Fundraising melalui Membership
Keanggotaan Sebagai Salah Satu Metode Fundraising
“Pekerjaan atau aktivitas menggalang dana bukanlah pekerjaan mudah”, begitu yang disampaikan oleh beberapa aktivitas atau pegiat sosial di lembaga nirlaba. Penggalangan dana (fundraising) sebagaimana Anda ketahui adalah aktivitas proaktif dan meyakinkan, imajinasi dan kreativitas, juga pertemanan dan kepercayaan.
Aktivitas ini mau tidak mau harus dilakukan sebuah organisasi, khususnya organisasi nirlaba dengan beragam pertimbangan dan kepentingan guna menjamin keberlanjutan lembaga.
Sebagian besar organisasi membangun basis donor kecil melalui kampanye sistematik dengan menggunakan surat (direct mail), e-mail, telepon atau kunjungan langsung ke rumah para donatur. Idealnya, setidaknya Anda akan meminta donatur sasaran empat kali setahun dengan tiga cara yang berbeda. Sejauh ini, cara terbaik yang bisa dilakukan adalah meminta sebanyak mungkin calon donatur untuk bertatap muka. Selebihnya, Anda menindak-lanjutinya dengan menerapkan kombinasi beberapa metode lain seperti surat, e-mail, telepon dan kunjungan dari rumah ke rumah sesuai dengan budaya dan kebiasaan masyarakat atau relawan Anda.
Keanggotaan adalah upaya penggalangan dana dengan cara merekrut individu atau kelompok menjadi donatur tetap, anggota lembaga atau partisipan program. Strategi penggalangan dana dengan sistem keanggotaan umumnya dilakukan oleh lembaga yang mempunyai basis anggota atau mengandalkan donor individual/ lembaga sebagai pendukung pendanaannya.
Sebuah lembaga yang menerapkan pengelolaan anggota atau berbasis keanggotaan kemudian mendapat sebutan sebagai lembaga berbasis keanggotaan (membership organization), konstituen atau komunitas seperti Forest Stewardship Council (FSC) dan Pan European Forest Council (PEFC) yang merupakan organisasi standard kehutanan di tingkat internasional. Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat (FKKM), Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA) untuk tingkat nasional, dan lain sebagainya.
Mengamati kecenderungan marketing saat ini, model keanggotaan merupakan penerapan dari community marketing atau pemasaran berbasis komunitas. Hal ini juga merupakan upaya membangun dan memelihara hubungan serta pola komunikasi atau customer relationship management antara lembaga dengan pelanggannya dalam rangka aktivitas komersial, pemerintah dengan masyarakat dalam aktivitas kenegaraan dan tentunya organisasi dengan konstituen dalam aktivitas sosial.
Beberapa LSM yang menggunakan pola ini dalam menjaring dana di antaranya Yayasan Dompet Dhuafa (DD),Yayasan Dharma Wulan, Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih (YKSPK), Yayasan Dana Sosial al-Falah (YDSF), Yayasan Daarut Tauhiid (DT), Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ), Koperasi Setia Bhakti Wanita (KSBW), Yayasan Mitra Mandiri (YMM), dan lain sebagainya. Khusus YMM dan YDSF, pola keanggotaannya agak unik dan longgar karena tidak ada ikatan formal yang mengikat lembaga dengan donatur.
Alasan Merancang Program Keanggotaan
Sebagian besar organisasi nirlaba menyadari bahwa kebutuhan dana sebagai suatu yang urgen untuk membiayai operasional dan program-program yang diusung lembaga sesuai dengan visi dan misinya. Oleh karena itu perlu dirumuskan strategi pendanaan jangka panjang guna menjamin keberlanjutan dukungan kepada lembaga dan program-programnya.
IQRO Club, misalnya, sebagai salah satu LSM yang peduli terhadap pelajar dalam pembinaan moral dan akhlak pelajar serta pemuda di Indonesia, tidak jauh berbeda dengan organisasi nirlaba lainnya yang membutuhkan banyak dukungan baik materi maupun non-materi dari masyarakat untuk menjalankan program-programnya. Menyadari potensi dalam menggalang sumber daya dari konstituennya, IQRO Club menerapkan strategi penggalangan dana dengan keanggotaan. Mereka merancang berbagai macam program yang pada prinsipnya melibatkan banyak pihak sebagai basis pendukungnya.
Contoh lain adalah Yayasan Dompet Dhuafa (DD) dalam menjaring dan menjaga loyalitas para donaturnya. DD berupaya menyediakan layanan yang memudahkan donatur dalam memberikan sumbangan, serta mengemasnya dalam suatu kemasan yang menarik, khas, berkualitas, menampilkan citra modern, dan multi-guna. Salah satu produk nyata bernilai plus yang dibuat DD adalah KartUkhuwah (KU). KU adalah kartu keanggotaan bagi donatur tetap yang diterbitkan DD bekerja sama dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI) sehingga menambah nilai fungsi bagi anggotanya.
Dari uraian contoh-contoh kasus di atas Anda dapat mengambil kesimpulan beberapa alasan yang menjadi landasan perlunya merancang program keanggotaan secara lebih efisien dan efektif:
- Sarana dan upaya pengembangan berbagai strategi penggalangan dana yang dilakukan oleh organisasi.
- Menjamin keberlanjutan program bahkan keberadaan lembaga.
- Mengintensifkan atau meningkatkan hubungan lembaga dengan donatur.
Sisi positif lainnya, keanggotaan juga menjanjikan keandalan dalam menghimpun dana sehingga program ini bisa menjadi pilihan organisasi dalam aktivitas penggalangan dana. Beberapa hal yang menunjang keandalan dalam menghimpun dana, di antaranya:
Iuran Anggota
Semakin banyak anggota yang bergabung berarti semakin banyak dana yang terhimpun. Dengan interval tertentu dan berkelanjutan lembaga dapat terbantu mengatur aliran dana masuk maupun keluar dengan menyesuaikan kebutuhan sesuai program yang telah dicanangkan.
Ruang Promosi
Dalam praktiknya, program keanggotaan akan dilengkapi dengan sesuatu yang dapat mengidentifikasi sekaligus menjadi kenang-kenangan dan penghargaan kepada anggota (member) seperti kartu anggota, merchandise, newsletter atau buletin sebagai media informasi dan jaringan pelayanan. Semuanya dapat dioptimalkan sehingga menghasilkan pemasukan (income) bagi lembaga. Hal ini bisa dilakukan dengan mengalokasikan sedikit ruang sebagai sarana promosi individu atau lembaga, organisasi yang bersedia menjadi pendukung organisasi Anda.
Produk Promosi
Yang dimaksudkan produk promosi disini adalah merchandise yang diproduksi khusus dengan identitas club atau organisasi dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Produk ini biasanya diberikan kepada anggota sebagai tanda terima kasih atas donasi yang sudah diberikan, diperjual belikan kepada anggota dan non-anggota atau disebarkan pada acara-acara khusus yang diselenggarakan oleh lembaga.
Manfaat Keanggotaan
Penerapan strategi keanggotaan akan memberikan banyak manfaat kepada lembaga sebagaimana metode penggalangan dana lainnya. Beberapa manfaat yang akan Anda dapatkan adalah:
Meningkatkan Prestise
Tidak dipungkiri program keanggotaan akan meningkatkan prestise lembaga. Program ini memberikan nilai tertentu, seperti semakin tertatanya administrasi lembaga dan anggota-anggota pendukungnya. Keanggotaan juga memunculkan icon khusus bagi lembaga yang mencirikan karakteristik lembaga yang bersangkutan.
Membangun dan Memperbesar Konstituen
Keanggotaan merupakan sarana organisasi untuk bertumbuh dan berkembang seiring dengan terus bertambahnya anggota atau pendukung organisasi. Dengan mengaplikasikan program keanggotaan yang efektif, pertumbuhan konstituen akan lebih terkontrol dan akurat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Membangun Komitmen dan Keterikatan
Untuk menjaga loyalitas anggota maka perlu dibangun komitmen untuk menguatkan keberadaan anggota dalam organisasi. Wujud komitmen anggota bermacam-macam, antara lain dengan memberikan dukungan melalui statement (himbauan). Hal semacam ini biasanya disampaikan oleh anggota yang memiliki kekuasaan atau tokoh masyarakat.
Kekuatan Politik Lebih Besar
Nilai lebih yang dimiliki lembaga yang berbasis komunitas adalah kekuatan nilai tawar terhadap kebijakan dari lembaga manapun terutama pemerintah. Nilai lebih ini didapat dari besarnya jumlah anggota yang terekrut.
Dana Tetap dan Kontinyu Serta Terencana
Lembaga berbasis anggota memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengatur posisi keuangan. Melalui donaturnya yang semakin banyak, aliran dana secara kontinyu lebih menjanjikan dibandingkan dengan lembaga yang tidak berbasis anggota.
Kesempatan Lebih Banyak Mendidik Donor dan Calon Donor
Banyaknya donor dan calon donor bagi lembaga berbasis komunitas dapat dimanfaatkan untuk menyatukan persepsi dan rasa kepemilikan terhadap lembaga. Transfer pengetahuan dan informasi merupakan sarana guna menyamakan langkah dan pemikiran tentang pentingnya program yang digulirkan oleh LSM.
Evaluasi Lebih Akurat Mengenai Program dan Para Pemimpin
Dengan adanya keanggotaan, lembaga mendapat evaluasi yang lebih akurat dan objektif. Para anggota dapat memberikan masukan dan kritik bagi program yang telah dilaksanakan oleh lembaga.
Disarikan dari buku: Membership Fundraising, penulis: Herry Setiawan, Yuni Kusumastuti, & Hamid Abidin, penerbit: PIRAMEDIA, 2006, bab 1, halaman:1-10
Posted by Devani Sukma on June 20, 2011