Kerusakan Lingkungan
Kini kita sedang memasuki global warming yang sudah marak terjadi sejak tahun 2000, dari global warming tersebut kerusakan lingkungan pun makin parah terjadi, seperti pencemaran udara, air, tanah, dan suara sebagai dampak adanya kawasan industry, banjir, tanah longsor dan masih banyak kerusakan lingkungan yang lainnya. Nah, apa yang harus dilakukan jurnalis dalam kasus kerusakan lingkungan yang semakin merajalela ini?
Contoh kasus kerusakan lingkungan yang paling menuai perhatian adalah kasus lumpur panas pada 2006 yang menenggelamkan tiga kecamatan di Sidoarjo. Hingga sekarang, bencana ini telah membuat ribuan warga dievakuasi. Puluhan ribu unit rumah dan berbagai infrastruktur terendam lumpur. Belum lagi ancaman kesehatan dari berbagai materi yang terkandung di lumpur, diantaranya gas Hidrogen Sulfida, fenol, Kadmium (Cd), Timbal (Pb), dan besi (Fe) yang melebihi ambang baku mutu.
Kasus lingkungan yang hampir setiap tahun terjadi adalah banjir. Banjir yang disebabkan oleh masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan penebangan hutan yang semakin liar terjadi. Jurnalis sekarang hanya menitikberatkan pemberitaannya jika kasus banjir itu sudah terjadi, kasus kerusakan lingkungan sudah menelan korban jiwa. Dan disinilah peran jurnalis untuk memahami kompleksnya permasalahan, kemudian memberi pemahaman kepada khalayak tentang apa yang terjadi dengan lingkungan mereka, bahaya apa yang sedang mengintai, dan bagaimana mengatasi persoalan tersebut.
Semua kerusakan lingkungan membuat aspek ekonomi, politik, sosial, dan hukum ikut terseret dan juga mendapatkan imbasnya. Media dituntut untuk memiliki kejelian dalam memfokuskan diri pada akar utama penyebab bencana, tindakan upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah atau menanggulangi dampak negatif lingkungan akibat adanya rencana atau pelaksanaan suatu kegiatan lingkungan, dan menekan laju peningkatan jumlah lahan kritis maka perlu diupayakan kegiatan lahan tersebut.
Media harus mampu memisahkan diri dari kepentingan-kepentingan kelompok tertentu yang seringkali ikut bermain dalam kasus lingkungan, Kejahatan terhadap lingkungan dapat dilakukan oleh individu, bahkan kelompok penguasa. Apabila media massa gagal dalam menjalankan jurnalisme lingkungan, maka hal tersebut menjadi bencana bagi lingkungan itu sendiri.
Masyarakat menaruh pengaharapan khusus kepada media massa untuk menyediakan informasi yang memungkinkan masyarakat untuk berperan dalam menjaga lingkungan hidupnya, melakukan pengawasan dan kontrol terhadap berbagai kegiatan yang membahayakan bagi lingkungan hidup.
Sumber: Kompasiana, Selasa, 26 November 2013.