawali pelatihan dengan perkenalan singkat. Dilanjutkan dengan materi sesi pertama Kenapa Organisasi Nirlaba Harus Mengelola Pengetahuan? Oleh Eko Komara. Sebelumnya ia memberikan pendahuluan dengan penjelasan tentang karakterisitik ONL sampai mobilisasi sumber daya. Dalam sesi pertama ini peserta diajak untuk membuat apa tujuan pengelolaan pengetahuan pada organisasi masing-masing dari 3 dimensi pengelolaan?
Setelah rehat kopi, sesi kedua dilanjutkan oleh Eko dengan membahas Pemetaan Alur dan Arus Pengetahuan dalam Organisasi Nirlaba.
Sesi ketiga, Spiralisasi dan Konversi Pengetahuan Demi Keberlanjutan Organisasi Nirlaba. “Spiralisasi pengetahuan merupakan proses akumulasi pengetahuan yang berkesinambungan, yang bekerja pada 3 dimensi pengetahuan. Spiralisasi pengetahuan dilakukan dengan pendekatan khusus per masing-masing arus pengetahuan” yang sebelumnya dijelaskan Eko tentang bagaimana peta jalan untuk menuju pertumbuhan dan keberlanjutan organisasi nirlaba. Dalam sesi diskusi, peserta diberikan sebuah pertanyaan apakah inovasi dan kreasi hasil pengelolaan pengetahuan organisasi yang terpikirkan oleh peserta saat ini?
Sesi keempat dihari pertama Eko memberikan materi Muara dari Dua Arus Pengetahuan Organisasi Nirlaba. lepas sesi ini, dilanjutkan diskusi yang di fasilitasi oleh Ruli. Kegiatan hari pertama selesai pukul 17.30 ditutup dengan foto bersama.
Hari kedua pelatihan, Ruli membawakan materi dalam sesi pertama, Mengelola Arus Pengalaman melalui Pendekatan Budaya Organisasi. “Budaya organisasi adalah cara hidup sekelompok orang yang terkelola dalam sebuah sistem pemaknaan bersama” itu adalah potongan dari slide yang dibawakan oleh Ruli.
Lepas coffee break, Sugeng membawakan materi kedua Mengelola Arus Informasi melalui Pendekatan Sistemik. Dalam sesi ini ia mengenalkan lebih jauh tentang sistem informasi, serta mengenal lebih jauh tentang website sebagai media publikasi dan diseminasi informasi & pengetahuan.
Sesi ketiga yang dibawakan setelah makan siang berjudul Melakukan Sintesa dan Mengelola Ingatan Organisasi dan sesi keempat, Menetapkan Prioritas Strategi dan Target Jangka Pendek dibawakan oleh Ruli.
Pelatihan Mengelola Pengetahuan diakhiri dengan pemberian piagam kecakapan dari Yayasan Penabulu. Yang secara simbolis diserahkan oleh Ruli dan Sugeng, serta ditutup dengan foto bersama.