Laskar Hijau dari Gunung Lemongan
Ia menggeluti berbagai aktivitas: dunia seni rupa, sastra, teater, isu-isu sosial, hak anak, dan lingkungan hidup. Kondisi buruh migran juga tak luput dari perhatian Gus A’ak. Sejak awal millenium, ia mendirikan lembaga pembela hak buruh migran, Solidaritas Buruh Migran Indonesia, yang masuk wilayah “Tapal Kuda” Jawa Timur.
Pada 2011, Gus A’ak juga membangkitkan kembali kesenian lokal Lumajang, Jaran Kencak. Kesenian lokal ini tadinya nyaris lenyap, tergusur oleh seni pertunjukan “modern”. Dengan menggandeng pegiat seni Jaran Kencak, terbentuklah paguyuban Jaran kencak yang kemudian berkembang dan kembali hadir di tengah masyarakat.
Pada 2006, ia mengajak pemuda dan masyarakat di sekitar Gunung Lemongan, Klakah, Lumajang, Jawa Timur, menanami lereng dengan pohon. Misinya menghijaukan kembali lingkungan Gunung Lemongan yang kritis. Kelompok itu bernama “Laskar Hijau”.
Setiap ahad mereka menanam pohon. Dalam empat tahun, areal seluas 400 hektare kembali menghijau. Ranu Klakah, yang dulu selalu nyaris kering, kini mulai dilimpahi air. Dia juga menggagas gerakan ini menjadi agenda tahunan dengan nama “Maulid Hijau”.
Atas usahanya ini, pada 2012 PT Astra Internasional Tbk menganugerahinya SATU Indonesia Award. Setahun kemudian, Wakil Gubernur Jawa Timur juga menganugerahinya “Daun To Earth”, sebagai tokoh peduli kelestarian lingkungan. “Bagi saya, award itu hanya sebagai hiburan,” kata Gus A’ak. Dari Lumajang, ia berharap bisa menghijaukan daerah-daerah kritis lain, terutama di Pulau Jawa.
Sudah sejak tahun 2008. Kami, setiap hari Minggu menanami Gunung Lemongan dengan beragam pohon dan bambu. Bibitnya kami buat sendiri dari biji-bijian yang kami pungut di tong-tong sampah. Kelak siapa pun boleh menikmatinya tapi tak boleh menebang pohonnya.
Apa pun yang kami lakukan dengan Laskar Hijau semata untuk menjaga Indonesia dari kehancuran, agar kami tidak mewariskan alam yang rusak bagi generasi sesudah kami sebagaimana kami telah mewarisi saat ini.
Begitupun kami berharap, Generasi sesudah kami juga bisa mewariskan alam yang lestari bagi generasinya nanti. Karena hanya dengan cara demikianlah sebagai sebuah generasi kita akan lebih berarti.
Menjaga Indonesia dari kehancuran memang pekerjaan mudah. Karena hanya dengan cara demikianlah sebagai sebuah generasi kita akan lebih berarti.
Menjaga Indonesia dari kehancuran memang bukanlah pekerjaan mudah. Namun,kita tidak boleh menyerah. Kita harus sekuat macan dan secerdik kancil.
Setidaknya, Jika kita tidak bisa menjaga Indonesia yang “besar” Kita jaga saja Indonesia yang “kecil” Meski itu hanya seluas Gunung Lemongan.
Karena, Jika kita mencintai kehidupan Kita harus menjaga Indonesia Walaupun hanya menanam satu pohon saja.
Lumanjang, 27 Juni 2012
Sumber: Surat Dari & Untuk Pemimpin, Penulis: A’ak Abdullah Al-kudus, Hal: 298-300.