Kriteria Visi
Dalam menentukan visi organisasi, perlu dipikirkan mengenai kriteria visi agar nantinya visi tersebut bisa dilaksanakan dan dicapai. Beberapa hal mengenai visi, pertama, yaitu visi itu harus menantang: Pengertian di sini adalah bahwa dengan visi tersebut segenap karyawan dan manajemen yang ada di dalam organisasi harus tertantang dengan visi tersebut, oleh karena itu mereka termotivasi untuk mewujudkannya. Dengan adanya visi itu maka organisasi beserta elemen yang ada di dalamnya terfokus untuk melaksanakan. Diharapkan visi tersebut mendorong segenap sumber daya di dalam organisasi untuk melaksanakan, terutama sumber daya manusia, sebaiknya visi dapat menggetarkan seluruh personil di dalam organisasi untuk memicu semangat mewujudkannya.
Kedua, visi itu harus rasional. Pengertian rasional di sini adalah dapat diwujudkan secara nalar atau dapat dicapai. Karena organisasi bukanlah kumpulan dari malaikat, jadi visi itu harus bisa diterima akal sehat, dan napak bumi. Misalnya saja visi organisasi A, menjadi organisasi terbaik di dunia, sementara performansi sekarang masih amburadul di mana sumber daya sedemikian terbatas. Karyawan akan melihatnya sebagai mengada-ada, sehingga mereka tidak tergerak untuk mewujudkannya.
Ketiga, visi itu harus konsisten, artinya sekali kita lansir maka kita harus konsisten untuk mengikutinya. Mungkin arahnya terkadang tidak mengenai sasaran, karena kondisi organisasi, tetapi setidaknya arahnya masih menuju ke sana.
Kita bisa melihat bagaimana konsistensi dalam membangun mega proyek tembok Cina, yang berlangsung sampai beberapa periode pergantian pemimpin dan berlangsung sampai ratusan tahun.
Keempat, visi itu harus jelas dan sederhana. Visi harus bisa dimengerti oleh seluruh karyawan di dalam organisasi. Visi bukan hanya milik orang tertentu saja, visi bukan hanya milik manajemen puncak saja. Oleh karena itu maka visi itu harus jelas serta tidak terlalu sulit untuk mengingatnya, dan (biasanya) tidak terlalu panjang. Biasanya hanya beberapa baris saja, sangat jarang (bahkan, mungkin tidak ada) yang visinya sampai beberapa halaman.
Kelima, visi merupakan vektor dalam arti ada besaran dan arahnya. Hal ini berarti bahwa visi itu harus ada batasannya, serta mungkin untuk dicapai. Batasan dalam hal ini termasuk waktu, di mana dengan visi itu dimungkinkan sumber daya organisasi untuk menca-painya, tetapi sekaligus cukup waktu untuk pengembangan organisasi ke depan dalam mewujudkan visi tersebut.
Keenam, visi itu harus disosialisasikan. Oleh karena visi itu menjadi jiwa seluruh karyawan dalam bekerja, maka harus disosialisasikan agar seluruh karyawan mengetahui dan dapat bekerja mengarah ke sana.
Ketujuh, visi itu harus menggambarkan keunikan organisasi. Visi itu merupakan destinasi organisasi yang semestinya berbeda dari organisasi lain (unik). Visi hanya relevan dengan organisasi, karena disesuaikan dengan kondisi dan aspirasi organisasinya.
Kalau visi tidak memenuhi kriteria di atas, sulit bagi manajemen untuk membawa organisasi (termasuk karyawan) kepada tujuan yang hendak dicapai. Sering kali kita dengar di beberapa organisasi di Indonesia, Direktur kita ini terlalu sering mengawang-awang. Atau yah sudah biarkan saja dia yang melaksanakannya.
Dalam penentuan visi organisasi, bisa dicetuskan/ditentukan oleh pendiri organisasi/pemilik organisasi, bisa dari pimpinan organisasi, manajemen bahkan karyawan, tergantung kepada organisasinya. Beberapa organisasi visinya datang dari pendirinya, yang mencanangkan visi berdirinya organisasi tersebut. Di organisasi lain dalam penentuan visi organisasi, melibatkan segenap manajemen dan didefinisikan secara bersama-sama. Beberapa organisasi melibatkan beberapa karyawan untuk menentukan visi organisasi.