Fenomena Kamar Mandi Tertutup
Pernahkah Anda menunggu kamar mandi yang dipakai orang lain dan tidak juga dibuka walau Anda telah lama menunggunya? Kalau Anda sudah pernah mengalami hal itu, Anda bisa menyadari betapa jengkelnya orang yang menunggu itu.
Ketika sebuah kamar mandi dikunci dari dalam, orang Iain tidak akan mengetahui apa yang dilakukan orang di dalam kamar mandi itu. Kita secara alamiah akan berasumsi bahwa orang di dalam kamar mandi itu melakukan aktivitas yang biasa kita lakukan seperti buang air kecil, buang air besar atau mandi. Kita berasumsi bahwa dalam keadaan normal, kamar mandi itu akan terbuka setelah 15 menit.
Bila kamar mandi tidak juga terbuka setelah 30 menit, kita tentu akan mulai gusar. Bisa saja orang di dalam itu membaca buku, menulis novel, sakit, atau mati. Bisa juga kamar mandinya yang bermasalah, mungkin tidak ada air sehingga orang didalamnya merenungkan untuk memecahkan masalah yang mengerikan ini. Namun, selama kita masih di luar, kita tidak tahu akan hal itu. Apa yang kita rasakan adalah bahwa orang di dalam kamar mandi itu tidak menjalankan tanggung jawabnya dengan benar.
Fenomena kamar mandi tertutup mengatakan bahwa kita tidak tahu apa yang dilakukan orang lain dan orang lain tidak tahu apa yang kita lakukan. Begitu pula apa yang terjadi dengan departemen SDM. Selama orang tidak bekerja dalam departemen SDM, mereka tidak akan pernah tahu benar tentang keadaan departemen ini: bagus, sakit, atau biasa.
Apa yang dapat diketahui oleh orang lain hanyalah hasil kerjanya, yaitu gaji karyawan diterima tepat waktu, karyawannya bermutu, suasana kerja menyenangkan, dan lain-lain. Bila harapan orang lain mengenai hal-hal itu tidak terpenuhi, karyawan akan menyalahkan SDM. Titik.
Pada kenyataannya, departemen SDM di berbagai perusahaan memang dianggap tidak berhasil memenuhi tuntutan pekerjaannya. Dalam bab ini, kita akan membahas empat hal yang berhubungan dengan rendahnya kinerja SDM sehingga mengurangi rasa hormat pada mereka. Setelah itu, kita masih akan membahas empat kelemahan lain lagi dari SDM yang bahkan lebih penting, yakni sikap karyawan departemen SDM terhadap perusahaan dan karyawan lain. Marilah kita bicarakan satu per satu.
Disarikan dari buku: Mengapa Departemen SDM Dibenci?, Penulis: Steve Sudjatmiko, Hal:33-35.